Selasa, 29 September 2009

Pengelasan

PENGETAHUAN DASAR PENGELASAN


A. Latar Belakang
Penyanmbuangn logam sudah ada sejak 5000 th yang lalu, orang sudah dapat melakukan penyambungan logam dengan cara memanasi dua buah logam tersebut sampai suhu kritis kemudian keduanya ditumpangkan dan setelah itu dipalu yang akhirnya membentuk ikatan yang kuat.
Api pemanasnya untuk penymbungan diperoleh dari pembakaran kayu atau arang kayu. Dapat dibayangkan, berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mencapai suhu yang dapat memasakan logam sampai suhu kritis. tentu cara semacam ini tidaklah efektif untuk digunakan dalam pengerjaan pengelasan yang sangat banyak dan berfariasi.
Seiring dengan kemajuna zaman dan perkembangan teknologi khusunya dbidang penyambungan logam yang skrang ini telah ditemukan dan digunkaan seperti mesin las listrik bertenaga motor dan listrik yang praktis, efektif dan efisien sehingga bisa mempercepat kerja dan meringankan kerja karyawan.

B. Tujuan
Adapun tujuan dilaksanakannya praktek las listrik ini adalah agar mahasiswa:
1. Mengetahui teknik pengelasan
2. Mengetahui sulitnya pekerjaan las
3. Dapat menyambung logam dengan baik dan benar


LANDASAN TEORI


A. Penglasan
Pengelasan dapat diartikan sebagai suatu proses penyambungan logam di mana logam menjadi satu akibat panas dengan atau tanpa pengaruh tekanan. Atau dapat juga didefinisikan sebagai ikatan metalurgi yang ditimbulkan oleh gaya tarik menarik antara atom. Menurut DIN (Deuche Industrie Normen) las adalah ikatan metalurgi pada sambungan logam atau logam paduan yang dilaksanakan dalam keadaan lumer atau cair.

1. Sumber tenaga mesin las dapat diperoleh dari:
a. Motor bensin atau diesel
Penggunaan motor bensin atau motor disel biasanya digunakan utuk pekerjaan yang jauh dari tempat/gardu listrik penghasilan energi panas yang dihasilakan oleh listrik bisa digantikan oleh mesin diesel. Mesin las yang digerakkan dengan motor, cocok dipakai untuk pekerjaan lapangan atau pada bengkel yang tidak mempunyai jaringan listrik.

b. Motor listrik
Motor listrik adalah motor yang digeakan oleh tenaga listrik yang digunakan sebagai tenaga pemanas, elektoda las akan disambungkan pada arus positf dan arus negatif akan disambungkan pada benda kerja sehingga timbul konselitng yang menyebabakan timbulnya panas yang membuat letupan (nyala api) pada busur api (elektroda las) sehingga mencairkan elektroda dan cairan elektorda menyeluti benda kerja sehingga benda kerja menyatu menjadi satu ikatan yang tidak terpisahkan. Ada 2 macam mesin las bertenaga listrik yaitu mesin las arus ac dan arus dc.

1) Pesawat las arus bolak-balik (AC)
Pesawat las arus bolak balik (AC) pesawat las ini seperti transformator las, pembangkit listrik motor diesel atau motor bensin. Kapasitas ampernya 200-500 dan biaya operasionalnya rendah serta harganya murah sehingga banyak dipakai. Voltase keluar anara 36-70 volt.

2) Pesawat Las Arus Searah (DC)
Pesawat las yang pembangkit listriknya digerakkan oleh kotor listrik. Salah satu jenis pesawat las arus searah yaitu pesawat pembangkit listrik yang
digerakkan oleh motor listrik (generator) seperti terlihat gambar 2.
Gambar 2. Generator

3) Pesawat Las AC-DC.
Pesawat las ini merupakan gabungan dari pesawat las AC dan DC. Pesawat ini kemungkinan banyak digunakan karena arus yang keluar dapat AC dan DC. Pesawat las jenis ini misalnya transformator – rectifier maupun pembangkit listrik motor disel.

B. Peralatan Las
Dalam melakukan pengelasan ada beberapa peralatan yang sering digunakan dalam pekerjaan las listrik diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Kabel las
Kabel las merupakan bagian penting dalam pengelasan yaitu berfunsi untuk menyalurkan arus listrik dari mesin las ke benda kerja sehingga dapat terjadi bunga api yang akan mencairkan alektroda las. Ada tiga Kabel las yaitu :
a. Kabel elektroda (menghubungkan pesawat dengan elektroda)
b. Kabel masa (menghubungkan pesawat dengan benda kerja)
c. Kabel tenaga (menghubungkan pesawat dengan sumber tenaga)

2. Pemegang Elektroda
Terdiri dari mulut penjepit dan pegangan yang dibungkus oleh bahan penyekat. Pada waktu selesai mengelas bagian yang tidak berhubungan dengan kabel digantung pada gantungan dari bahan isolator.

3. Palu las
Palu las digunakan untuk melepas terak las pada jalan las dengan jalan memukul atau menggores las. Berhati-hatilah membersihkan terak karena kemungkinan akan memercik ke mata atau kebagian badan lainnya.


4. Sikat Kawat
Sikat kawat digunakan untuk :
- Membersihkan benda kerja yang akan dilas.
- Membersihkan terak las yang sudah tepat dari jalur las oleh pukulan palu
las.

5. Klem masa
Klem masa adalah suatu alat untuk menghubungkan kabel masa ke benda kerja. Bahan klem terbuat dari bahan penghantar listrik yang baik seperti tembaga dan dilengkapi dengan pegas agar arus listrik mengalir dengan baik
dan permukaan benda kerja yang akan dijepit harus dibersihkan terlebih dahulu dari kotoran seperti cat, karat maupun minyak.

6. Penjepit
Penjepit (tang) digunakan untuk memegang atau memindah benda kerja yang masih panas.

7. Elektroda las
Elektroda ini dipakai pada pengelasan lasa busur listrik dan mempunyai perbedaan komposisi selaput maupun kawat inti. Ukuran standar diameter kawat inti dari 1,5 mm sampai 7 mm dengan panjang 350 sampai 450 mm.
Jenis selaput elektroda misalnya selulose, kalsium karbonat (Ca Co3), titanium dioksida (rutil), haloin, oksida mangan, oksida besi, serbuk besi, besi silikon, besi mangan dan sebagainya. Tebal selaput 10-50& dari diameter elektroda.

C. Keselaamatan Kerja Las
Perlengkapan yang diperlukan untuk mendapatkan keselamatan kerja:
1. Helem dan tabir
Digunakan untuk melindungi kulit muka dan mata dari sinar las (sinar ultra violet dan ultra merah) yang dapat merusak kulit maupun mata.Adapun penggunaan kaca las adalah sebagai berikut :
No. 5 dipakai untuk las titik
No. 6 dan 7 untuk pengelasan sampai 30 amper
No. 8 untuk pengelasan dari 30 sampai 75 amper
No. 10 untuk pengelasan dari 75 sampai 200 amper
No. 12 untuk pengelasan dari 200 sampai 400 amper
No. 14 untuk pengelasan di atas 400 amper.

b. Sarung tangan
Dibuat dari kulit atau asbes lunak untuk memudahkan memegang pemegang elektroda juga melindungi tangan dari panas.

c. Baju las / Apron
Dibuat dari kulit atau asbes, lihat gambar 10, dapat melindungi badan dan sebagian kaki dari sinar maupun panas. Untuk pengelasan posisi di atas kepala harus memakai baju las yang lengkap. Pada posisi lainnya dapat dipakai apron.

d. Sepatu las
Berguna untuk melindungi kaki dari semburan bunga api dan benturan benda keras.

e. Kamar las
Dibuat dari bahan tanah api dan berfungsi agar orang yang ada di sekitarnya tidak terganggu oleh cahaya las. Kamar las dilengkapi dengan meja las dan harus bersih dari benda yang mudah terbakar serta dilengkapi ventilasi
udara yang baik untuk mengeluarkan gas yang terjadi.

2. Elektroda
a. Elektroda berselaput (lihat gambar 12)
Elektroda ini dipakai pada pengelasan lasa busur listrik dan mempunyai perbedaan komposisi selaput maupun kawat inti. Ukuran standar diameter kawat inti dari 1,5 mm sampai 7 mm dengan panjang 350 sampai 450 mm.
Jenis selaput elektroda misalnya selulose, kalsium karbonat (Ca Co3), titanium dioksida (rutil), haloin, oksida mangan, oksida besi, serbuk besi, besi silikon, besi mangan dan sebagainya. Tebal selaput 10-50& dari diameter
elektroda.

b. Klasifikasi Elektroda
Klasifikasi elektroda menurut AWS (American Welding Society) dinyatakan dengan tanda EXXXX yang artinya :
E : Menyatakan elektroda
XX : (dua angka) sesudah E menyatakan kekuatan tarik depositlas
dalam ribuan lb/m2 (lihat tabel 1)
X : (angka ketiga) menyatakan posisi pengelasan
- Angka 1 untuk pengelasan segala posisi
- Angka 2 untuk pengelasan posisi datar dan bawah tangan
X : (angka keempat) menyatakan jenis selaput dan jenis arus yang cocok dipakai untuk pengelasan
Secara keseluruhan ada pada tabel 1 dan 2.

Contoh : E6013
Artinya :
- Kuat tarik minimum 60.000 lb/m2
- Dapat dipakai pengelasan segala posisi
- Jenis selaput rutil kalium dan pengelasan dengan arus AC atau DC +
atau DC -.

Tabel 1
Klasifikasi Kekuatan Tarik
  1. Lb/m2 Kg/mm2
  2. E 60xx 60.000,- 42
  3. E 70xx 70.000,- 49
  4. E 80xx 80.000,- 56
  5. E 90xx 90.000,- 63
  6. E 100xx 100.000,- 70
  7. E 110xx 110.000,- 77
  8. E 120xx 120.000,- 8
KESIMPULAN

Dari hasil laporan di atas dapat kami simpulkan bahwa Penyambungan dengan mengunakan mesin las listrik dapt mempercepat proses prduksi Amper yang tinggi dapat meyebabkan bahan berlubang.

Continue Reading...

reaper

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Di Indonesian panen merupakan kata yang cukup familiar, panen merupakan suatu kegiatan yang rutin dilakukan oleh seluruh petani untuk memetik atau mengambil hasil dari apa yang talah mereka tanam atau kerjakan.
Negara kita merupakan negara agraris yang hampir 65% penduduknya adalah petani, mereka bekerja diladang dengan bercucuran keringat dengan hasil yang kadang tidak sesuai dengan apa yang mereka harapkan dan tidak sebanding dengan kerja keras petani,. Seiring dengan perkembangan ilmu dan teknologi pertanian, maka diperlukan suatu perubahan (penyesuaian) khususnya dalam budidaya tanaman, sehingga selaras dengan perkembangan kondisi alam, perkembangan teknologi , sosial dan masyarakat. Budidaya tanaman memerlukan waktu dan tenaga yang cukup besar mulai dari kegiatan pengolahan tanah, penanaman, pemeliharaan tanaman, panen yang diakhiri dengan pasca panen.
Petani yang memiliki lahan yang luas seringkali menghadapi hambatan dalam setiap kegiatan budidaya karena keterbatasan sumberdaya terutama tenaga kerja di bidang pertanian serta didukung dengan masih rendahnya tingkat produktivitas tenaga kerja pertanian tersebut. Hal ini karena hampir sebagian besar tenaga kerja pertanian saat ini sudah memasuki usia non produktif sementara generasi muda lebih banyak terjun di sektor lain baik industri maupun sektor informal sebagai akibat dari rendahnya minat mereka untuk terjun langsung ke lahan pertanian. Oleh karena itu perlu dikembangkan sistem budidaya pertanian berbasis teknologi (mekanisasi pertanian) berupa mesin pemanen padi yang dapat mempermudah kerja petani.

B. Tujuan
Adapun tujuan praktek identifikasi pisau mesin panen padi adalah agar mahasiswa:
1. Mengetahu prinsip kerja pisau
2. Mengetahui jenis-jenis pisau
3. Mampu merancang dan membuat pisau pemotong
BAB II. LANDASAN TEORI

A. Mesin Panen
Mesin pemanen adalah mesin yang berfungsi untuk memotong batang padi dan meletakkan tanaman dalam barisan untuk memudahkan pengumpulan serta perontok mekanik merontokkan gabah dari tanaman padi, mempercepat perontokan (jadi mengurangi kehilangan hasil), dan mengurangi kebutuhan tenaga kerja.
B. Jenis dan Pemilihan Mesin Panen Padi
Ada beberapa jenis mesin panen padi, yaitu
1. Reaper (windrower), yang hanya memotong dan merebahkan hasil potongan dalam alur, atau collection type reaper yang memotong dan mengumpulkannya.
2. Binder, mesin yang memotong dan mengikat
3. Combine harvester, mesin yang memotong dan merontokkan

Dalam memilih mesin pemanenan padi, ada bebrapahalyang harus diperhatikan diantaranya adalah sebgai berikut:
1) Untuk kerja dan upah dalri buruh panen dengan cara tradisional
2) Harga, biaya perawatan, umur, kinerja, dsb, dari setiap mesin
a. Ukuran petakan lahan
b. Tinggi malai padi, kemudahan rontok
c. Tingkat kekeringan dan daya dukung tanah pada saat panen
3) Cara pengumpulan, pengeringan, transportasi, perontokan dan pengeringan gabah setelah pemotongan


Dari berbagai jenis mesin panen padi, kemampuannya untuk disesuaikan dengan ketinggian malai, kondisi malai, kinerja pada kondisi lahan tertentu adalah berbeda-beda. Misalnya untuk varietas padi yang mudah rontok, pemotongan harus dilakukan dengan sedikit mungkin menimbulkan getaran untuk meminimumkan susut karena rontok ke lahan.

Apapun jenis mesin panen yang dipilih, diharapkan ada penyesuaian dari ketinggian posisi malai, padinya tidak mudah rontok dan lahan sawah harus kering. Jika tidak, maka efisiensi akan rendah dan susut panen akan tinggi.

1. Reaper
Diantara berbagai jenis reaper manual, tipe tarik adalah yang paling ringan dan praktis. Bila dilengkapi dengan rangka pengumpul, alat ini dapat digunakan untuk mengumpulkan padi dalam dua tarikan pemotongan. Jika padi ditanam pada baris yang teratur, kinerja alat ini adalah 1,5 hingga 2 kali sabit. Karena cara pemakaiannya sambil berdiri, maka kelelahan kerja menjadi lebih ringan dibandingkan dengan menggunakan sabit. Mata pisau dapat dipergunakan untuk memanen sekitar 0,1 ha tanpa harus diasah.

Ada juga jenis windrower yang dipasangkan di depan traktor tangan, dan dipgerakkan oleh enjin traktor tangan tersebut. Pisau pemotongnya dapat berupa tipe rotari atau gunting. Gambar 2. Selanjutnya, mesin reaper yang memiliki enjin penggerak sendiri dapat dilihat pada Gambar 3 sampai 5.









Gambar 2. jenis-Jenis Reaper
2. Binder
Binder bisa memiliki bagian pemotong untuk satu hingga empat alur tanam, tetapi jenis binder dengan dua alur (lebar potong sekitar 50 cm) lebih populer. Semua binder memiliki enjin sendiri (self propelled). Padi yang telah dipotong akan langsung diikat menjadi 1 hinga 2 kg ikatan dankemudian direbahkan ke satu sisi yang sama. Binder juga dilengkapi dengan alat pengangkat padi, yang dipergunakan untuk menggangkat padi yang lebah sebelum dipotong






Gambar 3. Two-row binder (Yasumasa, 1988)

Tali pengikatnya dapat terbuat dari bahan sintetis, serat atau jerami, dll. Tergantung perusahan yang membuatnya. Tali pengikat ini harus ditangani dengan baik dan tidak boleh basah.

Ketinggian pemotongan, ukuran ikatan, tingkat kekencangan ikatan dapat diatur. Biasanya binder dilengkapi dengan dua hingga emapt kecepatan maju, dan satu atau dua kecepatan mundur. Mesin ini digerakkan oelhe enjin bensin berpendingan air dengan tenaga 3 hingga 5 hp.

Bagian pemotong biasanya memiliki pisau tipe cutter bar . Kinerja mesin ini berkisar antara 40 hingga 80 menit per 10 are. Bila banyak padi yang rebah, makan kinerjanya pun akan menurun.
3. Combine Harvester
a. Head-feed type combine harvester
Mesin panen combine jenis ini dikembangkan di Jepang. Mesin ini hanya mengumpankan bagian malainya saja dari padi yang dipotong ke bagian perontok mesin. Gabah hasil perontokan dapat ditampung pada karung atau tangki penampung gabah sementara. Bagian pemotong dari mesin ini adalah hampir sama dengan bagian pemotong dari binder, bagian pengikatnya digantikan dengan bagain perontokan. Jerami, setelah perontokan, bisa dicacah kecil-kecil sepanjang 5 cm dan ditebar di atas lahan, atau tidak dicacah, tetapi diikat dan dilemparkan ke satu sisi, untuk kemudian dikumpulkan untuk kemudian dapat dimanfaatkan untuk hal lain.

Combine jenis ini tersedia dalam tipe dorong maupun tipe kemudi. Lebar pemotongan bervariasi dari 60 cm hingga 1,5 meter. Enjin yang digunakan bervarias dari 7 hingga 30 hp. Karena jauh lebih berat dari pada binder bagian penggerak majunya dibuat dalam bentuk trak karet (full track rubber belt)..

Kecepatan maju berkisar antara 0,5 hingga 1 m/detik. Dengan memperhitungkan waktu belok dan waktu pemotongan dengan manual di bagian pojok lahan, biasanya waktu yang dibutuhkan untuk pemanenan berkisar 30 hingga 70 menit per 10 are, jika lebar pemotongan 1 m.

Keterangan :
1. pengarah malai
2. kursi operator
3. sensor ketinggian malai
4. penutup perontok padi
5. tuas perontok (thresher)
6. lampu belok
7. penjepit batang padi
8. rantai pengarah dan penjepit perontokan
9. rantai pembawa padi ke perontok
10. batang pemisah tanaman yang belum dipotong
11. pisau pemotong
12. divider
13. lampu depan















Gambar 7. Head-feed combine harvester
b. Standard type combine harvester
Mesin panen padi jenis ini adalah mesin yang dikembangkan di Amerika dan Eropa, yang dipergunakan juga untuk memanen gandum. Padi yang dipotong termasuk jeraminya, semuanya dimasukkan ke bagian perontokan. Gabah hasil perontokan ditampung dalam tangki, dan jeraminya di tebarkan secara acak di atas permukaan tanah. Semua jenis combine ini dioperasikan dengan cara dikendarai (riding type). Lebar pemotongan berkisar antara1,5 hingga 6 meter. Namun yang populer adalah 4 meter. Enjin sebagai sumber tenaga gerak adalah sekitar 25 hp per 1 meter lebar pemotongan. Bagian penggerak majunya adalah menggunakan roda, atau half-track type atau full-track type.










Gambar 5. Standard Combine harvester (Claas)
BAB III. PEMBAHASAN

A. Prosedur
Kegiatan praktek identifikasi reaper dilakukan setelah menerima materi kuliah Alat Mesin II tentang cara membuat reaper, pengoprasian mesin dan teknik-teknik pengerjaan lainnya secara terbimbing.

Keberhasilan praktek dapat tercapai apabila ada kerja sama yang baik dari berbagai pihak, baik dari mahsiswa, dosen pembimbing serta teknisi praktek yang bertugas menyiapkan peralatan dan bahan praktek. Setelah itu tingkat kedisiplinan dan keterampilan yang tinggi dari pembim-bing dan teknisi akan mendukung terciptanya hasil praktek yang diharapkan. Langkah kegiatan praktek identifikasi reaper ini meliputi:
1. Menghidupkan Raper
Sebelum menghidupakan reaper harus dipastikan bahwa reaper dalam keadaan baik dan siap operasi seperti pengecekan bahan bakar, keadaan ban, cek oli dan pisau pemotng. Adapun langkah-langkah menghidupkan reaper adalah sebagai berikut
a. Hidupakan mesin dengan menarik engkol
b. Besarkan gas
c. Hidupkan pengendali pisau pisau
d. Hidupkan perseneleng (gigi) maju
e. Hidupkan pisau
f. Jalankan reaper

2. Membongkar Reaper
Setelah praktek menghidupkan untuk menambah pengetahuan dan pengalaman serta memperlengkap identifikasi reaper, kami juga di berikan kesempatan untuk membongakar mesin panen. Adapun langkah-langkah membongkar reaper diantaranya adalah sebgai berikut:
a. Membngkar penutup pisau dengan
Dalam membngakar pentup pisau kita harus teliti agar mempermudah dalam perakitan. Langkah pembongkaran penutup pisau (bonet) adalah sebgai berikut:
1) Buka screw pengikat atas dengan obeng (–) yang besar
2) Lakukan pembukaan pembukaan mur cecara perlahan agar tidak mengakibatkan pegas loncat
3) Setelah screw pengikat terlepas buka baut pengikat bawah dengan kunci ring pas 14.
4) Setelah semuanya terlepas bonet, star wheel, dan platnya
5) Simpan baut, srew, pegas dankomponen kecil lainya didalam satu tempat untuk mempermudah perakitan.

b. Mematikan reaper
Setelah selesai pemanenan maka reaper harus dimatikan, disamping untuk menhemat bahan bakar juga untuk menjaga kinerja mesin agar tetap dalam kndisi yang baik. Adapun langkah-langkah mematikan reaper adalah sebagai berikut:
1) Kecilkan gas
2) Tekan perseneleng maju untuk menghentikan laju reaper
3) Matikan pisau
4) Kecilkan gas
5) Setelah semua dimatikan tempatkan persneleng pada posisi netral
6) Reaper siap disimpan







B. Hasil
Banyak sekali pengetahuan yang mahasiswa dapatkan setelah perktek identifikasi reaper ini diantaranya adalah mahasiswa mejadi mampu:
1. Mengidetifikasi reaper
Proses identifikasi berjalan secara mandiri dengan di awasi oleh dosen pembimbing dan dibantu oleh teknisi untuk penyiapan alat adapaun bagian reper yang diidetifikasi adalah:
a. Pisau reaper
b. Pergerakan pisau utama
c. Pergerakan pembawa padi

2. Mengetahi prinsip kerja reper
Reaper bekerja menurut prinsip kerjanya yaitu memotong padi dengan pisau pemotong dengan landasan pisau tetap yang digerakan oleh mesin penggerak yang kemudian hasil pemotongan akan di salurkan ke bagian pinggir alur (bagian pinggir sawah).



3. Membongkar pisau reaper
Dalam membongkar pisau reaper banyak sekali bagian yang harus dibongkar terebih dahulu seperti pengikat pisau, penghubung poros, penutup pisau, rantai dan lainnya, akan tetapi dengan ketelitian dan kejelian pembimbimbng kami kami jadi bisa membongkar pisau reaper tanpa harus membngkar rantai-rantai penggerak






BAB IV. KESIMPULAN

Dari teori dan prosedur diatas dapat saya simpulakan bahwa proses perancangan pemotongan (cutter) memang sangat rumit dan membingungkan diperlukan kerja keras dan pengetahuan yang tinggi akan rumus dan komponennya.
Akan tetapi dengan kesungguhan dan kemauan yang kuat kita pasti bisa membuatnya.
Continue Reading...
BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Beras adalah komoditas strategis dan merupakan pangan pokok bangsa Indonesia. Konsumsi beras setiap tahun selalu meningkat seiring dengan laju penambahan penduduk. Sudah banyak upaya untuk mengerem laju konsumsi beras dengan aneka ragaman pangan lokal namun tampaknya setiap tahun selalu mengalami kenaikan. Swasembada beras terjadi tahun 1984 dan dapat dipertahankan pada tahun 1990. Setelah itu peningkatan konsumsi beras tidak sebanding lagi dengan laju peningkatan produksi dan areal panen (Kasryno et al., 2001). Sejak tahun 1994 Indonesia mulai mengimpor beras lagi, dan setiap tahun ada kecenderungan peningkatan impor.
Masalah besar petani adalah kehilangan hasil, mutu yang rendah dan harga yang fluktuatif yang cenderung tidak memberikan insentif kepada mereka sangat amat dirasakan dan perlu segera solusinya (Moehaimin-Sovan, 2002). Kehilangan hasil pasca panen masih tinggi yaitu mencapai 20,5% (Anonimus, 1995). Mutu beras yang dihasilkan umumnya sangat rendah yang dicirikan oleh beras patah (broken) yang lebih dari 15% dengan rasa, warna yang kurang baik. Selanjutnya harga gabah ditingkat petani belum dapat memperbaiki tingkat pendapatan.
Seiring dengan perkembangan zaman dan kemajuan teknologi telah banyak sekali peralatan dan mesin yang dibuat untuk penanganan pasca panen yang dapat membantu petani dalam mengefektifkan dan mengefisienkan hasil pengilingan padi (RMU) sehingga harga padi dapat sesuai dengan harga dan kebutuhan pasar.

B. Tujuan
Adapun tujuan digunakannya Pengilingan Padi (RMU) adalah sebagai berikut:
1. Mengurangi jumlah kehilangan beras akibat penumbukan.
2. mengurangi dan mempertahankan kualitas beras hasil gilingan.
3. mengefektif dan mengefisienkan waktu, biaya dan pekerja.























BAB II. LANDASAN TEORI

A. Pengilingan
Secara umum, mesin-mesin yang digunakan dalam usaha industri jasa penggilingan padi dapat dikelompokkan sebagai berikut:
1. Mesin pemecah kulit/sekam atau pengupas kulit/sekam gabah kering giling (huller atau husker)
2. Mesin pemisah gabah dan beras pecah kulit (brown rice separator)
3. Mesin penyosoh atau mesin pemutih (polisher)
4. Mesin pengayak bertingkat (sifter)
5. Mesin atau alat bantu pengemasan (timbangan dan penjahit karung)

Mesin pemecah kulit/sekam gabah kering giling berfungsi untuk memecahkan dan melepaskan kulit gabah. Input bahan dari mesin ini adalah gabah kering giling (GKG), yaitu gabah dengan kadar air sekitar 14% basis basah dan outputnya berupa beras pecah kulit (BPK) yang berwarna putih kecoklatan (kusam) atau disebut juga brown rice. Mesin pemecah kulit gabah yang banyak digunakan dewasa ini adalah mesin tipe rubber roll yang prinsip kerjanya memecah kulit gabah dengan cara memberikan tenaga tarik akibat kecepatan putar yang berbeda dari dua silinder karet yang dipasang berhadapan. Persentase gabah terkupas, beras patah dan beras menir tergantung pada kerapatan dan kelenturan silinder karet ini. Silinder yang telah mengeras atau yang terlalu rapat satu sama lain akan meningkatkan jumlah beras patah dan beras menir, sedangkan jarak kedua silinder yang renggang akan menyebabkan persentase gabah tidak terkupas meningkat. Biasanya gabah yang tidak terkupas akan dipisahkan dari beras pecah kulit dan dimasukkan lagi ke dalam pengumpan hingga semuanya terkupas. Pekerjaan ini dilakukan menggunakan mesin lain yang disebut mesin pemisah BPK dan gabah, atau secaram umum disebut pengayak.
Mesin pemecah kulit diperlihatkan pada Gambar 1, sedangkan Gambar 2 memperlihatkan aliran gabah dalam mesin tersebut. Gabah yang diumpankan ke dalam mesin pemecah kulit biasanya tidak seluruhnya terkupas. Besar kecilnya persentase gabah tidak terkupas ini tergantung pada penyetelan mesin. Bagian yang tidak terkupas tersebut harus dipisahkan dari beras pecah kulit untuk diumpankan kembali kedalam mesin pemecah kulit. Pemisahan ini dilakukan dengan menggunakan mesin pemisah gabah dari beras pecah kulit, yang dapat menyatu atau terpisah dengan mesin pemecah kulit.


Gambar 1. Mesin pemecah kulit gabah tipe rubber roll (Sumber : PT Agrindo)





Gambar 2. Aliran bahan pada mesin pemecah kulit gabah tipe rubber roll (Sumber : PT Agrindo)
Selanjutnya beras pecah kulit mengalami proses penyosohan yang dilakukan menggunakan mesin penyosoh atau disebut juga mesin pemutih. Hasil dari proses penyosohan adalah beras putih yang siap dipasarkan atau dimasak. Mesin penyosoh yang umum digunakan di Indonesia adalah mesin tipe friksi jetpeller. Beras pecah kulit yang diumpankan ke dalam mesin ini didorong memasuki silinder dengan permukaan dalam tidak rata dan pada bagian dalamnya terdapat silinder lain yang lebih kecil dan mempunyai permukaan luar yang tidak rata serta berlubang-lubang. Beras pecah kulit akan berdesakan dan bergesekan dengan permukaan silinder yang tidak rata sehingga lapisan kulit arinya (aleuron) yang berwarna kecoklatan terkikis. Kulit ari yang terkikis ini menjadi serbuk dedak yang dapat menempel pada permukaan beras dan juga permukaan dinding silinder, sehingga dapat menurunkan kapasitas penyosohan. Oleh karena itu mesin penyosoh tipe jetpeller dilengkapi dengan hembusan udara yang kuat dari dalam silinder kecil yang berlubang-lubang, sehingga mendorong dan melepaskan serbuk dedak dari permukaan beras dan dinding silinder untuk mendapatkan beras putih yang bersih dan menjaga kapasitas giling tidak menurun. Selain itu hembusan udara ini juga berfungsi untuk menjaga suhu beras tetap rendah selama proses penyosohan sehingga penurunan mutu akibat perubahan kimia (menyebabkan cracking pada beras) yang disebabkan oleh panas dapat dicegah.





Gambar 3. Mesin penyosoh beras pecah kulit tipe friksi jetpeller (Sumber : PT Agrindo)
Beras putih hasil proses penyosohan kemudian perlu dipisahkan menurut kelompok mutunya yaitu beras utuh dan beras kepala sebagai mutu terbaik, beras patah sebagai mutu kedua, dan beras menir sebagai mutu ketiga. Pemisahan dilakukan menggunakan mesin pengayak bertingkat (sifter) atau silinder pemisah (silinder separator). Ketiga macam mutu beras tadi akan dicampurkan kembali dengan perbandingan tertentu untuk menentukan harga jual sebelum beras dikemas bila akan dipasarkan. Pengemasan umumnya menggunakan karung plastik berukuran 50 kg. Penimbangan dilakukan secara manual, demikian pula penutupan karung, dapat dilakukan secara manual baik dengan atau pun tanpa bantuan alat penjahit portabel. Gambar 4 memperlihatkan cara kerja mesin pengayak beras dengan saringan bertingkat beserta hasil pemisahannya.


Gambar 4. Mesin pengayak beras dengan saringan bertingkat dan hasil proses pemisahannya (Sumber : PT Agrindo)
Bila ditinjau dari konstruksinya, mesin-mesin penggiling padi dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu rice milling unit (RMU) dan rice milling plant (RMP). Perbedaan yang mendasar antara keduanya adalah pada ukuran, kapasitas dan aliran bahan dalam proses penggilingan yang dilakukan. Penggilingan padi yang lengkap kadangkala dilengkapi dengan pembersih gabah sebelum masuk mesin pemecah kulit, dan pengumpul dedak sebagai hasil sampingan dari proses penyosohan.
B. Rice Milling Unit.
Rice milling unit (RMU) merupakan jenis mesin penggilingan padi generasi baru yang kompak dan mudah dioperasikan, dimana proses pengolahan gabah menjadi beras dapat dilakukan dalam satu kali proses (one pass process). RMU rata-rata mempunyai kapasitas giling kecil yaitu antara 0.2 hingga 1.0 ton/jam, walau mungkin sudah ada yang lebih besar lagi. Mesin ini bila dilihat fisiknya menyerupai mesin tunggal dengan fungsi banyak, namun sesungguhnya memang terdiri dari beberapa mesin yang disatukan dalam rancangan yang kompak dan bekerja secara harmoni dengan tenaga penggerak tunggal. Di dalam RMU sesungguhnya terdapat bagian mesin yang berfungsi memecah sekam atau mengupas gabah, bagian mesin yang berfungsi memisahkan BPK dan gabah dari sekam lalu membuang sekamnya, bagian mesin yang berfungsi mengeluarkan gabah yang belum terkupas untuk dikembalikan ke pengumpan, bagian mesin yang berfungsi menyosoh dan mengumpulkan dedak, dan bagian mesin yang berfungsi melakukan pemutuan berdasarkan jenis fisik beras (beras utuh, beras kepala, beras patah, dan beras menir). Kesemua fungsi tersebut dikemas dalam satu mesin yang kompak dan padat, sehingga praktis dan mudah digunakan. Salah satu bentuk RMU.

Rice milling unit merupakan suatu mesin yang berpungsi untuk mngupas kulit luar padi dan memutihkan padi supaya mutu serta kualitas padi tetap terjaga. Rice milling unit memilliki berbagai kelabihan dibandingkan dengan pengupasan padi tradisional diantanya adalah sebagai berikut:
1. beras yang dihasilkan lebih bersih dan mengkilap sehingga meningkatkan harga jual
2. proses produksi lebih cepat mudah dan menyenangkan
3. mengurangi kebutuhan tenaga kerja
4. hasil produksi lebih banyak dengan waku yang singakat
5. minimalnya beras pacah (broken) sehingga dapat mempertahankan mutu

a. Jenis-jenis Rice Milling
Ada beberapa jenis pengiling padi diantaranya adalah:
 Bur mill
 Hamer mill
 Role mill

C. Analisis Pendapatan Bersih Usaha RMU
Komponen biaya total terdiri dari biaya-biaya variabel (biaya tidak tetap) dan biaya tetap. Biaya variabel adalah biaya yang secara total berubah secara proporsional dengan perubahan aktivitas, dengan kata lain biaya variabel adalah biaya yang besarnya dipengaruhi oleh jumlah produksi yang dihasilkan, akan tetapi biaya variabel per unit sifatnya konstan. Sedangkan biaya yang selalu tetap secara keseluruhan tanpa terpengaruh oleh tingkat aktivitas (Garrison dan Norren, 2001).
Keuntungan = Penerimaan Total – Biaya Total
D. Analisis Finansial RMU
Analisis finansial yaitu menghitung tingkat imbalan yang diterima dari modal yang sudah diinvestasikan pada usaha RMU. Kriteria investasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Net Present Value (NPV), Net B/C, dan IRR.. (Pujosumarto, 1998 ; Gitinger, 1986)
Net Present Value (NPV) :

Keterangan :
B = Manfaat penerimaan tiap tahun
C = Manfaat biaya yang dikeluarkan tiap tahun
t = Tahun kegiatan usaha (t = 1,2,...n)
i = Tingkat discount yang berlaku

Kriteria NPV yaitu :
NPV > 0, berarti usaha RMU yang telah dilaksanakan menguntungkan;
NPV < 0, berarti sampai dengan t tahun investasi proyek tidak menguntungkan;
NPV = 0, berarti tambahan manfaat sama dengan tambahan biaya yang dikeluarkan.
Internal Rate of Returns (IRR) yaitu :
= 0

Keterangan :
Bt = Manfaat penerimaan tiap tahun
Ct = Manfaat biaya yang dikeluarkan tiap tahun
t = Tahun kegiatan usaha (t = 1,2,...n)
i = Tingkat bunga yang berlaku







BAB III. PEMBAHSAN

A. Prosedur
Adapaun prosedur praktek Rice Milling Unit adalah sebagai berikut.
1. Persipan Bahan dan Alat
adapun bahan dan peralatan yang dibuthkan adalah sebagai berikut:
a. Gabah kering
Gabah kering yang disiapkan adalah sekitar 4.5 kg dan diusahakan kering, supaya tidak hancur ketika proses penggilingan untuk itu perlu di keringkan sampai kadar air 14 % agar baik tidak hancur dan standar untuk dikonsumsi.

b. Timbangan
Timbangan merupakan alat bantu yang digunakan untuk mengetahui bobot dari setiap bagian gabah yang akan di giling, karena gabah yang digiling sedikit jadi menggunakan RMU yang kecil supaya lebih efektif dan efisien.

c. Wadah
Dalam proses penimbangan, dan penggilingan kita memerlukan wadah yang cukup supaya tidak bluberan kemana-mana, leh karena itu tempat penampungan (wadah) sangan penting disediakan supaya praktek berjalannya dengan lancer. Adapun wadah yang dipergunakan adalah ember, baskom dan serokan.

2. Penimbangan pertama
Setelah gabah siap proses selanjutnya adalah penimbangan, penimbangan dilakukan tiga kali karena dibagi menjadi tiga wadah yang masing-masing wadah berisikan 3 kg gabah agar sesuai dengan kafasitas RMU yang ada. Proses penimbangan dilakukan sebganyak dua kali perkelompok (wadah) yang pertama sebelum pengilingan dan yang kedua setelah penggilingan.

3. Penggilingan
Pengilingan padi dilakukan dengan menggunakan model RMU kecil yang digerakan dengan tengga listrik. Sehingga tidak bising akan tetapi beras yang dihasilkan kurang putih karena tidak dilengkapi dengan pemutih. Beras yang digiling masing-masing tiga kg, setiap kali memasukan dengan penyetelah rubber roll yang berfariasi.

4. Penimbangan kedua
Setelah dilakukan penggilingan kemudian hasil pengilingan ditimbang dan dipisahkan menjadi tiga kali penimbangan yaitu:
a. Beras kepala
b. Beras patah
c. Sekam
Untuk penimbangan beras kepala dan beras patah menggunkan alat timbang kecil karena hasil gilingan gabah hanya menghasilkan beras yang seditik akan tetapi untuk sekam digunkan timbangan yang besar agar seseui dengan kafasitanya.

B. Hasil
Adapun hasil praktek pengilingan padi yang dilakukan dilab alsin 4 sepetember 2009 adalah sebagai berikut:
1. Penimangan pertama
a. Beras pecah
Penimbangan pertama dengan gabah kotor 3,5 kg, berat bersih 65,5 gr.
Beratnampan 85 gr – berat kotor 378 = berat bersih 293 gr
b. Sekam
Berat nampan 85 gr – berat kotor 1050 gr = berat bersih 965 gr.
c. Beras kepala
Berat awal – berat total giling = 1500 – 1323,5 = 176,5
Kehilangan persentase pecah kulit = 0,88 %

2. Penimbangan kedua
a. Beras pecah
Berat kertas 3,5 gr – beras pecah 85 gr = 81,5 gr

b. Sekam
Berat nampan 85 gr – berat sekam = 417 gr

c. Beras kepala
Berat bersih beras kepala = 332 gr

3. Penimbangan ketiga
a. Beras pecah
Beras gabah 63 gr – berat kertas 3,5 = 59,6 gr

b. Berat sekam
Berat sekam 286 – berat sekam 216,6 = 502,6 – berat nampan 85 gr = 417,6 gr

c. Beras kepala
Beras utuh 580 – 503 = 1083 – 85 = 998 gr






BAB IV. KESIMPULAN

Dari peraktek hari rabu tanggal 01 juli 2009 saya dapat menyimpulkan bahwa; Rice Milling Unit (RMU) adalah suat alat yang sangat diperlukan untuk mempertahankan kualitas dan sangat efektif serta efisien karena dapat meningkatkan harga jual beras petani. Pemecahan padi secara manual dengan cara ditumbuk menyebabkan harga jual beras petani menjadi sangat murah dibawah standar. Sehingga penulis yakin bahwa RMU dapat membawa kehidupan petani kearah yang lebih baik.
Continue Reading...

Senin, 28 September 2009

PENGOLAHAN TANAH

BAB I. PENDAHULUAN




A. Latar Belakang
Tercatat dalam sejarah bahwa sejak beribu-ribu tahun yang lalu pengolahan tanah telah dilakukan oleh sekelompok manusia dengan tujuan untuk meningkatkan produksi pertaniannya. Tenaga hewan digunakan untuk membajak tanah sejak 7000 tahun yang lalu. Pada penemuan arkeologi dan tulisan-tulisan kuno diketahui bahwa ada pendapat dimana membajak tanah dapat meningkatkan kesuburan tanah.
Dalam tulisan-tulisan ilmiah abad ke-19, bahasan mengenai pengolahan tanah agaknya bertitik tolak dari pandangan ini. Timbul banyak pertanyaan dengan cara bagaimana kesuburan tanah dapat ditingkatkan. Paling tidak dalam setengah abad pertama dari abad ke-20, terdapat dua pendekatan utama dalam penelitian-penelitian mengenai pengolahan tanah. Kelompok ilmuwan pertama mulai dengan mempertanyakan tentang kondisi tanah yang bagaimana yang cocok untuk pertumbuhan tanaman. Sementara kelompok kedua mempermasalahkan tentang cara terbaik untuk mengolah tanah. Kelompok pertama memperoleh jawaban antara lain bahwa pengolahan tanah dapat memperbaiki ketersediaan (availability) air dan udara di dalam tanah ; sementara kelompok kedua menemukan jawaban bahwa dengan pembajakan yang dalam dapat memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan pembajakan yang dangkal. Kedua pendapat ini masing-masing mempunyai kelemahan. Pada pertengahan abad ke-20 berbagai upaya dicoba untuk menggabungkan kedua pendekatan sebab dan akibat.
Telah diketahui bahwa pengolahan tanah dapat merubah dan atau memperbaiki struktur tanah serta memberantas gulma. Perbaikan struktur tanah dengan pengolahan tanah diduga dapat berpengaruh baik pada pertumbuhan tanaman, meskipun pendapat tersebut sulit dibuktikan karena hanya melihat aspek fisik tanahnya saja. Yang pasti bahwa memberantas gulma akan memberikan keuntungan bagi pertumbuhan tanaman.
Perkembangan selanjutnya menunjukkan bahwa penelitian-penelitian mengenai pengolahan tanah terbagi dalam dua aliran, yaitu aliran yang memberikan penekanan pada pengendalian gulma dan aliran yang memberikan penekanan pada perbaikan struktur tanah. Terlepas dari ada tidaknya pengaruh pengolahan tanah pada produksi tanaman, pengolahan tanah sampai kini tetap saja dilakukan petani paling tidak untuk mempermudah pekerjaan berikutnya.

B. Tujuan
Adapun tujuan praktek pengolahan tanah adaah agar supaya mahasiswa tahu bahwa pengolahan tanah dapat:
1. Menciptakan struktur tanah yang dibutuhkan untuk persemaian atau tempat tumbuh benih. Tanah yang padat diolah sampai menjadi gembur sehingga mempercepat infiltrasi a-h, berkemampuan baik menahan curah hujan memperbaiki aerasi dan memudahkan perkembangan akar.
2. Peningkatan kecepatan infiltrasi akan menurunkan run off dan mengurangi bahaya erosi.
3. Menghambat atau mematikan tumbuhan pengganggu.
4. Membenamkan tumbuhan-tumbuhan atau sampah-sampah yang ada diatas tanah kedalam tanah, sehingga menambah kesuburan tanah.
5. Membunuh serangga, larva, atau telur-telur serangga melalui perubahan tempat tinggal dan terik matahari.





BAB II. LANDASAN TEORI



A. Pengolahan Tanah
Pemecahan tanah melibatkan fenomena fisika-mekanika sebagai berikut, yaitu : pada satu elemen dan pada suatu skala mikro, pembebanan akan menyebabkan tekanan pada tanah dan dalam keadaan tertentu tegangan yang timbul tidak tersebar secara merata tetapi terkonsentrasi pada beberapa lokasi pada kumpulan elemen tersebut. Tekanan ini akan menyebabkan pecahnya ikatan antara partikel-partikel tanah pada lokasi-lokasitersebut.

Pada umumnya konsentrasi dari tekanan tinggi akan diikuti dengan konsentrasi tegangan basar yang pada akhirnya menyebabkan terjadinya peruntuhan (failure). Pemecahan elemen terjadi akibat penetrasi kerucut (cone) kedalam blok tanah yang berkelanjutan sampai terjadi pemecahan clod oleh beban vertikal tersebut. Untuk keperluan tertentu pemadatan diperlukan untuk memperkuat bagian tanah yang lemah. Deformasi yang terjadi apakah stabil atau tidak akan sangat tergantung pada bentuk tegangan (stress state) dan karakteristik dari tanah. Karakteristik dari tanah mempunyai dua arti dalam kaitannya dengan stabilitas, karena bentuk tegangan dalam suatu proses pengolahan tanah juga dipengaruhi oleh sifat tanah : pada tanah yang sangat plastis, deformasi yang berlebihan kadang-kadang menghambat adanya bentuk tegangan sebagaimana disebut favor unstable phenomena.

B. Alat Pengolah Tanah
Sebagaimana diuraikan di atas bahwa pengolahan tanah adalah suatu usaha untuk mempersiapkan lahan bagi pertumbuhan tanaman dengan cara menciptakan kondisi tanah yang siap tanam. Pengolahan tanah merupakan proses terberat dari keseluruhan proses budidaya. Konsumsi energy sekitar 1/3 dari total kebutuhan energy
1. Macam-Macam Pengolahan Tanah
a. Pengolahan Tanah Primer
Kegiatan pengolahan tanah pertama (awal) dengan kedalaman lebih dari 15 cm s.d 90 cm
1) Tujuan
Adapun tujuan pengolahan tanah skunder adalah untuk:
a) Memberantas gulma
b) Memperbaiki struktur tanah agar lebih baik untuk pertumbuhan tanaman
c) Menempatkan seresah agar terdekomposisi dengan baik
d) Menurunkan laju erosi dengan cara pengolahan yang sesuai
e) Meratakan tanah
f) Mencampur pupuk dengan tanah
g) Mempersiapkan tanah untuk pemberian air irigasi

2) Alat Pengolahan Tanah Primer
a) Bajak Singkal (Moldboard Flow)
Bajak singkal berfungsi untuk memotong, membalik, memecah tanah sekaligus menutup gulma dan menjadikannya kompos di bawah tanah
 Bagian-bagian Bajak :
- Share
- Singkal (brest, moldboard)
- Landside
- Coulter
- Beam
- Frog
- Shin
 Macam-macam Bajak Singkal :
- Stuble bottoms :
- General purpose bottoms
- Slotted-moldboard bottoms
- Scotch plow bottoms
- Plow bottoms for sod and clay

b) Bajak Piring (disk plow)
Piringan dari bajak ini diikat pada batang penarik melalui bantalan (bearing), sehingga pada saat beroperasi ditarik oleh traktor maka piringannya dapat berputar. Dengan berputaraya piringan, maka diharapkan dapat mengurangi gesekan dan tahanan tanah (draft) yang terjadi. Piringan bajak dapat berada disamping rangka atau berada di bawah rangka.
Setiap piringan dari bajak piringan biasanya dilengkapi dengan pengeruk (scraper) yang berguna selain untuk membersihkan tanah yang lengket pada piringan, juga membantu dalam pembalikan potongan tanah.
Untuk menahan tekanan samping yang terjadi saat bajak memotong tanah, bajak piring dilengkapi dengan roda alur belakang (rear furrow wheel).
 Beberapa keuntungan menggunakan bajak ini adalah :
 Dapat bekerja ditanah keras dan kering
 Dapat untuk tanah-tanah yang lengket
 Dapat untuk tanah-tanah yang berbatu
 Dapat untuk tanah-tanah berakar
 Dapat untuk tanah-tanah yang memerlukan pengerjaan yang dalam.




Gambar 2. Bagian-bagian Bajak Piring

c) Bajak Rotary (rotary plow)
Bajak rotari adalah bajak yang terdiri dari pisau-pisau yang berputar. Berbeda dengan bajak piringan yang berputar karena ditarik traktor, maka bajak ini terdiri dari pisau-pisau yang dapat mencangkul yang dipasang pada suatu poros yang berputar karena digerakan oleh suatu motor. Bajak ini banyak ditemui pada pengolahan tanah sawah untuk pertanaman padi.
Ada tiga jenis bajak rotari yang biasa dipergunakam. Jenis pertama yang disebut dengan tipe tarik dengan mesin tambahan (pull auxiliary rotary engine). Pada jenis ini terdapat motor khusus untuk menggerakkan bajak, sedangkan gerak majunya ditarik oleh traktor.
Jenis kedua adalah tipe tarik dengan penggerak PTO (pull power take off driven rotary plow). Alat ini digandengkan dengan traktor melalui tiga titik gandeng (three point hitch). Untuk memutar bajak ini digunakan daya dari as PTO traktor.
Jenis ketiga adalah bajak rotari tipe kebun berpenggerak sendiri (self propelled garden type rotary plow). Alat ini terdapat pada traktor-traktor roda 2. Bajak rotari digerakkan oleh daya penggerak traktor melalui rantai atau sabuk. Dapat juga langsung dipasang pada as roda, sehingga disamping mengolah tanah bajak ini juga berfungsi sebagai penggerak.






Gambar 3. Bajak Rotary

d) Bajak Chisel
Alat ini berbentuk tajak yang disusun pada suatu rangka. Digunakann untuk memecah tanah yang keras sampai kedalaman sekitar 18 inci. Diperlengkapi dengan 2 buah roda yang berguna untuk transportasi dan mengatur kedalaman pemecah tanah. Jarak antara tajak dapat beragam dari 1 sampai 2 inci. Alat ini, tidak membalik tanah seperti bajak yang lain, tapi hanya memecah tanah dan sering digunakan sebelum pembajakan tanah dimulai




Gambar 7. Bajak Chisel
e) Bajak Subsoil
Alat ini hampir sama dengan bajak chisel hanya bentuknya lebih besar dan digunakan untuk pengolahan tanah yang lebih dalam. Menggunakan alat ini dapat memecahkan tanah pada kedalaman 20 sampai 36 inci. Alat ini sering juga digunakan untuk memecahkan lapisan keras didalam tanah (hardpan), atau untuk memperbaiki drainase tanah.






Gambar 8. Bajak Subsoil
f) Bajak Raksasa
Alat ini sesuai dengan namanya, berbentuk sangat besar dan digunakan untuk membalik tanah pada kedalaman 100 sampai 180 cm. Dengan menggunakan alat ini tanah subur yang ada di dalam tanah dap at diangkat keatas permukaan tanah. Dapat berbentuk bajak singkal atau bajak piringan.

b. Penglahan Tanah Skunder
Pengolahan tanah kedua dilakukan setelah pembajakan. Dengan pengolahan tanah kedua, tanah menjadi gembur dan rata, tata air diperbaiki, sisa-sisa tanaman dan tumbuhan pengganggu dihancurkan dan dicampur dengan lapisan tanah atas, kadang-kadang diberilcan kepadatan tertentu pada permukaan tanah, dan mungkin juga dibuat guludaa atau alur untuk pertanaman.
Alat pengolah tanah kedua yang menggunakau daya traktor antara lain: 1) garu (harrow), 2) perata dan penggembur (land roller dan pulverizer), dan 3) alat-alat lainnya
1) Alat Pengolahan Tanah Skunder
Beberapa jenis garu yang dipakai pada pengolahan tanah kedua adalah
a. Garu Piring.
Garu ini dapat digunakan sebelum pembajakan untuk memotong rumput-rumput pada permukaan tanah, untuk rnenghancurkan permukaan tanah sehingga keratan tanah ( furrow slice) lebih berhubungan dengan tanah dasar. Juga dapat digunakan untuk penyiangan, atau untuk menutup biji-bijian yang ditanam secara sebar.
Secara umum garu piring dibagi atas : 1) garu piring tipe tarik (trailing disk harrow), dan 2) garu piring tipe angiat (mounted disk harrow).
Garu piring dapat mempunyai aksi tunggal (single action) apabila pada saat memotong tanah hanya melempar tanah ke satu arah saja. Juga dapat mempunyai aksi ganda (double action ) apabila piringan yang di depan berlawanan arah dengan yang di belakang dalam melempar tanah. Gambar 30 menunjukkan garu piring aksi tunggal, sedangkan Gambar 31. memperlihatkan garu piring aksi ganda.


Gambar 9. Garu Piring Aksi Tunggal
Apabila posisi garu piring dalam penggan dengannya dengan traktor menyamping, maka garu tersebut disebut garu offset.
Bagian-bagian dari garu piring adalah : piringan (disk), as (gang/arbor bolt), rangka (frame), bantalan (bearing), bumper, kotak pemberat, dan pembersih tanah (scaper).
Piringan dap at bersisi rata atau bergerigl Piringan yang bergerigi biasanya digunakan pada lahan yang mempunyai banyak sisa-sisa tanaman. Ukuran umum berkisar antara 45 sampai 60 cm, sedangkan untuk tugas berat (heavy duty) antara 65 sampai 70 cm. Piringan dipasang pada suatu as yang berbentuk persegi dengan jarak antara 15 sampai 22 cm, atau 25 sampai 30 untuk tugas berat dan masing-maing dipisahkan oleh gelondong (spool).


.

Gambar 10. Garu Piring Aksi Ganda
b. Garu Paku
Garu ini mempunyai gigi yang bentuknya seperti paku terdiri dari beberapa baris gigi yang diikatkan pada rangka. Garu ini digunakan untuk menghaluskan dan meratakan tanah setelah pembajakan. Juga dapat digunakan untuk penyiangan pada tanainan yang baru tumbuh. Bentuk dari garu paku dapat dilihat pada.


Gambar11. Salah Satu Bentuk dari Garu Paku
c. Garu Pegas
Garu pegas sangat cocok untuk digunakan pada lahan yang mempunyai banyak batu atau akar-akar, karena gigi-giginya yang dapat indenting (memegas) apabila mengenai gangguan.
Kegunaan garu ini sama dengan garu paku, bahkan untuk penyiangan garu ini lebih baik, karena dapat masuk ke dalam tanah lebih dalam.

Gambar 12. Salah Satu Bentuk dari Garu Pegas
d. Garu Rotari
Garu rotari ada dua macam, yaitu : garu rotari cangkul (rotary hoe harrow) dan garu rotari silang (rotary cross harrow).
Garu rotari cangkul merupakan susunan roda yang dikelilingi oleh gigi-gigi berbentuk pisau yang dipasangkan pada as dengan jarak tertentu dan berputar vertikal. Putaran roda garu ini disebabkan oleh tarikan traktor.



Gambar 13. Garu Rotari Cangkul Rotary Hoe Harrow) & (Garu Rotari Silang (Rotary Cross Harrow)
Garu rotari silang terdiri dari gigi-gigi yang tegak lurus terhadap permukaan tanah dan dipasang pada rotor. Rotor diputar horisontal, yang gerakannya diambil dari putaran PTO. Dengan menggunakan garu ini, penghancuran tanah terjadi sangat intensif..
e. Garu Khusus
Yang termasuk kedalam garu khusus adalah weeder-mulche dan soil surgeon. Weeder-mulche adalah alat yang digunakan untuk penyiangan, pembuatan mulsa dan pemecahan tanah di bagian permukaan. soil surgeon adalah alat yang merupakan susunan pisau berbentuk U dipasang pada suatu rangka dari pelat. Alat ini digunakan untuk memecah bongkah-bongkah tanah di permukaan dan untuk meratakan tanah.




Gambar 14. Pulverizer


BAB III. PEMBAHASAN



A. Prosedur
Sebelum melakukan praktek pengolahan tanah ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan diantaranya adalah sebgai berikut:
1. Persiapan bahan dan alat
pada proses pengolahan tanah ada beberapa bahan dan alat penting yang harus disiapkan diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Persiapan traktor
b. Persiapan implement
c. Meteran
d. Stop watch
e. Patok

2. Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan pengolahan tanah ada beberapa tahapan yang harus di lakaukan diantaranya adalah sebgai berikut:
a. Setelah taktor berada di lahan. Nyalakan kontak mesin
b. Setelah hidup injak kopling dan pindah gigi kanan 2 dan gigi kiri 1
c. Lepaskan kopling secara perlahan dan jalankan dengan melihat kedepan
d. Turunkan implement dan jalankan traktor dengan kemudi
e. Usahakan agar mengemudi dengan mengunakan tangan satu (tangan kiri)
f. Naikan implement apabila traktor terasa berat
g. Jangan lupa untuk melihat ke belakang untuk melhat hasil pengolahan tapi tetap focus pada bagian depan yang akan di olah
h. Setelah taktro samapai bada bagian ujung lahan angkat implement dan belokan traktor dengan menginjak rem dan membanting kemudi kekiri secara bersamaan lalu injak kopling
i. Setelah membelok lepaskan kopling secara perlahan dan turunkan implement lanjutkan pengolahan dan naik turunakan implement sampai pengolahan selesai
j. Setelah pengolahan selesai naikan implement injak koplingtunkan gigi dan matikan mesin.

B. Hasil
Dari hasil praktek pengolahan datanah pada hari juma’at pukul 13.00 kami dapatkan banyak sekali ilmu baik itu hard skill ataupun soft skill akan tetapi semuanya tidak kan tetpenuhi tanpa adanya bimbingan dari dosen pembimbing dan juga teknisi diantaranya adalah mahasiswa menjadi:
1. Megetahui cara mengemudikan traktor
2. Mengetahui perhitungan pengolahan tanah
3. Megetahui teknik pegolahan tanah
4. Bisa memperaktakan penglahan tanah
















BAB IV. SIMPULAN

Dari pembahasan diatas dapat kami simpulkan bahwa:
1. Pengolahan tanah dapat mengembalikan keadan tanah menjadi subur kembali
2. Pengolahan tanah yang baik akan menghasilkan hasil panen yang baik pula
3. Pengolahan tanah yang kurang baik akan terlihat ketika proses penanaman dan hasil dari penanaman itu sendiri
4. Untuk mendaptkan hasil panen yang baik pengolahan tanah perlu dilakukan



Continue Reading...

TRAKTOR







BAB I. PENDAHULUAN




ALatar Belakang
Tercatat dalam sejarah bahwa sejak beribu-ribu tahun yang lalu pengolahan tanah telah dilakukan oleh sekelompok manusia dengan tujuan untuk meningkatkan produksi pertaniannya. Tenaga hewan digunakan untuk membajak tanah sejak 7000 tahun yang lalu. Pada penemuan arkeologi dan tulisan-tulisan kuno diketahui bahwa ada pendapat dimana membajak tanah dapat meningkatkan kesuburan tanah.
Dalam tulisan-tulisan ilmiah abad ke-19, bahasan mengenai pengolahan tanah agaknya bertitik tolak dari pandangan ini. Timbul banyak pertanyaan dengan cara bagaimana kesuburan tanah dapat ditingkatkan. Paling tidak dalam setengah abad pertama dari abad ke-20, terdapat dua pendekatan utama dalam penelitian-penelitian mengenai pengolahan tanah. Kelompok ilmuwan pertama mulai dengan mempertanyakan tentang kondisi tanah yang bagaimana yang cocok untuk pertumbuhan tanaman. Sementara kelompok kedua mempermasalahkan tentang cara terbaik untuk mengolah tanah. Kelompok pertama memperoleh jawaban antara lain bahwa pengolahan tanah dapat memperbaiki ketersediaan (availability) air dan udara di dalam tanah ; sementara kelompok kedua menemukan jawaban bahwa dengan pembajakan yang dalam dapat memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan pembajakan yang dangkal. Kedua pendapat ini masing-masing mempunyai kelemahan. Pada pertengahan abad ke-20 berbagai upaya dicoba untuk menggabungkan kedua pendekatan sebab dan akibat.
Telah diketahui bahwa pengolahan tanah dapat merubah dan atau memperbaiki struktur tanah serta memberantas gulma. Perbaikan struktur tanah dengan pengolahan tanah diduga dapat berpengaruh baik pada pertumbuhan tanaman, meskipun pendapat tersebut sulit dibuktikan karena hanya melihat aspek fisik tanahnya saja. Yang pasti bahwa memberantas gulma akan memberikan keuntungan bagi pertumbuhan tanaman.
Perkembangan selanjutnya menunjukkan bahwa penelitian-penelitian mengenai pengolahan tanah terbagi dalam dua aliran, yaitu aliran yang memberikan penekanan pada pengendalian gulma dan aliran yang memberikan penekanan pada perbaikan struktur tanah. Terlepas dari ada tidaknya pengaruh pengolahan tanah pada produksi tanaman, pengolahan tanah sampai kini tetap saja dilakukan petani paling tidak untuk mempermudah pekerjaan berikutnya.

B. Tujuan
Adapun tujuan praktek pengolahan tanah adaah agar supaya mahasiswa tahu bahwa pengolahan tanah dapat:
1. Menciptakan struktur tanah yang dibutuhkan untuk persemaian atau tempat tumbuh benih. Tanah yang padat diolah sampai menjadi gembur sehingga mempercepat infiltrasi a-h, berkemampuan baik menahan curah hujan memperbaiki aerasi dan memudahkan perkembangan akar.
2. Peningkatan kecepatan infiltrasi akan menurunkan run off dan mengurangi bahaya erosi.
3. Menghambat atau mematikan tumbuhan pengganggu.
4. Membenamkan tumbuhan-tumbuhan atau sampah-sampah yang ada diatas tanah kedalam tanah, sehingga menambah kesuburan tanah.
5. Membunuh serangga, larva, atau telur-telur serangga melalui perubahan tempat tinggal dan terik matahari.





BAB II. LANDASAN TEORI



A. Pengolahan Tanah
Pemecahan tanah melibatkan fenomena fisika-mekanika sebagai berikut, yaitu : pada satu elemen dan pada suatu skala mikro, pembebanan akan menyebabkan tekanan pada tanah dan dalam keadaan tertentu tegangan yang timbul tidak tersebar secara merata tetapi terkonsentrasi pada beberapa lokasi pada kumpulan elemen tersebut. Tekanan ini akan menyebabkan pecahnya ikatan antara partikel-partikel tanah pada lokasi-lokasitersebut.

Pada umumnya konsentrasi dari tekanan tinggi akan diikuti dengan konsentrasi tegangan basar yang pada akhirnya menyebabkan terjadinya peruntuhan (failure). Pemecahan elemen terjadi akibat penetrasi kerucut (cone) kedalam blok tanah yang berkelanjutan sampai terjadi pemecahan clod oleh beban vertikal tersebut. Untuk keperluan tertentu pemadatan diperlukan untuk memperkuat bagian tanah yang lemah. Deformasi yang terjadi apakah stabil atau tidak akan sangat tergantung pada bentuk tegangan (stress state) dan karakteristik dari tanah. Karakteristik dari tanah mempunyai dua arti dalam kaitannya dengan stabilitas, karena bentuk tegangan dalam suatu proses pengolahan tanah juga dipengaruhi oleh sifat tanah : pada tanah yang sangat plastis, deformasi yang berlebihan kadang-kadang menghambat adanya bentuk tegangan sebagaimana disebut favor unstable phenomena.

B. Alat Pengolah Tanah
Sebagaimana diuraikan di atas bahwa pengolahan tanah adalah suatu usaha untuk mempersiapkan lahan bagi pertumbuhan tanaman dengan cara menciptakan kondisi tanah yang siap tanam. Pengolahan tanah merupakan proses terberat dari keseluruhan proses budidaya. Konsumsi energy sekitar 1/3 dari total kebutuhan energy
1. Macam-Macam Pengolahan Tanah
a. Pengolahan Tanah Primer
Kegiatan pengolahan tanah pertama (awal) dengan kedalaman lebih dari 15 cm s.d 90 cm
1) Tujuan
Adapun tujuan pengolahan tanah skunder adalah untuk:
a) Memberantas gulma
b) Memperbaiki struktur tanah agar lebih baik untuk pertumbuhan tanaman
c) Menempatkan seresah agar terdekomposisi dengan baik
d) Menurunkan laju erosi dengan cara pengolahan yang sesuai
e) Meratakan tanah
f) Mencampur pupuk dengan tanah
g) Mempersiapkan tanah untuk pemberian air irigasi

2) Alat Pengolahan Tanah Primer
a) Bajak Singkal (Moldboard Flow)
Bajak singkal berfungsi untuk memotong, membalik, memecah tanah sekaligus menutup gulma dan menjadikannya kompos di bawah tanah
 Bagian-bagian Bajak :
- Share
- Singkal (brest, moldboard)
- Landside
- Coulter
- Beam
- Frog
- Shin
 Macam-macam Bajak Singkal :
- Stuble bottoms :
- General purpose bottoms
- Slotted-moldboard bottoms
- Scotch plow bottoms
- Plow bottoms for sod and clay

b) Bajak Piring (disk plow)
Piringan dari bajak ini diikat pada batang penarik melalui bantalan (bearing), sehingga pada saat beroperasi ditarik oleh traktor maka piringannya dapat berputar. Dengan berputaraya piringan, maka diharapkan dapat mengurangi gesekan dan tahanan tanah (draft) yang terjadi. Piringan bajak dapat berada disamping rangka atau berada di bawah rangka.
Setiap piringan dari bajak piringan biasanya dilengkapi dengan pengeruk (scraper) yang berguna selain untuk membersihkan tanah yang lengket pada piringan, juga membantu dalam pembalikan potongan tanah.
Untuk menahan tekanan samping yang terjadi saat bajak memotong tanah, bajak piring dilengkapi dengan roda alur belakang (rear furrow wheel).
 Beberapa keuntungan menggunakan bajak ini adalah :
 Dapat bekerja ditanah keras dan kering
 Dapat untuk tanah-tanah yang lengket
 Dapat untuk tanah-tanah yang berbatu
 Dapat untuk tanah-tanah berakar
 Dapat untuk tanah-tanah yang memerlukan pengerjaan yang dalam.




Gambar 2. Bagian-bagian Bajak Piring

c) Bajak Rotary (rotary plow)
Bajak rotari adalah bajak yang terdiri dari pisau-pisau yang berputar. Berbeda dengan bajak piringan yang berputar karena ditarik traktor, maka bajak ini terdiri dari pisau-pisau yang dapat mencangkul yang dipasang pada suatu poros yang berputar karena digerakan oleh suatu motor. Bajak ini banyak ditemui pada pengolahan tanah sawah untuk pertanaman padi.
Ada tiga jenis bajak rotari yang biasa dipergunakam. Jenis pertama yang disebut dengan tipe tarik dengan mesin tambahan (pull auxiliary rotary engine). Pada jenis ini terdapat motor khusus untuk menggerakkan bajak, sedangkan gerak majunya ditarik oleh traktor.
Jenis kedua adalah tipe tarik dengan penggerak PTO (pull power take off driven rotary plow). Alat ini digandengkan dengan traktor melalui tiga titik gandeng (three point hitch). Untuk memutar bajak ini digunakan daya dari as PTO traktor.
Jenis ketiga adalah bajak rotari tipe kebun berpenggerak sendiri (self propelled garden type rotary plow). Alat ini terdapat pada traktor-traktor roda 2. Bajak rotari digerakkan oleh daya penggerak traktor melalui rantai atau sabuk. Dapat juga langsung dipasang pada as roda, sehingga disamping mengolah tanah bajak ini juga berfungsi sebagai penggerak.






Gambar 3. Bajak Rotary

d) Bajak Chisel
Alat ini berbentuk tajak yang disusun pada suatu rangka. Digunakann untuk memecah tanah yang keras sampai kedalaman sekitar 18 inci. Diperlengkapi dengan 2 buah roda yang berguna untuk transportasi dan mengatur kedalaman pemecah tanah. Jarak antara tajak dapat beragam dari 1 sampai 2 inci. Alat ini, tidak membalik tanah seperti bajak yang lain, tapi hanya memecah tanah dan sering digunakan sebelum pembajakan tanah dimulai




Gambar 7. Bajak Chisel
e) Bajak Subsoil
Alat ini hampir sama dengan bajak chisel hanya bentuknya lebih besar dan digunakan untuk pengolahan tanah yang lebih dalam. Menggunakan alat ini dapat memecahkan tanah pada kedalaman 20 sampai 36 inci. Alat ini sering juga digunakan untuk memecahkan lapisan keras didalam tanah (hardpan), atau untuk memperbaiki drainase tanah.






Gambar 8. Bajak Subsoil
f) Bajak Raksasa
Alat ini sesuai dengan namanya, berbentuk sangat besar dan digunakan untuk membalik tanah pada kedalaman 100 sampai 180 cm. Dengan menggunakan alat ini tanah subur yang ada di dalam tanah dap at diangkat keatas permukaan tanah. Dapat berbentuk bajak singkal atau bajak piringan.

b. Penglahan Tanah Skunder
Pengolahan tanah kedua dilakukan setelah pembajakan. Dengan pengolahan tanah kedua, tanah menjadi gembur dan rata, tata air diperbaiki, sisa-sisa tanaman dan tumbuhan pengganggu dihancurkan dan dicampur dengan lapisan tanah atas, kadang-kadang diberilcan kepadatan tertentu pada permukaan tanah, dan mungkin juga dibuat guludaa atau alur untuk pertanaman.
Alat pengolah tanah kedua yang menggunakau daya traktor antara lain: 1) garu (harrow), 2) perata dan penggembur (land roller dan pulverizer), dan 3) alat-alat lainnya
1) Alat Pengolahan Tanah Skunder
Beberapa jenis garu yang dipakai pada pengolahan tanah kedua adalah
a. Garu Piring.
Garu ini dapat digunakan sebelum pembajakan untuk memotong rumput-rumput pada permukaan tanah, untuk rnenghancurkan permukaan tanah sehingga keratan tanah ( furrow slice) lebih berhubungan dengan tanah dasar. Juga dapat digunakan untuk penyiangan, atau untuk menutup biji-bijian yang ditanam secara sebar.
Secara umum garu piring dibagi atas : 1) garu piring tipe tarik (trailing disk harrow), dan 2) garu piring tipe angiat (mounted disk harrow).
Garu piring dapat mempunyai aksi tunggal (single action) apabila pada saat memotong tanah hanya melempar tanah ke satu arah saja. Juga dapat mempunyai aksi ganda (double action ) apabila piringan yang di depan berlawanan arah dengan yang di belakang dalam melempar tanah. Gambar 30 menunjukkan garu piring aksi tunggal, sedangkan Gambar 31. memperlihatkan garu piring aksi ganda.


Gambar 9. Garu Piring Aksi Tunggal
Apabila posisi garu piring dalam penggan dengannya dengan traktor menyamping, maka garu tersebut disebut garu offset.
Bagian-bagian dari garu piring adalah : piringan (disk), as (gang/arbor bolt), rangka (frame), bantalan (bearing), bumper, kotak pemberat, dan pembersih tanah (scaper).
Piringan dap at bersisi rata atau bergerigl Piringan yang bergerigi biasanya digunakan pada lahan yang mempunyai banyak sisa-sisa tanaman. Ukuran umum berkisar antara 45 sampai 60 cm, sedangkan untuk tugas berat (heavy duty) antara 65 sampai 70 cm. Piringan dipasang pada suatu as yang berbentuk persegi dengan jarak antara 15 sampai 22 cm, atau 25 sampai 30 untuk tugas berat dan masing-maing dipisahkan oleh gelondong (spool).


.

Gambar 10. Garu Piring Aksi Ganda
b. Garu Paku
Garu ini mempunyai gigi yang bentuknya seperti paku terdiri dari beberapa baris gigi yang diikatkan pada rangka. Garu ini digunakan untuk menghaluskan dan meratakan tanah setelah pembajakan. Juga dapat digunakan untuk penyiangan pada tanainan yang baru tumbuh. Bentuk dari garu paku dapat dilihat pada.


Gambar11. Salah Satu Bentuk dari Garu Paku
c. Garu Pegas
Garu pegas sangat cocok untuk digunakan pada lahan yang mempunyai banyak batu atau akar-akar, karena gigi-giginya yang dapat indenting (memegas) apabila mengenai gangguan.
Kegunaan garu ini sama dengan garu paku, bahkan untuk penyiangan garu ini lebih baik, karena dapat masuk ke dalam tanah lebih dalam.

Gambar 12. Salah Satu Bentuk dari Garu Pegas
d. Garu Rotari
Garu rotari ada dua macam, yaitu : garu rotari cangkul (rotary hoe harrow) dan garu rotari silang (rotary cross harrow).
Garu rotari cangkul merupakan susunan roda yang dikelilingi oleh gigi-gigi berbentuk pisau yang dipasangkan pada as dengan jarak tertentu dan berputar vertikal. Putaran roda garu ini disebabkan oleh tarikan traktor.



Gambar 13. Garu Rotari Cangkul Rotary Hoe Harrow) & (Garu Rotari Silang (Rotary Cross Harrow)
Garu rotari silang terdiri dari gigi-gigi yang tegak lurus terhadap permukaan tanah dan dipasang pada rotor. Rotor diputar horisontal, yang gerakannya diambil dari putaran PTO. Dengan menggunakan garu ini, penghancuran tanah terjadi sangat intensif..
e. Garu Khusus
Yang termasuk kedalam garu khusus adalah weeder-mulche dan soil surgeon. Weeder-mulche adalah alat yang digunakan untuk penyiangan, pembuatan mulsa dan pemecahan tanah di bagian permukaan. soil surgeon adalah alat yang merupakan susunan pisau berbentuk U dipasang pada suatu rangka dari pelat. Alat ini digunakan untuk memecah bongkah-bongkah tanah di permukaan dan untuk meratakan tanah.




Gambar 14. Pulverizer


BAB III. PEMBAHASAN



A. Prosedur
Sebelum melakukan praktek pengolahan tanah ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan diantaranya adalah sebgai berikut:
1. Persiapan bahan dan alat
pada proses pengolahan tanah ada beberapa bahan dan alat penting yang harus disiapkan diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Persiapan traktor
b. Persiapan implement
c. Meteran
d. Stop watch
e. Patok

2. Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan pengolahan tanah ada beberapa tahapan yang harus di lakaukan diantaranya adalah sebgai berikut:
a. Setelah taktor berada di lahan. Nyalakan kontak mesin
b. Setelah hidup injak kopling dan pindah gigi kanan 2 dan gigi kiri 1
c. Lepaskan kopling secara perlahan dan jalankan dengan melihat kedepan
d. Turunkan implement dan jalankan traktor dengan kemudi
e. Usahakan agar mengemudi dengan mengunakan tangan satu (tangan kiri)
f. Naikan implement apabila traktor terasa berat
g. Jangan lupa untuk melihat ke belakang untuk melhat hasil pengolahan tapi tetap focus pada bagian depan yang akan di olah
h. Setelah taktro samapai bada bagian ujung lahan angkat implement dan belokan traktor dengan menginjak rem dan membanting kemudi kekiri secara bersamaan lalu injak kopling
i. Setelah membelok lepaskan kopling secara perlahan dan turunkan implement lanjutkan pengolahan dan naik turunakan implement sampai pengolahan selesai
j. Setelah pengolahan selesai naikan implement injak koplingtunkan gigi dan matikan mesin.

B. Hasil
Dari hasil praktek pengolahan datanah pada hari juma’at pukul 13.00 kami dapatkan banyak sekali ilmu baik itu hard skill ataupun soft skill akan tetapi semuanya tidak kan tetpenuhi tanpa adanya bimbingan dari dosen pembimbing dan juga teknisi diantaranya adalah mahasiswa menjadi:
1. Megetahui cara mengemudikan traktor
2. Mengetahui perhitungan pengolahan tanah
3. Megetahui teknik pegolahan tanah
4. Bisa memperaktakan penglahan tanah



BAB IV. SIMPULAN

Dari pembahasan diatas dapat kami simpulkan bahwa:
1. Pengolahan tanah dapat mengembalikan keadan tanah menjadi subur kembali
2. Pengolahan tanah yang baik akan menghasilkan hasil panen yang baik pula
3. Pengolahan tanah yang kurang baik akan terlihat ketika proses penanaman dan hasil dari penanaman itu sendiri
4. Untuk mendaptkan hasil panen yang baik pengolahan tanah perlu dilakukan



Continue Reading...

THRESHER

BAB I. PENDAHULUAN



A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara agraris yang hampir 65% penduduknya adalah petani, dimana berbagai komoditas pertanian banyak tumbuh dan berkembang, salah satunya merupakan komoditas utama dan komoditas politik Indonesia yang tidak dapat dipungkiri lagi keberadaanya yaitu padi. Padi merupakan makanan pokok hampir seluruh warga Negara Indonesia. Pemerintah akan goncang apabila harga beras naik dan melonjak oleh karena itu diperlukan kecermatan dalam penangananya untuk mencegah kelangkaan beras nasional salah satu waktu pemanenan karena pada waktu pemanenan biasanya banyak sekali padi yang terbuang.
Pascapanen di kab Karawang dan Subang, terungkap bahwa penggunaan power thresher (mesin perontok) berkapasitas 6-7 kw/jam mampu menyelamatkan hasil panen minimal 6 kwintal per hektar atau sekitar Rp 1,8 juta per hektar. Harga sewa power thresher adalah Rp 150.000 per ton gabah atau sekitar Rp 900.000 per hektar. Dengan demikian ada selisih keuntungan Rp 900.000 apabila petani melakukan perontokan menggunakan power thresher. Gabah yang dihasilkanpun lebih bagus kualitasnya. Sedangkan perontokan secara konvensional dengan cara digebot, umumnya dalam satu hektar terbagi dalam 60 gunduk perontokan yang 6-12 ton/hari. Penggunaan alsin pascapanen mampu menekan susut, menyelematkan hasil panen dan menambah pendapatan petani (Dr.Ir. Rokhani Hasbullah, MSi. 2007)
B. Tujuan
Adapun tujuan dipelajarinya thresher ini adalah agar mahasiswa:
1. Mengetahui bagian-bagian therser.
2. Mengetahui cara kerja thresher
3. Mempu menghitung dan merancang thresher sendiri
4. Mampu berinovasi untuk menciptakan alat-alat baru


BAB II. LANDASAN TEORI

A. Perontokan Padi
Berbagai upaya peningkatan produksi padi terus dilakukan oleh pemerintah, namun demikian susut hasil selama pascapanen di daerah daerah sentra produksi selama dua dasawarsa terakhir masih tinggi. Menurut Badan Pusat Statistik, angka kehilangan hasil mulai dari panen sampai penggilingan berkisar antara 12-20% dengan kontribusi susut karena perontokan lebih dari 4,8%. Sementara itu hasil pengamatan lembaga pangan Jepang pada tahun 1995 menunjukkan bahwa susut hasil setelah panen akibat pengangkutan ke tempat perontokan berkisar antara 1,4 - 8,2%.
Perontokan padi dilakukan petani dengan berbagai macam cara, antara lain diiles (ditarik) dipukul atau dihempas pada alat bamboo dan kayu dan cara yang lainya dengan mengunakan alat perontok (thresher).

B. Thresher Padi
Thresher merupakan suatu alat yang digunakan untuk melepas butiran-butiran gabah dari tangkainya sehingga dapat diproses menjadi beras.
1. Perinsip Kerja Thresher
a. Merontokan padi dengan melepas butiran-butiran gabah dari tangkai atau malai kemudian memisahkannya.
b. Pelepasan butiran gabah dari atas dasar tarikan, pukulan dan gesekan serta kombinasi dari masing-masing itu.
c. Bagian thresher yang berfungsi melepas butiran gabah adalah gigi perontok.

2. Macam-macam Thresher
a. Menurut Tenaga Penggerak dan Cara Kerjanya
Menurut tenaga penggerak dan cara kerjanya , thresher padi dapat dibedakan menjadi tiga yaitu:
1) Pedal thresher
Pedal thresher merupakan perontok yang digerakan oleh kaki operator. Pada saat perontokan padi dipegang, bagian malai diumpankan pada bagian atas silinder perontk yang berputar. Untuk menggerakan atau memutar silinder perontk, pedal dan as silinder perontok dapat dihubungkan dengan tiga cara yaitu:
a) System rantai atau gear speda (free whell) dan pegasnya menggunakan karet.
b) Mengunakan system engkol dan tanpa pegas dengan dengan pedal dan silinder perontok dihubungkan dengan tuas atau tangkai engkol dari besi kntruksi (besi beton)
c) System gear dan tanpa karet dimana pedal terhubung dengan gear melalui besi poros dan gear kedua langsung terhubung dangan ke silinder perontok.
Pada umumnya thresher tidak memiliki unit pemisah (separator ) maupun unit pembersih.










Gambar 1. Thresher Pedal Yang Telah Dimodifikasi

2) Power Thresher
Power thresher merupakan alat perontok yang digerkan oleh motor bakar atau motor listrik melalui system transmisi. Pengumpanan padi yang dirontkan dengan cara memegang tangkai padi bagian malai diletakan di bawah atau di atas silinder perontok atau dengan melepas padi keruang perontok.
Pada umumnya power thresher sudah dilengkapi dengan unit pembersih berupa saringan dan kipas penghembus untuk memisah tangkai atau jerami, daun dan gabah hasil perontokan.








Gambar 2. Thresher Dengan Tenaga Penggerak Mesin

3) Automatic Thresher
Automatis thresher merupakan alat perontok penggerak motor yang telah disempurnakan dengan menambah alat pengumpan otomatis berupa seperangkat alat yang terdiri dari rantai (penggerak pararel dengan silinder perontok), spring (pegas) dan rail (semacam batang logam yang menekan rantai).
Alat ini juga sering disebut axial flow thresher, dengan kecepatan perontokan relatif tetap dilihat dari segi pengumpanannya.







Gambar 3. Automatic Thresher Dengan Pengumpan
b. Menurut Cara Pengumpannya
menurut cara pengumpannya , thresher dibedakan menjadi dua yaitu:
1) Bahan umpan dipegang
tangkai padi dipegang dan malai diletakan di atas silinder perontok (misalnya pedal thresher) dan diletakan di bawah silinder perontok (misalnya power thresher). Untuk memudahkan pengumpanan, pajang pemotongan padi (saat panen) agak dibawah, dan panjang dari tangkai minimal 50 cm.

2) Bahan umpan dilepas
Pengumpanan dilakukan dengan melepas padi dalam ruang perontok. Mengingat cara pegumpaannya, maka diusahakan agar panjang jerami sependek mungkin, karena panjang jerami akan mempegaruhi kapasitas perontokan.

c. Menurut pemisahan hasil perontokan
Menurut pemisahan hasil perontokan thresher dibedakanmenjadi tiga yaitu:
1. perontokan dengan tangan (hand chaff disposing type)
2. perontokan dengan sendirinya (self chaff disposing type)
3. pemisahan automatic (automatic chaff disposing type)











BAB III. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Prosedur
Kegiatan praktek identifikasi thresher dilakukan setelah menerima materi kuliah Alat Mesin II tentang cara membuat thresher, pengoprasian mesin dan teknik-teknik pengerjaan lainnya secara terbimbing.

Keberhasilan praktek dapat tercapai apabila ada kerja sama yang baik dari berbagai pihak, baik dari mahsiswa, dosen pembimbing serta teknisi praktek yang bertugas menyiapkan peralatan dan bahan praktek. Setelah itu tingkat kedisiplinan dan keterampilan yang tinggi dari pembim-bing dan teknisi akan mendukung terciptanya hasil praktek yang diharapkan. Langkah kegiatan praktek identifikasi thesher ini meliputi:
1. Persiapan peralatan
Sebelum melakukan praktek identifikasi thresher pertama-tama kita harus menyiapkan peralatan dan mesin yang akan kita gunakan di lapangan pada saat identifikasi thresher berlangsung. Adapun peralatan yang digunakan dalam identifikasi thresher adalah :
a. Kunci ring pas
b. Meteran
c. Tang
d. Obeng
e. Sapu (koas)

2. Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan praktek di bengkel kerja sama antar kelompok yang baik akan mempermudah dan mempercepat waktu pelaksanaan identifikasi. Adapaun langkah-langkah identifikasi thresher adalah sebgai berikut:
a. Membuka rumah drum (conver)
Dalam membuka rumah drum ada tahapan-tahapan yang harus dilalui diantaranya adalah sebagai berikut:
1) Lepas pengikat penutup drum
2) Lalu angkat keatas
3) Usahakan penutup jangan sampai menutup sendiri sebelum kita tutup

b. Membuka drum thresher
Langkah-langkah membuka drum thresher diantaranyaadalah sebagaui berikut:
1) Siapkan kunci ring pas 21 dua buah, untuk membuka baut dan mur pengikat poros durum
2) Paskan kunci, setelah pas buka baut dengan hentakan
3) Setelah baut pegikat poros terbuka , angkat durum thresher
4) Letakan ditampat yang cukup lapang untuk pelaksanaan identifikasi

c. Mengukur jarak antar gigi (spike)
Langkah-langkah mengukur spike thresher adapun jarak gigi yang diukur adalah sebgai berikut:
1) Ukur panjang gigi dengan meteran
2) Ukur lebar gigi
3) Ukur jaraj antar gigi yang satu dengan gigi yang lain
4) Ukur jarak antara gigi kedua dengan gigi ketiga (yang berada di tengah)
5) Ukur panjang drum
6) Ukur lebar efektif
7) Ukur diameter drum

d. Mengukur gigi stasioner
Setelah melepas drum dari dudukan rumah thresher maka kita dapat mengukur stasioner. Adapun langkah-langkah dalam pengukuran stasioner adalah sebagai berikut:
1) Siapkan meteran
2) Ukur panjang stasioner sampai ujur pengeluaran
3) Ukur lebar dan pangjang gigi stasioner
4) Ukur kerenggangan antara gigi stasioner dengan gigi di drum thresher
5) Ukur jarak dari gigi terakhir ke ujung rumah thresher.

e. Perakita
Perakitan adalah suatu kegiatan yang biasanya cukup melelahkan karena biasanya kita sudah lelah dengan identifikasi dan kerja. Langkah langkah perakitan drum adalah sebgai berikut:
1) Pasang kembali drum thresher dengan menggunakan mengangkatnya keatas dudukan dan menguncinya kembali dengan baut 21 kanan dan kirinya.
2) Penguncian harus kencang untuk mencegah terjadinya kecelakaan akibat lepanya drum.
3) Tutup rumah stasioner setelah drum thresher dipasang tutup penutup drum untuk mencegas pemampaatan thresher sebagai sarang oleh hewan pengerat dan menyengat.











Gambar 4. Speak Thresher







B. Hasil
1. Identifikasi thresher
a. Fungsi thresher
Perontok padi (thresher) adalah suatu alat perntokan padi yang di desain dengan cara mekanis maupun manual yang berfusi untuk merontokan padi, menguragi kehilangan dan mempertahankan kualitas padi sehingga tidak terjadi kerusakan setelah panen.

b. Mengetahui cara kerja thresher
Cara kerja thresher sangat simple dan mudah akan tetapi dalam perancangan thresher sangatlah rumit dan jlimet. Prinsip adalah memukul padi yang diumpanakan pada gigi-gigi yang dipasang di drum thresher.

c. Mengetahui ukuran-ukuran
Pada dasarnya komponen inti thresher sangatlah sedikit dan mudah untuk diingat seperti drum, satasioner dan poros penggerak pengumpan dan yang lainnya adalah pelengkap untuk penutup chasis sehingga untuk ukurannya mudah di ingat. Ukuran-ukuran thresher bisa disesuaikan dengan keperluan pengguna.

d. Mengetahui cara pperancangan thresher secara umum
Merancang merupakan suatu kegiatan membuat desain sebuah alat yang akan kita kerjakan, proses perancangan tergolong sangat sulit karena membutuhkan pemikiran dan perhitungan akan rumus-rumus. Berbeda dengan langsung membuat thresher karena membuat theresher bisa sambil mencontek yang sudah ada tanpa perlu mendesain kemudian kita kerjakan ulang. Yang paling mahal dari perancangan adalah ide awal karena dalam membuat rancangan mesin baru ide awal kita atau inovasi kita akan dan harus dibayar mahal.




BAB IV. KESIMPULAN

Dari hasil praktek diatas dapat saya simpulkan bahwa; thresher adalah salah satu alat pasca panen yang sangat membantu sekali dalam masalah perontokan padi karena dapat menekan kehilangan, dapat mempertahankan kualitas dan dapat meningkatkan kinerja petani menjadi lebih efektif dan efisien.
Thresher sudah banyak digunkan akan tetapi masih kurang efektif karena antara gabah dan kotoran masih tercampur dan hasil cleningnyapun masih kurang bersih leh karena itu masih perlu dilakukan modifikasi untuk menhasilkan thresher yang sesuai dengan kebutuhan.


Continue Reading...

mesin pengering padi 2

BAB I. PENDAHULUAN



A. Latar Belakang
Di Indonesian panen merupakan kata yang cukup familiar, panen merupakan suatu kegiatan yang rutin dilakukan oleh seluruh petani untuk memetik atau mengambil hasil dari apa yang talah mereka tanam atau kerjakan.
Negara kita merupakan negara agraris yang hampir 65% penduduknya adalah petani, mereka bekerja diladang dengan bercucuran keringat dengan hasil yang kadang tidak sesuai dengan apa yang mereka harapkan dan tidak sebanding dengan kerja keras petani,. Seiring dengan perkembangan ilmu dan teknologi pertanian, maka diperlukan suatu perubahan (penyesuaian) khususnya dalam budidaya tanaman, sehingga selaras dengan perkembangan kondisi alam, perkembangan teknologi , sosial dan masyarakat. Budidaya tanaman memerlukan waktu dan tenaga yang cukup besar mulai dari kegiatan pengolahan tanah, penanaman, pemeliharaan tanaman, panen yang diakhiri dengan pasca panen.
Petani yang memiliki lahan yang luas seringkali menghadapi hambatan dalam setiap kegiatan budidaya karena keterbatasan sumberdaya terutama tenaga kerja di bidang pertanian serta didukung dengan masih rendahnya tingkat produktivitas tenaga kerja pertanian tersebut. Hal ini karena hampir sebagian besar tenaga kerja pertanian saat ini sudah memasuki usia non produktif sementara generasi muda lebih banyak terjun di sektor lain baik industri maupun sektor informal sebagai akibat dari rendahnya minat mereka untuk terjun langsung ke lahan pertanian. Oleh karena itu perlu dikembangkan sistem budidaya pertanian berbasis teknologi (mekanisasi pertanian) berupa mesin pemanen padi yang dapat mempermudah kerja petani.

B. Tujuan
Adapun tujuan praktek identifikasi pisau mesin panen padi adalah agar mahasiswa:
1. Mengetahu prinsip kerja pisau
2. Mengetahui jenis-jenis pisau
3. Mampu merancang dan membuat pisau pemotong



BAB II. LANDASAN TEORI



A. Mesin Panen
Mesin pemanen adalah mesin yang berfungsi untuk memotong batang padi dan meletakkan tanaman dalam barisan untuk memudahkan pengumpulan serta perontok mekanik merontokkan gabah dari tanaman padi, mempercepat perontokan (jadi mengurangi kehilangan hasil), dan mengurangi kebutuhan tenaga kerja.
B. Jenis dan Pemilihan Mesin Panen Padi
Ada beberapa jenis mesin panen padi, yaitu
1. Reaper (windrower), yang hanya memotong dan merebahkan hasil potongan dalam alur, atau collection type reaper yang memotong dan mengumpulkannya.
2. Binder, mesin yang memotong dan mengikat
3. Combine harvester, mesin yang memotong dan merontokkan

Dalam memilih mesin pemanenan padi, ada bebrapahalyang harus diperhatikan diantaranya adalah sebgai berikut:
1) Untuk kerja dan upah dalri buruh panen dengan cara tradisional
2) Harga, biaya perawatan, umur, kinerja, dsb, dari setiap mesin
a. Ukuran petakan lahan
b. Tinggi malai padi, kemudahan rontok
c. Tingkat kekeringan dan daya dukung tanah pada saat panen
3) Cara pengumpulan, pengeringan, transportasi, perontokan dan pengeringan gabah setelah pemotongan


Dari berbagai jenis mesin panen padi, kemampuannya untuk disesuaikan dengan ketinggian malai, kondisi malai, kinerja pada kondisi lahan tertentu adalah berbeda-beda. Misalnya untuk varietas padi yang mudah rontok, pemotongan harus dilakukan dengan sedikit mungkin menimbulkan getaran untuk meminimumkan susut karena rontok ke lahan.

Apapun jenis mesin panen yang dipilih, diharapkan ada penyesuaian dari ketinggian posisi malai, padinya tidak mudah rontok dan lahan sawah harus kering. Jika tidak, maka efisiensi akan rendah dan susut panen akan tinggi.

1. Reaper
Diantara berbagai jenis reaper manual, tipe tarik adalah yang paling ringan dan praktis. Bila dilengkapi dengan rangka pengumpul, alat ini dapat digunakan untuk mengumpulkan padi dalam dua tarikan pemotongan. Jika padi ditanam pada baris yang teratur, kinerja alat ini adalah 1,5 hingga 2 kali sabit. Karena cara pemakaiannya sambil berdiri, maka kelelahan kerja menjadi lebih ringan dibandingkan dengan menggunakan sabit. Mata pisau dapat dipergunakan untuk memanen sekitar 0,1 ha tanpa harus diasah.

Ada juga jenis windrower yang dipasangkan di depan traktor tangan, dan dipgerakkan oleh enjin traktor tangan tersebut. Pisau pemotongnya dapat berupa tipe rotari atau gunting. Gambar 2. Selanjutnya, mesin reaper yang memiliki enjin penggerak sendiri dapat dilihat pada Gambar 3 sampai 5.









Gambar 2. jenis-Jenis Reaper
2. Binder
Binder bisa memiliki bagian pemotong untuk satu hingga empat alur tanam, tetapi jenis binder dengan dua alur (lebar potong sekitar 50 cm) lebih populer. Semua binder memiliki enjin sendiri (self propelled). Padi yang telah dipotong akan langsung diikat menjadi 1 hinga 2 kg ikatan dankemudian direbahkan ke satu sisi yang sama. Binder juga dilengkapi dengan alat pengangkat padi, yang dipergunakan untuk menggangkat padi yang lebah sebelum dipotong






Gambar 3. Two-row binder (Yasumasa, 1988)

Tali pengikatnya dapat terbuat dari bahan sintetis, serat atau jerami, dll. Tergantung perusahan yang membuatnya. Tali pengikat ini harus ditangani dengan baik dan tidak boleh basah.

Ketinggian pemotongan, ukuran ikatan, tingkat kekencangan ikatan dapat diatur. Biasanya binder dilengkapi dengan dua hingga emapt kecepatan maju, dan satu atau dua kecepatan mundur. Mesin ini digerakkan oelhe enjin bensin berpendingan air dengan tenaga 3 hingga 5 hp.

Bagian pemotong biasanya memiliki pisau tipe cutter bar . Kinerja mesin ini berkisar antara 40 hingga 80 menit per 10 are. Bila banyak padi yang rebah, makan kinerjanya pun akan menurun.
3. Combine Harvester
a. Head-feed type combine harvester
Mesin panen combine jenis ini dikembangkan di Jepang. Mesin ini hanya mengumpankan bagian malainya saja dari padi yang dipotong ke bagian perontok mesin. Gabah hasil perontokan dapat ditampung pada karung atau tangki penampung gabah sementara. Bagian pemotong dari mesin ini adalah hampir sama dengan bagian pemotong dari binder, bagian pengikatnya digantikan dengan bagain perontokan. Jerami, setelah perontokan, bisa dicacah kecil-kecil sepanjang 5 cm dan ditebar di atas lahan, atau tidak dicacah, tetapi diikat dan dilemparkan ke satu sisi, untuk kemudian dikumpulkan untuk kemudian dapat dimanfaatkan untuk hal lain.

Combine jenis ini tersedia dalam tipe dorong maupun tipe kemudi. Lebar pemotongan bervariasi dari 60 cm hingga 1,5 meter. Enjin yang digunakan bervarias dari 7 hingga 30 hp. Karena jauh lebih berat dari pada binder bagian penggerak majunya dibuat dalam bentuk trak karet (full track rubber belt)..

Kecepatan maju berkisar antara 0,5 hingga 1 m/detik. Dengan memperhitungkan waktu belok dan waktu pemotongan dengan manual di bagian pojok lahan, biasanya waktu yang dibutuhkan untuk pemanenan berkisar 30 hingga 70 menit per 10 are, jika lebar pemotongan 1 m.

Keterangan :
1. pengarah malai
2. kursi operator
3. sensor ketinggian malai
4. penutup perontok padi
5. tuas perontok (thresher)
6. lampu belok
7. penjepit batang padi
8. rantai pengarah dan penjepit perontokan
9. rantai pembawa padi ke perontok
10. batang pemisah tanaman yang belum dipotong
11. pisau pemotong
12. divider
13. lampu depan















Gambar 7. Head-feed combine harvester
b. Standard type combine harvester
Mesin panen padi jenis ini adalah mesin yang dikembangkan di Amerika dan Eropa, yang dipergunakan juga untuk memanen gandum. Padi yang dipotong termasuk jeraminya, semuanya dimasukkan ke bagian perontokan. Gabah hasil perontokan ditampung dalam tangki, dan jeraminya di tebarkan secara acak di atas permukaan tanah. Semua jenis combine ini dioperasikan dengan cara dikendarai (riding type). Lebar pemotongan berkisar antara1,5 hingga 6 meter. Namun yang populer adalah 4 meter. Enjin sebagai sumber tenaga gerak adalah sekitar 25 hp per 1 meter lebar pemotongan. Bagian penggerak majunya adalah menggunakan roda, atau half-track type atau full-track type.










Gambar 5. Standard Combine harvester (Claas)



BAB III. PEMBAHASAN



A. Prosedur
Kegiatan praktek identifikasi reaper dilakukan setelah menerima materi kuliah Alat Mesin II tentang cara membuat reaper, pengoprasian mesin dan teknik-teknik pengerjaan lainnya secara terbimbing.

Keberhasilan praktek dapat tercapai apabila ada kerja sama yang baik dari berbagai pihak, baik dari mahsiswa, dosen pembimbing serta teknisi praktek yang bertugas menyiapkan peralatan dan bahan praktek. Setelah itu tingkat kedisiplinan dan keterampilan yang tinggi dari pembim-bing dan teknisi akan mendukung terciptanya hasil praktek yang diharapkan. Langkah kegiatan praktek identifikasi reaper ini meliputi:
1. Menghidupkan Raper
Sebelum menghidupakan reaper harus dipastikan bahwa reaper dalam keadaan baik dan siap operasi seperti pengecekan bahan bakar, keadaan ban, cek oli dan pisau pemotng. Adapun langkah-langkah menghidupkan reaper adalah sebagai berikut
a. Hidupakan mesin dengan menarik engkol
b. Besarkan gas
c. Hidupkan pengendali pisau pisau
d. Hidupkan perseneleng (gigi) maju
e. Hidupkan pisau
f. Jalankan reaper

2. Membongkar Reaper
Setelah praktek menghidupkan untuk menambah pengetahuan dan pengalaman serta memperlengkap identifikasi reaper, kami juga di berikan kesempatan untuk membongakar mesin panen. Adapun langkah-langkah membongkar reaper diantaranya adalah sebgai berikut:
a. Membngkar penutup pisau dengan
Dalam membngakar pentup pisau kita harus teliti agar mempermudah dalam perakitan. Langkah pembongkaran penutup pisau (bonet) adalah sebgai berikut:
1) Buka screw pengikat atas dengan obeng (–) yang besar
2) Lakukan pembukaan pembukaan mur cecara perlahan agar tidak mengakibatkan pegas loncat
3) Setelah screw pengikat terlepas buka baut pengikat bawah dengan kunci ring pas 14.
4) Setelah semuanya terlepas bonet, star wheel, dan platnya
5) Simpan baut, srew, pegas dankomponen kecil lainya didalam satu tempat untuk mempermudah perakitan.

b. Mematikan reaper
Setelah selesai pemanenan maka reaper harus dimatikan, disamping untuk menhemat bahan bakar juga untuk menjaga kinerja mesin agar tetap dalam kndisi yang baik. Adapun langkah-langkah mematikan reaper adalah sebagai berikut:
1) Kecilkan gas
2) Tekan perseneleng maju untuk menghentikan laju reaper
3) Matikan pisau
4) Kecilkan gas
5) Setelah semua dimatikan tempatkan persneleng pada posisi netral
6) Reaper siap disimpan







B. Hasil
Banyak sekali pengetahuan yang mahasiswa dapatkan setelah perktek identifikasi reaper ini diantaranya adalah mahasiswa mejadi mampu:
1. Mengidetifikasi reaper
Proses identifikasi berjalan secara mandiri dengan di awasi oleh dosen pembimbing dan dibantu oleh teknisi untuk penyiapan alat adapaun bagian reper yang diidetifikasi adalah:
a. Pisau reaper
b. Pergerakan pisau utama
c. Pergerakan pembawa padi

2. Mengetahi prinsip kerja reper
Reaper bekerja menurut prinsip kerjanya yaitu memotong padi dengan pisau pemotong dengan landasan pisau tetap yang digerakan oleh mesin penggerak yang kemudian hasil pemotongan akan di salurkan ke bagian pinggir alur (bagian pinggir sawah).



3. Membongkar pisau reaper
Dalam membongkar pisau reaper banyak sekali bagian yang harus dibongkar terebih dahulu seperti pengikat pisau, penghubung poros, penutup pisau, rantai dan lainnya, akan tetapi dengan ketelitian dan kejelian pembimbimbng kami kami jadi bisa membongkar pisau reaper tanpa harus membngkar rantai-rantai penggerak




BAB IV. KESIMPULAN

Dari teori dan prosedur diatas dapat saya simpulakan bahwa proses perancangan pemotongan (cutter) memang sangat rumit dan membingungkan diperlukan kerja keras dan pengetahuan yang tinggi akan rumus dan komponennya.
Akan tetapi dengan kesungguhan dan kemauan yang kuat kita pasti bisa membuatnya.
Continue Reading...
 

Blogroll

Site Info

Text

HIDUP ADALAH TANTANGAN Copyright © 2009 WoodMag is Designed by Ipietoon for Free Blogger Template