Senin, 28 September 2009

mesin pengering padi 2

BAB I. PENDAHULUAN



A. Latar Belakang
Di Indonesian panen merupakan kata yang cukup familiar, panen merupakan suatu kegiatan yang rutin dilakukan oleh seluruh petani untuk memetik atau mengambil hasil dari apa yang talah mereka tanam atau kerjakan.
Negara kita merupakan negara agraris yang hampir 65% penduduknya adalah petani, mereka bekerja diladang dengan bercucuran keringat dengan hasil yang kadang tidak sesuai dengan apa yang mereka harapkan dan tidak sebanding dengan kerja keras petani,. Seiring dengan perkembangan ilmu dan teknologi pertanian, maka diperlukan suatu perubahan (penyesuaian) khususnya dalam budidaya tanaman, sehingga selaras dengan perkembangan kondisi alam, perkembangan teknologi , sosial dan masyarakat. Budidaya tanaman memerlukan waktu dan tenaga yang cukup besar mulai dari kegiatan pengolahan tanah, penanaman, pemeliharaan tanaman, panen yang diakhiri dengan pasca panen.
Petani yang memiliki lahan yang luas seringkali menghadapi hambatan dalam setiap kegiatan budidaya karena keterbatasan sumberdaya terutama tenaga kerja di bidang pertanian serta didukung dengan masih rendahnya tingkat produktivitas tenaga kerja pertanian tersebut. Hal ini karena hampir sebagian besar tenaga kerja pertanian saat ini sudah memasuki usia non produktif sementara generasi muda lebih banyak terjun di sektor lain baik industri maupun sektor informal sebagai akibat dari rendahnya minat mereka untuk terjun langsung ke lahan pertanian. Oleh karena itu perlu dikembangkan sistem budidaya pertanian berbasis teknologi (mekanisasi pertanian) berupa mesin pemanen padi yang dapat mempermudah kerja petani.

B. Tujuan
Adapun tujuan praktek identifikasi pisau mesin panen padi adalah agar mahasiswa:
1. Mengetahu prinsip kerja pisau
2. Mengetahui jenis-jenis pisau
3. Mampu merancang dan membuat pisau pemotong



BAB II. LANDASAN TEORI



A. Mesin Panen
Mesin pemanen adalah mesin yang berfungsi untuk memotong batang padi dan meletakkan tanaman dalam barisan untuk memudahkan pengumpulan serta perontok mekanik merontokkan gabah dari tanaman padi, mempercepat perontokan (jadi mengurangi kehilangan hasil), dan mengurangi kebutuhan tenaga kerja.
B. Jenis dan Pemilihan Mesin Panen Padi
Ada beberapa jenis mesin panen padi, yaitu
1. Reaper (windrower), yang hanya memotong dan merebahkan hasil potongan dalam alur, atau collection type reaper yang memotong dan mengumpulkannya.
2. Binder, mesin yang memotong dan mengikat
3. Combine harvester, mesin yang memotong dan merontokkan

Dalam memilih mesin pemanenan padi, ada bebrapahalyang harus diperhatikan diantaranya adalah sebgai berikut:
1) Untuk kerja dan upah dalri buruh panen dengan cara tradisional
2) Harga, biaya perawatan, umur, kinerja, dsb, dari setiap mesin
a. Ukuran petakan lahan
b. Tinggi malai padi, kemudahan rontok
c. Tingkat kekeringan dan daya dukung tanah pada saat panen
3) Cara pengumpulan, pengeringan, transportasi, perontokan dan pengeringan gabah setelah pemotongan


Dari berbagai jenis mesin panen padi, kemampuannya untuk disesuaikan dengan ketinggian malai, kondisi malai, kinerja pada kondisi lahan tertentu adalah berbeda-beda. Misalnya untuk varietas padi yang mudah rontok, pemotongan harus dilakukan dengan sedikit mungkin menimbulkan getaran untuk meminimumkan susut karena rontok ke lahan.

Apapun jenis mesin panen yang dipilih, diharapkan ada penyesuaian dari ketinggian posisi malai, padinya tidak mudah rontok dan lahan sawah harus kering. Jika tidak, maka efisiensi akan rendah dan susut panen akan tinggi.

1. Reaper
Diantara berbagai jenis reaper manual, tipe tarik adalah yang paling ringan dan praktis. Bila dilengkapi dengan rangka pengumpul, alat ini dapat digunakan untuk mengumpulkan padi dalam dua tarikan pemotongan. Jika padi ditanam pada baris yang teratur, kinerja alat ini adalah 1,5 hingga 2 kali sabit. Karena cara pemakaiannya sambil berdiri, maka kelelahan kerja menjadi lebih ringan dibandingkan dengan menggunakan sabit. Mata pisau dapat dipergunakan untuk memanen sekitar 0,1 ha tanpa harus diasah.

Ada juga jenis windrower yang dipasangkan di depan traktor tangan, dan dipgerakkan oleh enjin traktor tangan tersebut. Pisau pemotongnya dapat berupa tipe rotari atau gunting. Gambar 2. Selanjutnya, mesin reaper yang memiliki enjin penggerak sendiri dapat dilihat pada Gambar 3 sampai 5.









Gambar 2. jenis-Jenis Reaper
2. Binder
Binder bisa memiliki bagian pemotong untuk satu hingga empat alur tanam, tetapi jenis binder dengan dua alur (lebar potong sekitar 50 cm) lebih populer. Semua binder memiliki enjin sendiri (self propelled). Padi yang telah dipotong akan langsung diikat menjadi 1 hinga 2 kg ikatan dankemudian direbahkan ke satu sisi yang sama. Binder juga dilengkapi dengan alat pengangkat padi, yang dipergunakan untuk menggangkat padi yang lebah sebelum dipotong






Gambar 3. Two-row binder (Yasumasa, 1988)

Tali pengikatnya dapat terbuat dari bahan sintetis, serat atau jerami, dll. Tergantung perusahan yang membuatnya. Tali pengikat ini harus ditangani dengan baik dan tidak boleh basah.

Ketinggian pemotongan, ukuran ikatan, tingkat kekencangan ikatan dapat diatur. Biasanya binder dilengkapi dengan dua hingga emapt kecepatan maju, dan satu atau dua kecepatan mundur. Mesin ini digerakkan oelhe enjin bensin berpendingan air dengan tenaga 3 hingga 5 hp.

Bagian pemotong biasanya memiliki pisau tipe cutter bar . Kinerja mesin ini berkisar antara 40 hingga 80 menit per 10 are. Bila banyak padi yang rebah, makan kinerjanya pun akan menurun.
3. Combine Harvester
a. Head-feed type combine harvester
Mesin panen combine jenis ini dikembangkan di Jepang. Mesin ini hanya mengumpankan bagian malainya saja dari padi yang dipotong ke bagian perontok mesin. Gabah hasil perontokan dapat ditampung pada karung atau tangki penampung gabah sementara. Bagian pemotong dari mesin ini adalah hampir sama dengan bagian pemotong dari binder, bagian pengikatnya digantikan dengan bagain perontokan. Jerami, setelah perontokan, bisa dicacah kecil-kecil sepanjang 5 cm dan ditebar di atas lahan, atau tidak dicacah, tetapi diikat dan dilemparkan ke satu sisi, untuk kemudian dikumpulkan untuk kemudian dapat dimanfaatkan untuk hal lain.

Combine jenis ini tersedia dalam tipe dorong maupun tipe kemudi. Lebar pemotongan bervariasi dari 60 cm hingga 1,5 meter. Enjin yang digunakan bervarias dari 7 hingga 30 hp. Karena jauh lebih berat dari pada binder bagian penggerak majunya dibuat dalam bentuk trak karet (full track rubber belt)..

Kecepatan maju berkisar antara 0,5 hingga 1 m/detik. Dengan memperhitungkan waktu belok dan waktu pemotongan dengan manual di bagian pojok lahan, biasanya waktu yang dibutuhkan untuk pemanenan berkisar 30 hingga 70 menit per 10 are, jika lebar pemotongan 1 m.

Keterangan :
1. pengarah malai
2. kursi operator
3. sensor ketinggian malai
4. penutup perontok padi
5. tuas perontok (thresher)
6. lampu belok
7. penjepit batang padi
8. rantai pengarah dan penjepit perontokan
9. rantai pembawa padi ke perontok
10. batang pemisah tanaman yang belum dipotong
11. pisau pemotong
12. divider
13. lampu depan















Gambar 7. Head-feed combine harvester
b. Standard type combine harvester
Mesin panen padi jenis ini adalah mesin yang dikembangkan di Amerika dan Eropa, yang dipergunakan juga untuk memanen gandum. Padi yang dipotong termasuk jeraminya, semuanya dimasukkan ke bagian perontokan. Gabah hasil perontokan ditampung dalam tangki, dan jeraminya di tebarkan secara acak di atas permukaan tanah. Semua jenis combine ini dioperasikan dengan cara dikendarai (riding type). Lebar pemotongan berkisar antara1,5 hingga 6 meter. Namun yang populer adalah 4 meter. Enjin sebagai sumber tenaga gerak adalah sekitar 25 hp per 1 meter lebar pemotongan. Bagian penggerak majunya adalah menggunakan roda, atau half-track type atau full-track type.










Gambar 5. Standard Combine harvester (Claas)



BAB III. PEMBAHASAN



A. Prosedur
Kegiatan praktek identifikasi reaper dilakukan setelah menerima materi kuliah Alat Mesin II tentang cara membuat reaper, pengoprasian mesin dan teknik-teknik pengerjaan lainnya secara terbimbing.

Keberhasilan praktek dapat tercapai apabila ada kerja sama yang baik dari berbagai pihak, baik dari mahsiswa, dosen pembimbing serta teknisi praktek yang bertugas menyiapkan peralatan dan bahan praktek. Setelah itu tingkat kedisiplinan dan keterampilan yang tinggi dari pembim-bing dan teknisi akan mendukung terciptanya hasil praktek yang diharapkan. Langkah kegiatan praktek identifikasi reaper ini meliputi:
1. Menghidupkan Raper
Sebelum menghidupakan reaper harus dipastikan bahwa reaper dalam keadaan baik dan siap operasi seperti pengecekan bahan bakar, keadaan ban, cek oli dan pisau pemotng. Adapun langkah-langkah menghidupkan reaper adalah sebagai berikut
a. Hidupakan mesin dengan menarik engkol
b. Besarkan gas
c. Hidupkan pengendali pisau pisau
d. Hidupkan perseneleng (gigi) maju
e. Hidupkan pisau
f. Jalankan reaper

2. Membongkar Reaper
Setelah praktek menghidupkan untuk menambah pengetahuan dan pengalaman serta memperlengkap identifikasi reaper, kami juga di berikan kesempatan untuk membongakar mesin panen. Adapun langkah-langkah membongkar reaper diantaranya adalah sebgai berikut:
a. Membngkar penutup pisau dengan
Dalam membngakar pentup pisau kita harus teliti agar mempermudah dalam perakitan. Langkah pembongkaran penutup pisau (bonet) adalah sebgai berikut:
1) Buka screw pengikat atas dengan obeng (–) yang besar
2) Lakukan pembukaan pembukaan mur cecara perlahan agar tidak mengakibatkan pegas loncat
3) Setelah screw pengikat terlepas buka baut pengikat bawah dengan kunci ring pas 14.
4) Setelah semuanya terlepas bonet, star wheel, dan platnya
5) Simpan baut, srew, pegas dankomponen kecil lainya didalam satu tempat untuk mempermudah perakitan.

b. Mematikan reaper
Setelah selesai pemanenan maka reaper harus dimatikan, disamping untuk menhemat bahan bakar juga untuk menjaga kinerja mesin agar tetap dalam kndisi yang baik. Adapun langkah-langkah mematikan reaper adalah sebagai berikut:
1) Kecilkan gas
2) Tekan perseneleng maju untuk menghentikan laju reaper
3) Matikan pisau
4) Kecilkan gas
5) Setelah semua dimatikan tempatkan persneleng pada posisi netral
6) Reaper siap disimpan







B. Hasil
Banyak sekali pengetahuan yang mahasiswa dapatkan setelah perktek identifikasi reaper ini diantaranya adalah mahasiswa mejadi mampu:
1. Mengidetifikasi reaper
Proses identifikasi berjalan secara mandiri dengan di awasi oleh dosen pembimbing dan dibantu oleh teknisi untuk penyiapan alat adapaun bagian reper yang diidetifikasi adalah:
a. Pisau reaper
b. Pergerakan pisau utama
c. Pergerakan pembawa padi

2. Mengetahi prinsip kerja reper
Reaper bekerja menurut prinsip kerjanya yaitu memotong padi dengan pisau pemotong dengan landasan pisau tetap yang digerakan oleh mesin penggerak yang kemudian hasil pemotongan akan di salurkan ke bagian pinggir alur (bagian pinggir sawah).



3. Membongkar pisau reaper
Dalam membongkar pisau reaper banyak sekali bagian yang harus dibongkar terebih dahulu seperti pengikat pisau, penghubung poros, penutup pisau, rantai dan lainnya, akan tetapi dengan ketelitian dan kejelian pembimbimbng kami kami jadi bisa membongkar pisau reaper tanpa harus membngkar rantai-rantai penggerak




BAB IV. KESIMPULAN

Dari teori dan prosedur diatas dapat saya simpulakan bahwa proses perancangan pemotongan (cutter) memang sangat rumit dan membingungkan diperlukan kerja keras dan pengetahuan yang tinggi akan rumus dan komponennya.
Akan tetapi dengan kesungguhan dan kemauan yang kuat kita pasti bisa membuatnya.

0 komentar:

 

Blogroll

Site Info

Text

HIDUP ADALAH TANTANGAN Copyright © 2009 WoodMag is Designed by Ipietoon for Free Blogger Template