Senin, 28 September 2009

lapran las asetilin

BAB I. PENDAHULUAN



A. Latar Belakang
Penyanmbuangn logam sudah ada sejak 5000 th yang lalu, orang sudah dapat melakukan penyambungan logam dengan cara memanasi dua buah logam tersebut sampai suhu kritis kemudian keduanya ditumpangkan dan setelah itu dipalu yang akhirnya membentuk ikatan yang kuat.
Api pemanasnya untuk penymbungan diperoleh dari pembakaran kayu atau arang kayu. Dapat dibayangkan, berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mencapai suhu yang dapat memasakan logam sampai suhu kritis. tentu cara semacam ini tidaklah efektif untuk digunakan dalam pengerjaan pengelasan yang sangat banyak dan berfariasi.
Seiring dengan kemajun jaman dan perkembangan teknologi penyambungan degan mengunakan api dari kayu tidak digunakan lagi karena kurang efektif dan efisien dan telah ditemukan bahan pembakar yang jauh lebih mudah dan sederana yaitu dengan mengunakan gas da telah terbukti bahwa proses penmbungan dengan mengunakan gas lebih efektif dan efisien.

B. Tujuan
Adapun tujuan di laksanakannya praktek pengelasan ini adalah agar mahasiswa:
1. Dapat menghidupkan dan mengatur nyala api las
2. Megetahui macam-macam kampuh
3. Dapat melakukan penyambungan logam dengan baik dan benar




BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengelasan
Mengelas adalah salah satu cara menyambung dua bagian logam atau lebih dengan jalan memanaskan bagian logam yang akan disambung beserta bahan tambahnya (bila menggunakan) sampai cair kemudian keduanya dipadukan sehingga dapat bercampur satu dengan yang lain, dan setelah dingin sambungan kuat menyatu.

Pengelasan dengan oksigen – asetilin adalah proses pengelasan secara
manual dengan pemanasan permukaan logam yang akan dilas atau
disambung sampai mencair oleh nyala gas asetilin melalui pembakaran C2H2
dengan gas O2 dengan atau tanpa logam pengisi.

Proses penyambungan dapat dilakukan dengan tekanan (ditekan), sangat tinggi sehingga
dapat mencairkan logam. untuk memperoleh nyala pembakaran yang baik perlu pengaturan campuran gas yang dibakar. Jika jumlah gas O2 di tambah maka akan.
dihasilkan suhu yang sangat tinggi, lebih tinggi dari pada suhu lebur baja
atau metal lainnya sehingga dalam waktu sekejap mampu mencairkan
logam tersebut yang cukup tebal.

Pemakaian jenis las ini misalnya untuk keperluan pengelasan produksi, kerja lapangan dan reparasi. Umumnya las asetilin sangat baik untuk mengelas baja karbon, terutama yang berbentuk lembaran-lembaran dan pipa berdinding tipis. Pada umumnya semua jenis logam fero dan non fero dapat dilas dengan las jenis lain, baik dengan fluks maupun tanpa fluks.

B. Peralatan Las Asetilin
Untuk dapat mengelas atau memotong ataupun memanfaatkan fungsinya dengan optimal dari proses las gas maka diperlukan peralatan yang dapat menunjang fungsi-fungsi itu. Secara umum, peralatan yang digunakan dalam gas ini adalah :
1. Tabung gas Oksigen dan tabung gas bahan bakar
Tabung gas berfungsi untuk menampung gas atau gas cair dalam kondisi bertekanan. Umumnya tabung gas dibuat dari Baja, tetapi sekarang ini sudah banyak tabung-tabung gas yang terbuat dari paduan Alumunium. Tabung gas tersedia dalam bentuk beragam mulai berukuran kecil hingga besar. Ukuran tabung ini dibuat berbeda karena disesuaikan dengan kapasitas daya tampung gas dan juga jenis gas yang ditampung. Untuk membedakan tabung gas apakah didalamnya berisi gas Oksigen, Asetilen atau gas lainya dapat dilihat dari kode warna yang ada pada tabung itu.
Table1. Kode Warna Tabung Gas Untuk Berbagai Jenis Warna










Gambar 1. Warna Tabung Gas


2. Katup silinder/tabung
Pengatur keluarnya gas dari dalam tabung maka digunakan katup. Katup ini ditempatkan tepat dibagian atas dari tabung. Pada tabung gas Oksigen, katup biasanya dibuat dari material Kuningan, sedangkan untuk tabung gas Asetilen, katup ini terbuat dari material baja.










Gambar 2. Katup Silinder

3. Regulator
Regulator atau lebih tepat dikatakan Katup Penutun Tekan, dipasang pada katub tabung dengan tujuan untuk mengurangi atau menurunkan tekann hingga mencapai tekana kerja torch. Regulator ini juga berperan untuk mempertahankan besarnya tekanan kerja selama proses pengelasan atau pemotongan. Bahkan jika tekanan dalam tabung menurun, tekana kerja harus dipertahankan tetap oleh regulator.








Gambar 3. Regulator Tekanan Isi dan Tekanan Kerja
Pada regulator terdapat bagian-bagian seperti saluran masuk, katup pengaturan tekan kerja, katup pengaman, alat pengukuran tekanan tabung, alat pengukuran tekanan kerja dan katup pengatur keluar gas menuju selang

4. Selang Gas
Untuk mengalirkan gas yang keluar dari tabung menuju torch digunakan selang gas. Untuk memenuhi persyaratan keamanan, selang harus mampu menahan tekan kerja dan tidak mudah bocor. Dalam pemakaiannya, selang dibedakan berdasarkan jenis gas yang dialirkan. Untuk memudahkan bagimana membedakan selang Oksigen dan selang Asetilen mak cukup memperhatikan kode warna pada selang. Berikut ini diperlihatkan table yang berisi informasi tentang perbedaan warna untuk membedakan jenis gas yang mengalir dalam selang.

Tablel 2. tanda-tanda keselamatan kerja









5. Torch
Gas dialirkan melalui selang selanjutnya diteruskan oleh torch, tercampur didalamnya dan akhirnya pada ujuang nosel terbentuk nyala api. Dari keterangan diatas, toch memiliki dua fungsi yaitu :
- Sebagai pencampur gas oksigen dan gas bahan baker
- Sebagai pembentuk nyala api di ujung nosel
a. Torch dapat dapat dibagi menjadi beberapa jenis menurut klasifikasi berikut:
1) Menurut cara /jalannya gas masuk keruang pencampur dibedakan atas:
a) Injector torch (tekanan rendah) Pada torch jenis ini, tekanan gas bahan bakar selalu dibuat lebih rendah dari tekanan gas oksigen.
b) Equal pressure torch (torch bertekanan sama) pada torch ini, tekanan gas oksigen dan tekanan gas bahan bakar pada sisi saluran masuk sama besar.proses pencampuran kedua gas dalam ruang pencampur berlangsung dalam tekanan yang sama.

2) Menurut ukuran dan berat. Dibedakan atas
a) Toch normal
b) Torch ringan/kecil

3) Menurut jumlah saluran nyala api. Dibedakan atas
a) Torch nyala api tunggal
b) Torch nyala api jamak

4) Menurut gas yang digunakan. Dibedakan atas
a) Torch untuk gas asetilen
b) Torch untuk gas hydrogen, dan lain-lain.

5) Menurut aplikasi. Dibedakan atas
a) Torch manual
b) Torch otomatik/semi otomatik



Gambar 4. Torch (pembakar)
6. Peralatan pengaman (safety)
Peralatan pengaman merupakan peralatan yang wajib digunakan untuk menjaga keselamatan dan keamanan pekrja dari bahaya yang akan mengancam keselamatan dan jiwa mereka. Ada banyak sekali peralatan yang wajib digunakan oleh pekerja diantaranya adlah sebagai berikut:
a. Pakaian/baju las
Pakaian las merupakan alat pengaman yang berfungsi untuk melindungi badan dari percikan terak dan bunga api pengelasan.






Gambar 5. Pakaian Las dan Apron

b. Sarungt tangan
Sarung tangan merpukan peralatan kerja las yang berfungsi untuk melindungi tangan dari panasnya api las dan untuk memegang benda kerja yang telah dilakukan pengelasan.





Gambar 6. Sarung Tangan

c. Apron
Apron meruapakan alat keselamatan kerja yang berbentuk kain yang dipasang di dada yang berfungsi melindungi dada dan badan dari perciakan terak dan bunga api serta sinar api las yang akan membahayakan badan (organ dalam) pekerja.

d. Sepatu las
Sepatu las merupakan peralatan pengaman yang sangat penting dalam keselamatan kerja karena dapat melindungi keki dari benda-benda tajam yang jatuh ataupun terinjak oleh kaki pekerja.





Gambar 7. Sepatu Las

e. Kaca mata las
Kaca mat alas merupakan peralatn yang sangat penting karena alat tersebet berfungsi melindungi indra pegelihatan manusia yaitu mata dimana mata taktergantikan dan apabila sampai terjadi kecacatan maka peyesalanlah yang akan terjadi.








Gambar 8. kaca Mata Las


C. Teknik Pengelasan
Dalam mengelas sebaiknya pekerja atau operator mengetahui teknik dan cara pengelasan yang baik dan benar seperti mengetahui cara mengatur nyala api dan mengetahui macam- macam kampuh dalam pengelasan untuk mempermudah proses penyabungan dan memperkuat hasil sambungan.
1. Nyala Api
Nyala api adalah api yang keluar pada saat kita melakukan pengelasan, baik buruknya penyambugan maupun pemotongan itu sangat bergantung pada nyala api yang digunakan untuk aktivitas tersebut. Jika kita atur aliran gas oksigen dan asetilen maka kita akan dapati kualitas nyala api yang berbeda seperti:
a. Nyala Api Netral
Nayala pai netral merupakan ynala api dimana pencampuran gas oksegen dan asetilin bisa seimbang dan merata sehingga didapat nyala api yang putih dan tajam.

Gambar 9. Nyala Api Netral
Kegunaan dari nyala api netral ini untuk heat treatment logam agar mengalami surface hardening. Nyala api kerucut dalam berwarna putih menyala. Nyala api kerucut antara tidak ada. Nyala api kerucut luar berwarna kuning.
b. Nyala Api Oksidasi
Nyala api oksidasi adalah keadaan dimana campuran gas oksigen lebih banyk dari pada gas asetilin sehingga nyala api akan cenderung kebiruan sehingga pemebakaran cenderung lama.

Gamabr 10. nyala api oksidasi
Nyala api ini sering digunakan untuk pengelasan logam perunggu dan kuningan. Setelah dicapai nyala api netral kemudian kita kurangi aliran gas asetilen maka kita akan dapatkan nyala api oksigen lebih. Nyala apinya pendek dan berwarna ungu, nyala kerucut luarnya juga pendek.
c. Nyala Api Carburasi
Nyala api karburansi adalah keadaan dimana kandungan gas asetilin lebih banyak dari gas oksigen sehingga akan menghasilkan nyala api yang merah dan berasap.


Gambar 11. Nyala api netral
Setelah dicapai nyala api netral kemudian kita mengurangi aliran gas oksigen. Nyala api menampakkan kerucut api dalam dan antara. Nyala api luar berwarna biru.
2. Kampuh las
kampuh las merupakan dasar dan bentuk landasan bahan pengisi yang akan merekatkan bagian satu dengan bagian yang lainnya sehingga terbentuk satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan. Ada beberapa macam kampuh las yang sering dan baik digunakan untuk penymbungan diantaranya adalah sebgai berikut:
a. Kampuh tepi
b. Kampuh i
c. Kampuh t
d. Kampuh v
e. Kampuh k
f. Kampuh x
g. Kampuh u

Sebelum mengelas, perlu dipersiapkan bagian yang akan dilas agar diperoleh sambungan yang baik dan kuat. Bentuk kampuh disesuaikan dengan:
- tebal benda kerja
- posisi pengelasan
- bahan yang dilas
- kekuatan yang diinginkan







BAB III. PEMBAHASAN



A. Prosedur
Dalam pengelsan ada beberapa hal yang harus dipersiapkan diantanya adalah sebagai berikut:
1. Bahan dan alat
Bahan-bahan yang digunakan dalam praktek pengelasan asetilin ini diantaranya adalah:
a. Besi pipa diameter 20 mm
b. Besi plat 0.2 mm
c. Tang
d. Las asetilin
e. Kawat las (besi dan tembaga)

2. Persipan pengaman
Dalam pengelasan harus selalu memperhatiakan keselamatan kerja, adapun peralatan keamanan yang kami gunakan pada waktu praktek pengelasan adalah sebgai berikut:
a. Kaca mat alas
b. Baju peraktek
c. Sarung tangan

3. Pelaksanaan
Praktek pengelasan adlah suatu kegiatan dimana pekrja menyambung dua duah benda menjadi satu kesatuan untuk tujuan tertentu. Adapun kegiatan pelaksanan pengelasan adalah sebagai berikut:
a. Membuka penutup gas
Sebelum mengelas terlebih dahulu kita harus membuka tabung las agar gas bisa keluar pada selang penyalur yang akan disalurkan ke belender untuk diatur. Caranya adalah putar kunci kekiri dan baun pengunci kendor.

b. Mengatur regulator
Setelah gas asetilin dan ksigen di buka maka atur pengeluaran gas, dengan cara memutar rgulator tekanan kerja. Atur regulat rtekanan kerja dengan tekanan 50 untuk oksigen dan 5 untuk asetilin.

c. Menyalakan api las
Selanjutnya atur gas yang akan diapakai untuk menhasilkan api. Gas yang dikeluarkan pada blender akan menentukan api yang dihasilakan baik carbulasi, ksidasi, mapun netral semuanya bisa diatur sesuai dengan kebutuhan.

d. Memulai pengelasan
Setelah semuanya diatur dan api telah dinyalakan maka sambunglah benda kerja yang telh dipotong sesuai dengan operation plan (OP) yang telah dibuat. Adapun tahapan pembuatan serok adalah sebagi berikut:
1) Siapakan bahan yang akan dilas
2) Nyalakan api las sesuai kebutuhan
3) Lakukan pengelasan
4) Pertaman ikat dengan meniti-nitik dengan las plat pinggir serok yang telah diptong dengan alasnya
5) Setelah terikat las tik juga bagian belakang serok dengan rapi dan ikat pemegang serok dengan tik juga.
6) Setelah semuanya terikat rapihakan dengan mengelas ulang seluruh pinggir serok sampai benar-benar tertutup dan rapi
7) Untuk bagian pemegang las dengan mengunakan tembaga dengan cara panaskan benda kerja kemudian kawat tembaga yang akan di lelehakan dicelupakan terlebih dahulu pada borak supaya kawat temabga bisa menempel. Seteh di celupakan panaskan kawat diatas benda kerja sapai sambungan benda kerja tertutupi oleh tembaga.
8) Setelah semua tertutupi angkat bender las dan kecilkan gas oksigen selanutnya matikan gas asetilin
9) Pengelasan selesai rapihakan semua peralatan pada tempatnya semula.

B. Hasil
Adapun hasil praktek las asetilin ini adalah mahasiswa manjadi mampu dan mengerti bagai mana cara mengelas yang baik dan benar dan mengenatahui tentang pentingnya menjaga keselamatan dan keamanan saat bekerjaa. Sertam mahasiswa telah berhasil membuat suatu produsk yang mungkin akan berguna untuk pekerjaan yang lain di bengkel tempat praktek tersebut.

Gamabr 12. Gamabar Serok Untuk Pengambilan Beram







BAB IV. KESIMPULAN



Dari hasil praktek diatas dapat saya simpulakan bahwa pengelsan dengan menggunakan las asetilin dapat lebih cepat dibandingkan dengan mengunakan system pemansaan kayu. System pemanasan kayu menghasilkan smabungan yang kurang kuat dan lebih lemah dibandingkan dengan mengunakan gas.

0 komentar:

 

Blogroll

Site Info

Text

HIDUP ADALAH TANTANGAN Copyright © 2009 WoodMag is Designed by Ipietoon for Free Blogger Template