Kamis, 17 September 2009

LAPORAN ALSIN


LAPORAN
ALAT MESIN PERTANIAN


AT TANAM (SEED DRILL)



Disusun oleh:
Saepudin


DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
2009





BAB I. PENDAHULUAN


A. Latar Belakang
Benih harus ditanam pada kedalaman tertentu pada tanah agar dapat tumbuh dengan baik. Benih yang ditanam terlalu dalam (lebih dari 10 cm) akan sulit tumbuh karena cepat membusuk, sebaliknya benih yang ditanam terlalu dangkal (misalnya sangat dekat dipermukaan tanah) akan cepat kering dan juga akan mengalami kesulitan untuk tumbuh. Umumnya benih ditanam pada kedalaman Benih 3 - 5 cm didalam tanah. Untuk pertumbuhan yang baik setelah perkecambahan, maka populasi benih dalam setiap luasan perlu diatur. Sebab populasi yang terlalu padat akan menyebabkan tanaman muda saling bersaing satu sama lain dalam mendapatkan makanan sehingga hasil panennya tidak maksimal. Sebaliknya populasi tanaman yang terlalu sedikit jelas juga tidak akan memberikan hasil panen yang maksimal. Karena itu selain pengaturan kedalaman tanam juga diperlukan pengaturan populasi pertumbuhan. Untuk memudahkan kerja petani, maka harus digunakan alat tanam yang dapat melaksanakan fungsi tersebut.


B. Tujuan
Adapun tujuan praktek pengenalan mesin penanam ini adalah agar mahasiswa dapat:
1. Mengidentifikasi alat tanam bij-bijian
2. Menyebutkan bagian-bagian alat tanam
3. Menjelaskan prinsip kerja dan dan fungsi bagian-bagian alat tanam biji-bijian
4. Mempersiapkan judul untuk tugas akhir




BAB II
LANDASAN TEORI


A. Hakekat Penanaman
Kemempuan suatu benih untuk tumbuh setelah ditanam bergantung pada varietas benih, kondisi tanah dan air serta lingkungan hidupnya. Apabila tanah ditanam dengan menggaunakan alat tanam, maka mekanisme kerja dan alat akan mempengaruhi penempatan benih di dalam tanah yaitu berpengaruh pada kedalama tanaman, jumlah benih per lubang, jarak antar lubang dalam baris dan jarak antar baris. Disamping itu ada kemungkinan kerusakan benih dalam proses aliran benih dalam alat tanam. Hal ini tentu saja harus dihindari.

Terdapat macam-macam jenis tanaman yang beruppa biji-bijian seperti kacang tanah, jagung, kedelai, kacanng hijau dan lain-lain, yang masing-masing memiliki bentuk, ukuran dan kekuatan serta kebutuhan agronmis yang berbeda –beda. Beragam sifat tersebut menyebabkan dibuthakan alat tanam yang mempunyai kemampuan yang berbeda pula.

Seiring dengan kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuankhususnya dalam bidang pertanian sekarang ini telah dekembangkan berbagi jenis mesin penanam biji-bijian yang dimaksudkan untuk membantu petani dalam memudahkan proses penanaman sehingga dapat menghasilkan kinerja efektif dan efisien dengan keuntungan yang lebih besar pula.


B. Alat Tanam Biji-Bijan (Seed Drill)
Alat tanam merupau alat yang digunakan untuk menanam biji bijian sesuai dengan kedalaman dan jumlah yang dikehendaki.

1. Macam-macam Alat Tanam
Berdasarkan tenaga penariknya, alat tanam dibedakan menjadi:
a. Alat tanam manual
b. Alat tanam tarik hewan
c. Alat tanam mekanis

2. Metode Penanaman
Ada beberapa metede penanaman biji antara lain:
a. Broadcasting (disebar)
b. Drill seeding (penanaman acak)
c. Precision drilling (jarak atur)
d. Hill droping (penempatan sekelompok)
e. Cheek row palting (penempatan seragam)

C. Macam-macam Mesin Penanam Biji-Biian
Banyak sekali mesin tanam biji-bijian yang telah dibuat untuk mempercepta proses penanaman untuk membantu petani diantranya adalah sebagai berikut:
1. Mesin Tanam Sebar (Broadcast Seede)

Centrifugal broadcast seeder Pada alat ini benih penjatahan benih dari hoper melalui satu lubang variabel (variable orifice). Suatu agitator ditempatkan diatas lubang variabel tersebut untuk menceaah macet karena benih-benih saling mengunci (seed bridging), juga agar aliran benih dapat kontinyu.

Kadang-kadang suatau roda bercoak (fluted wheel) digunakan sebagai penjatah benih. Benih hasil penjatahan ini kemudian dijatuhkan pada piringan yang berputar, karena bentuk dari piringan ini, benih tersebut akan dipercepat dan dilempar mendatar karena akanya gaya sentrifugal. Lebar sebaran tergantung pada diamter piringan, bentuk penghalang, dan desitas dari benih. Dua buah disk berputar dengan arah putaran yang berlawanan (counter disk spinning) dapat dipergunakan agar jangkauan sebaran lebih lebar.

Laju benih dikontrol dari ukuran bukaan, kecepatan maju traktor, lebar sebaran. Centrifugal spreader merupakan alat yang cukup fleksibel karena dapat dipergunakan untuk menyebar benih, pupuk, pestisida dan material lain yang berupa butiran. Setelah operasi tanam sebar kemudian dilakukan operasi pengolahan tanah kedua untuk menutup benih dengan tanah.







Gamabr 1. Alat Tanam Sebar

2. Mesin Tanam Acak Dalam Lajur (Drill Seeder)
Mesin tanam benih secara acak dalam lajur, biasanya pada setiap alur tanam, benih dijatah dari hoper oleh suatu silinder bercoak yang digerakkan dengan roda tanah (ground wheel). Jumlah benih per satuan waktu atau laju benih dikontrol melalui lebar bukaan yang dapat diatur. Benih tersebut melewati tabung penyalur benih jatuh secara gravitasi ke lubang tanam yang dibuat oleh pembuka alur, bisa berupa disk atau bentuk lain.




Gamabar 2. Mesin Tanam Acak Dalam Alur
3. Mesin Tanam Presisi Dalam Alur
Mesin ini memberikan penempatan yang tepat dari setiap benih pada interval yang sama dalam setiap alur tanam. Jarak antar alur tanam atau sering juga disebut jarak antar barisan, umumny dibuat cukup lebar untuk keperluan penyiangan.






Gambar 3. Mesin Tanam Presisi Dalam Alur

D. Bagian-bagian Alat Tanam Benih
Dalam alat tanama benih terdapat beberapa bagian pokok diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Hopper
Hopper merupakan bagian dari komponen mesin tanam yang berada di atas, yang berfungsi sebagai kotak penampung benih sebelum disalurkan atau ditanam pada tanah. Hopper mempunyai peranan penting dalam prses berjalannya benih karena apabila desain hopper tidak bagus maka akan terjadi penumpukan benih yang akan menghambat proses penanaman.






Gamabar 4. hopper dengan lubang panjatan benih variable

2. Seed Matering Device (SMD)
Seed matering device merupakan bagian dari alat tanah yang berada pada posisi tengah ataupun bawah yang berfungsi untuk mengatur pengeluaran benih sehingga benih dapat jatuh dengan jumlah tertentu dan jarak tertentu sehingga proses penanaman bisa berjalan sesuai dengan aturan yang berlaku dalam penanaman benih.






Gambar 5. Seed Marering Drill

3. Feed Tube
Feed tube berada pada posisi dibawah hopper yang berfungsi sebagai penyalur pengeluaran benih dari hopper sehingga dapat masuk/tertanam pas pada lubang tanam yang telah dibuat oleh furrow opener.






Gamabr 6.Sistem Penjatahan Benih Yang Melewati Feed Tube





4. Furrow Opener
Furrow opener berfungsi sebgai pembuka alaur tanam yang akan dimasuki oleh oleh benih (biji-bijian) sehingga benih dapat cepat tumbuh terlindung dari panasnya sinar matahari serta binatang penganggu.






Gambar 6. Jenis-jenis Pembuka Alur

5. Covering Device
Corvering device berfungsi untuk menutup alur tanam sehingga tidak terjadi kavitsi lengas (tanah yang kering padat dan cepat menguap) yang bisa menyebabkabkan benih tidak dapat tumbuh dengan baik/tidak tumbuh.





Gamabr 7. Penanaman Benih Sampi Ditutup Oleh Cnvering Device


E. Prinsip Kerja
Prinsip kerja mesin tanam bibit adalah perputaran mesin (motor) baik motor baker amupun motor bensin yang akan memutarkan SMD sehingga terjadi sirkulasi perputaran benih yang menyebabkan benih masuk kedalam SMD dengna jumlah tertentu sesuai dengan setingan (pengaturan) yang kemudian disalurkan pada feed tube yang selanjutnya ditanam pada alur yang telah dibuat oleh furriw opener dan kemudian ditutup oleh converind device sehingga tertutup dan terhindar dari koservasi legas.






Gamabr 7. Mekanisme Singulasi Pada Mesin Tanam (ASAE Handbook Vol.III, 1999)





BAB III
METODE PENULISAN

A. Praktek Lapangan
Pengambilan data dengan mempraktekan langsung dilapangan terhadap teori-teori yang diberikan oleh dosen pengajar, dengan diawasi dan dibimbing untuk mencapai hasil praktek yang maksimal.

B. Telaah Pustaka
Pengambilan materi juga dilakukan dengan mebaca buku-buku dan literatur lainnya guna menambah wawasan dan pengetahun penulis sehingga dapat tercapai laporan yang baik.

Browsing Internet
Pasilitas internetpun ditempuh untuk mencari informasi-informasi terbaru dan pengambilan gambar tentang mesin-mesin yang menujang pembuatan laporan ini.




BAB IV
PEMBAHASAN

A. Kebutuhan Benih
Untuk suatu jenis tanaman terdapat hubungan antara jarak tanam atau jumlah populasi per satuan luas dengan hasil yang akan diperoleh. Untuk itu kebutuhan benih yang optimum sangat perlu untuk diperhitungkan. Disamping itu harus diperhitungkan pula kemungkinan pekerjaan lain sesudah tanam dan panen degan penggunaan alat yang akan dipakai. Kebutuhan benih per hekter dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:




N = A.Q.100
K

Diamana:
N = kebutuhan benih per hektar (kg)
A = jumlah pertumbuhan per hektar (juta)
Q = jumlah benih yang keluar dari mesin (kg)
K = factor kualitas benih

K = C.E/100

C = kebersihan benih (%)
E = daya tumbuh (%)

Dengan pengaturan diusahakan supaya jumlah benih dapat diperhitungkan dapat dipenuhi dengan mengatur kecepatan putar dari seed matering devices atau pengaturan luas bagian yang mengambil benih. Pengaturan dilablatorium dengan mengambil seed drill sedemikian rupa sehingga mekanisme dan penyaluran benih dapat berjalan. Benih yang keluar ditampung dan kemudian ditimbang. Jumlah benih yang keluar harus sesuai dengan berat yang diperoleh dengan persamaan berikut:


X = 3,14.D.B.N
10.000


Dimana :
X = jumah benih yan gkeluar satu kali putaran roda (kg)
D = diameter roda (m)
B = lebar kerja seed drill (m)
N = berat benih per hektar (kg)

Dengan msisng-msing alur tidak boeh menyimpang lebih dari 5 % dari ketentuan. Pengaturan ini harus diuji sekali lagi dilapangan sebelum betul-betul digunakan. Salah satu pengujian dapat menggunakan rumus berikut:

Q = B.L.N
10.000

Dimana:
Q = jumlah benih yang keluar (kg)
L = panjang yang ditempuh (m)
B. Penyetelan Pembuka Alur (Furrow Opener)
Furrow opener distel sesuai dengna jarak alur tanam yang direncanakan, bila jarak alur merupakan keliptan dari jarak yang sesuai dengan ukuran seed drill tersebut maka hanya menutup sebagian penyalur benih yang sesuai hingga diperoleh jarak alur yang sesuai. Ukuran seed drill 11-7 berarti jumlah furrow opener dari masing-masing jarak 7 inchi.
Apabila harus menyusun furrow opener pada batang penempatannyapada jarak tertentu, jumlah furrow opener yang dapat dipasang pada batang penempatannya (n) dapat ditentukan sebagai berikut:

n = I + 1
b
Dimana:
I = panjang batang penempatan (m)
b = jarak antar alur tanam (m)

harga I/b merupakan bilangan bulat, kalau tersisia angka yang tersisa tersebut dibagi dua, hasilnya merupakan jarak antar pinggir dari batang penenpatan dengan pembuka alur paling pinggir.
Apabila penanaman dengan tebar alur yang tidak seragam, jumlah strip dapat dipasang m dalam sebagai berikut:

m = 1 + a – (c – 1) b
a


Dimana:
a = jarak antar tengah strip satu dengna strip yang lain (m)
b = jumlah alur tiap strip
harga m juga merupakan bilangan bulat, bila tersisa maka bilangan tersebut dibagi dua dan hasilnya merupakan jarak pinggir dari batang penempatan terujung dengan pembuka alur terluar.

C. Pengaturan Maker
Pengaturan ini dilakukan supaya penanaman kesatu dan berikutnya tidak terjadi overlapping atau terlalu jauh. Panjang marker M bila dipasang dikanan, sebagai pedoman kanan dapat ditentkan sebagai berikut:






M = P - M + b
100






BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan
Praktek dilaksanakan di Labolatorium Mekanisasi Politeknik Negeri Jember, banyak sekali pengalaman dan ilmu baru yang saya dapat. Dari hasil praktek diatas dapat kami simpulkan bahwa:
1. Penanaman dengan mengunakan alat tanam lebih ekonomis dan efisien
2. Pengaturan alat tanam yang baik akan menghasilkan hasil tanam yang baik pula
3. Perancangan alat tanam yang baik adalah dengan melihat kondisi lapangan dan medan tempat alat tanam tersebut akan dioperasikan
4. Untuk menghsilkan penanaman yang baik keceptan mesin penanam harus disesuaikan dengan pengeluaran benih



B. Saran
Adapun saran yang ingin disampaikan penulis adalah:
Pelaksanaan praktek dilapangan sangat baik apabila bila bisa di coba langsung di lahan dengan penanaman benihnya, agar kami bisa melihat hasil proses penanaman yang baik dan yang tidak baik.

0 komentar:

 

Blogroll

Site Info

Text

HIDUP ADALAH TANTANGAN Copyright © 2009 WoodMag is Designed by Ipietoon for Free Blogger Template