Senin, 28 September 2009

PENGOLAHAN TANAH

BAB I. PENDAHULUAN




A. Latar Belakang
Tercatat dalam sejarah bahwa sejak beribu-ribu tahun yang lalu pengolahan tanah telah dilakukan oleh sekelompok manusia dengan tujuan untuk meningkatkan produksi pertaniannya. Tenaga hewan digunakan untuk membajak tanah sejak 7000 tahun yang lalu. Pada penemuan arkeologi dan tulisan-tulisan kuno diketahui bahwa ada pendapat dimana membajak tanah dapat meningkatkan kesuburan tanah.
Dalam tulisan-tulisan ilmiah abad ke-19, bahasan mengenai pengolahan tanah agaknya bertitik tolak dari pandangan ini. Timbul banyak pertanyaan dengan cara bagaimana kesuburan tanah dapat ditingkatkan. Paling tidak dalam setengah abad pertama dari abad ke-20, terdapat dua pendekatan utama dalam penelitian-penelitian mengenai pengolahan tanah. Kelompok ilmuwan pertama mulai dengan mempertanyakan tentang kondisi tanah yang bagaimana yang cocok untuk pertumbuhan tanaman. Sementara kelompok kedua mempermasalahkan tentang cara terbaik untuk mengolah tanah. Kelompok pertama memperoleh jawaban antara lain bahwa pengolahan tanah dapat memperbaiki ketersediaan (availability) air dan udara di dalam tanah ; sementara kelompok kedua menemukan jawaban bahwa dengan pembajakan yang dalam dapat memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan pembajakan yang dangkal. Kedua pendapat ini masing-masing mempunyai kelemahan. Pada pertengahan abad ke-20 berbagai upaya dicoba untuk menggabungkan kedua pendekatan sebab dan akibat.
Telah diketahui bahwa pengolahan tanah dapat merubah dan atau memperbaiki struktur tanah serta memberantas gulma. Perbaikan struktur tanah dengan pengolahan tanah diduga dapat berpengaruh baik pada pertumbuhan tanaman, meskipun pendapat tersebut sulit dibuktikan karena hanya melihat aspek fisik tanahnya saja. Yang pasti bahwa memberantas gulma akan memberikan keuntungan bagi pertumbuhan tanaman.
Perkembangan selanjutnya menunjukkan bahwa penelitian-penelitian mengenai pengolahan tanah terbagi dalam dua aliran, yaitu aliran yang memberikan penekanan pada pengendalian gulma dan aliran yang memberikan penekanan pada perbaikan struktur tanah. Terlepas dari ada tidaknya pengaruh pengolahan tanah pada produksi tanaman, pengolahan tanah sampai kini tetap saja dilakukan petani paling tidak untuk mempermudah pekerjaan berikutnya.

B. Tujuan
Adapun tujuan praktek pengolahan tanah adaah agar supaya mahasiswa tahu bahwa pengolahan tanah dapat:
1. Menciptakan struktur tanah yang dibutuhkan untuk persemaian atau tempat tumbuh benih. Tanah yang padat diolah sampai menjadi gembur sehingga mempercepat infiltrasi a-h, berkemampuan baik menahan curah hujan memperbaiki aerasi dan memudahkan perkembangan akar.
2. Peningkatan kecepatan infiltrasi akan menurunkan run off dan mengurangi bahaya erosi.
3. Menghambat atau mematikan tumbuhan pengganggu.
4. Membenamkan tumbuhan-tumbuhan atau sampah-sampah yang ada diatas tanah kedalam tanah, sehingga menambah kesuburan tanah.
5. Membunuh serangga, larva, atau telur-telur serangga melalui perubahan tempat tinggal dan terik matahari.





BAB II. LANDASAN TEORI



A. Pengolahan Tanah
Pemecahan tanah melibatkan fenomena fisika-mekanika sebagai berikut, yaitu : pada satu elemen dan pada suatu skala mikro, pembebanan akan menyebabkan tekanan pada tanah dan dalam keadaan tertentu tegangan yang timbul tidak tersebar secara merata tetapi terkonsentrasi pada beberapa lokasi pada kumpulan elemen tersebut. Tekanan ini akan menyebabkan pecahnya ikatan antara partikel-partikel tanah pada lokasi-lokasitersebut.

Pada umumnya konsentrasi dari tekanan tinggi akan diikuti dengan konsentrasi tegangan basar yang pada akhirnya menyebabkan terjadinya peruntuhan (failure). Pemecahan elemen terjadi akibat penetrasi kerucut (cone) kedalam blok tanah yang berkelanjutan sampai terjadi pemecahan clod oleh beban vertikal tersebut. Untuk keperluan tertentu pemadatan diperlukan untuk memperkuat bagian tanah yang lemah. Deformasi yang terjadi apakah stabil atau tidak akan sangat tergantung pada bentuk tegangan (stress state) dan karakteristik dari tanah. Karakteristik dari tanah mempunyai dua arti dalam kaitannya dengan stabilitas, karena bentuk tegangan dalam suatu proses pengolahan tanah juga dipengaruhi oleh sifat tanah : pada tanah yang sangat plastis, deformasi yang berlebihan kadang-kadang menghambat adanya bentuk tegangan sebagaimana disebut favor unstable phenomena.

B. Alat Pengolah Tanah
Sebagaimana diuraikan di atas bahwa pengolahan tanah adalah suatu usaha untuk mempersiapkan lahan bagi pertumbuhan tanaman dengan cara menciptakan kondisi tanah yang siap tanam. Pengolahan tanah merupakan proses terberat dari keseluruhan proses budidaya. Konsumsi energy sekitar 1/3 dari total kebutuhan energy
1. Macam-Macam Pengolahan Tanah
a. Pengolahan Tanah Primer
Kegiatan pengolahan tanah pertama (awal) dengan kedalaman lebih dari 15 cm s.d 90 cm
1) Tujuan
Adapun tujuan pengolahan tanah skunder adalah untuk:
a) Memberantas gulma
b) Memperbaiki struktur tanah agar lebih baik untuk pertumbuhan tanaman
c) Menempatkan seresah agar terdekomposisi dengan baik
d) Menurunkan laju erosi dengan cara pengolahan yang sesuai
e) Meratakan tanah
f) Mencampur pupuk dengan tanah
g) Mempersiapkan tanah untuk pemberian air irigasi

2) Alat Pengolahan Tanah Primer
a) Bajak Singkal (Moldboard Flow)
Bajak singkal berfungsi untuk memotong, membalik, memecah tanah sekaligus menutup gulma dan menjadikannya kompos di bawah tanah
 Bagian-bagian Bajak :
- Share
- Singkal (brest, moldboard)
- Landside
- Coulter
- Beam
- Frog
- Shin
 Macam-macam Bajak Singkal :
- Stuble bottoms :
- General purpose bottoms
- Slotted-moldboard bottoms
- Scotch plow bottoms
- Plow bottoms for sod and clay

b) Bajak Piring (disk plow)
Piringan dari bajak ini diikat pada batang penarik melalui bantalan (bearing), sehingga pada saat beroperasi ditarik oleh traktor maka piringannya dapat berputar. Dengan berputaraya piringan, maka diharapkan dapat mengurangi gesekan dan tahanan tanah (draft) yang terjadi. Piringan bajak dapat berada disamping rangka atau berada di bawah rangka.
Setiap piringan dari bajak piringan biasanya dilengkapi dengan pengeruk (scraper) yang berguna selain untuk membersihkan tanah yang lengket pada piringan, juga membantu dalam pembalikan potongan tanah.
Untuk menahan tekanan samping yang terjadi saat bajak memotong tanah, bajak piring dilengkapi dengan roda alur belakang (rear furrow wheel).
 Beberapa keuntungan menggunakan bajak ini adalah :
 Dapat bekerja ditanah keras dan kering
 Dapat untuk tanah-tanah yang lengket
 Dapat untuk tanah-tanah yang berbatu
 Dapat untuk tanah-tanah berakar
 Dapat untuk tanah-tanah yang memerlukan pengerjaan yang dalam.




Gambar 2. Bagian-bagian Bajak Piring

c) Bajak Rotary (rotary plow)
Bajak rotari adalah bajak yang terdiri dari pisau-pisau yang berputar. Berbeda dengan bajak piringan yang berputar karena ditarik traktor, maka bajak ini terdiri dari pisau-pisau yang dapat mencangkul yang dipasang pada suatu poros yang berputar karena digerakan oleh suatu motor. Bajak ini banyak ditemui pada pengolahan tanah sawah untuk pertanaman padi.
Ada tiga jenis bajak rotari yang biasa dipergunakam. Jenis pertama yang disebut dengan tipe tarik dengan mesin tambahan (pull auxiliary rotary engine). Pada jenis ini terdapat motor khusus untuk menggerakkan bajak, sedangkan gerak majunya ditarik oleh traktor.
Jenis kedua adalah tipe tarik dengan penggerak PTO (pull power take off driven rotary plow). Alat ini digandengkan dengan traktor melalui tiga titik gandeng (three point hitch). Untuk memutar bajak ini digunakan daya dari as PTO traktor.
Jenis ketiga adalah bajak rotari tipe kebun berpenggerak sendiri (self propelled garden type rotary plow). Alat ini terdapat pada traktor-traktor roda 2. Bajak rotari digerakkan oleh daya penggerak traktor melalui rantai atau sabuk. Dapat juga langsung dipasang pada as roda, sehingga disamping mengolah tanah bajak ini juga berfungsi sebagai penggerak.






Gambar 3. Bajak Rotary

d) Bajak Chisel
Alat ini berbentuk tajak yang disusun pada suatu rangka. Digunakann untuk memecah tanah yang keras sampai kedalaman sekitar 18 inci. Diperlengkapi dengan 2 buah roda yang berguna untuk transportasi dan mengatur kedalaman pemecah tanah. Jarak antara tajak dapat beragam dari 1 sampai 2 inci. Alat ini, tidak membalik tanah seperti bajak yang lain, tapi hanya memecah tanah dan sering digunakan sebelum pembajakan tanah dimulai




Gambar 7. Bajak Chisel
e) Bajak Subsoil
Alat ini hampir sama dengan bajak chisel hanya bentuknya lebih besar dan digunakan untuk pengolahan tanah yang lebih dalam. Menggunakan alat ini dapat memecahkan tanah pada kedalaman 20 sampai 36 inci. Alat ini sering juga digunakan untuk memecahkan lapisan keras didalam tanah (hardpan), atau untuk memperbaiki drainase tanah.






Gambar 8. Bajak Subsoil
f) Bajak Raksasa
Alat ini sesuai dengan namanya, berbentuk sangat besar dan digunakan untuk membalik tanah pada kedalaman 100 sampai 180 cm. Dengan menggunakan alat ini tanah subur yang ada di dalam tanah dap at diangkat keatas permukaan tanah. Dapat berbentuk bajak singkal atau bajak piringan.

b. Penglahan Tanah Skunder
Pengolahan tanah kedua dilakukan setelah pembajakan. Dengan pengolahan tanah kedua, tanah menjadi gembur dan rata, tata air diperbaiki, sisa-sisa tanaman dan tumbuhan pengganggu dihancurkan dan dicampur dengan lapisan tanah atas, kadang-kadang diberilcan kepadatan tertentu pada permukaan tanah, dan mungkin juga dibuat guludaa atau alur untuk pertanaman.
Alat pengolah tanah kedua yang menggunakau daya traktor antara lain: 1) garu (harrow), 2) perata dan penggembur (land roller dan pulverizer), dan 3) alat-alat lainnya
1) Alat Pengolahan Tanah Skunder
Beberapa jenis garu yang dipakai pada pengolahan tanah kedua adalah
a. Garu Piring.
Garu ini dapat digunakan sebelum pembajakan untuk memotong rumput-rumput pada permukaan tanah, untuk rnenghancurkan permukaan tanah sehingga keratan tanah ( furrow slice) lebih berhubungan dengan tanah dasar. Juga dapat digunakan untuk penyiangan, atau untuk menutup biji-bijian yang ditanam secara sebar.
Secara umum garu piring dibagi atas : 1) garu piring tipe tarik (trailing disk harrow), dan 2) garu piring tipe angiat (mounted disk harrow).
Garu piring dapat mempunyai aksi tunggal (single action) apabila pada saat memotong tanah hanya melempar tanah ke satu arah saja. Juga dapat mempunyai aksi ganda (double action ) apabila piringan yang di depan berlawanan arah dengan yang di belakang dalam melempar tanah. Gambar 30 menunjukkan garu piring aksi tunggal, sedangkan Gambar 31. memperlihatkan garu piring aksi ganda.


Gambar 9. Garu Piring Aksi Tunggal
Apabila posisi garu piring dalam penggan dengannya dengan traktor menyamping, maka garu tersebut disebut garu offset.
Bagian-bagian dari garu piring adalah : piringan (disk), as (gang/arbor bolt), rangka (frame), bantalan (bearing), bumper, kotak pemberat, dan pembersih tanah (scaper).
Piringan dap at bersisi rata atau bergerigl Piringan yang bergerigi biasanya digunakan pada lahan yang mempunyai banyak sisa-sisa tanaman. Ukuran umum berkisar antara 45 sampai 60 cm, sedangkan untuk tugas berat (heavy duty) antara 65 sampai 70 cm. Piringan dipasang pada suatu as yang berbentuk persegi dengan jarak antara 15 sampai 22 cm, atau 25 sampai 30 untuk tugas berat dan masing-maing dipisahkan oleh gelondong (spool).


.

Gambar 10. Garu Piring Aksi Ganda
b. Garu Paku
Garu ini mempunyai gigi yang bentuknya seperti paku terdiri dari beberapa baris gigi yang diikatkan pada rangka. Garu ini digunakan untuk menghaluskan dan meratakan tanah setelah pembajakan. Juga dapat digunakan untuk penyiangan pada tanainan yang baru tumbuh. Bentuk dari garu paku dapat dilihat pada.


Gambar11. Salah Satu Bentuk dari Garu Paku
c. Garu Pegas
Garu pegas sangat cocok untuk digunakan pada lahan yang mempunyai banyak batu atau akar-akar, karena gigi-giginya yang dapat indenting (memegas) apabila mengenai gangguan.
Kegunaan garu ini sama dengan garu paku, bahkan untuk penyiangan garu ini lebih baik, karena dapat masuk ke dalam tanah lebih dalam.

Gambar 12. Salah Satu Bentuk dari Garu Pegas
d. Garu Rotari
Garu rotari ada dua macam, yaitu : garu rotari cangkul (rotary hoe harrow) dan garu rotari silang (rotary cross harrow).
Garu rotari cangkul merupakan susunan roda yang dikelilingi oleh gigi-gigi berbentuk pisau yang dipasangkan pada as dengan jarak tertentu dan berputar vertikal. Putaran roda garu ini disebabkan oleh tarikan traktor.



Gambar 13. Garu Rotari Cangkul Rotary Hoe Harrow) & (Garu Rotari Silang (Rotary Cross Harrow)
Garu rotari silang terdiri dari gigi-gigi yang tegak lurus terhadap permukaan tanah dan dipasang pada rotor. Rotor diputar horisontal, yang gerakannya diambil dari putaran PTO. Dengan menggunakan garu ini, penghancuran tanah terjadi sangat intensif..
e. Garu Khusus
Yang termasuk kedalam garu khusus adalah weeder-mulche dan soil surgeon. Weeder-mulche adalah alat yang digunakan untuk penyiangan, pembuatan mulsa dan pemecahan tanah di bagian permukaan. soil surgeon adalah alat yang merupakan susunan pisau berbentuk U dipasang pada suatu rangka dari pelat. Alat ini digunakan untuk memecah bongkah-bongkah tanah di permukaan dan untuk meratakan tanah.




Gambar 14. Pulverizer


BAB III. PEMBAHASAN



A. Prosedur
Sebelum melakukan praktek pengolahan tanah ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan diantaranya adalah sebgai berikut:
1. Persiapan bahan dan alat
pada proses pengolahan tanah ada beberapa bahan dan alat penting yang harus disiapkan diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Persiapan traktor
b. Persiapan implement
c. Meteran
d. Stop watch
e. Patok

2. Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan pengolahan tanah ada beberapa tahapan yang harus di lakaukan diantaranya adalah sebgai berikut:
a. Setelah taktor berada di lahan. Nyalakan kontak mesin
b. Setelah hidup injak kopling dan pindah gigi kanan 2 dan gigi kiri 1
c. Lepaskan kopling secara perlahan dan jalankan dengan melihat kedepan
d. Turunkan implement dan jalankan traktor dengan kemudi
e. Usahakan agar mengemudi dengan mengunakan tangan satu (tangan kiri)
f. Naikan implement apabila traktor terasa berat
g. Jangan lupa untuk melihat ke belakang untuk melhat hasil pengolahan tapi tetap focus pada bagian depan yang akan di olah
h. Setelah taktro samapai bada bagian ujung lahan angkat implement dan belokan traktor dengan menginjak rem dan membanting kemudi kekiri secara bersamaan lalu injak kopling
i. Setelah membelok lepaskan kopling secara perlahan dan turunkan implement lanjutkan pengolahan dan naik turunakan implement sampai pengolahan selesai
j. Setelah pengolahan selesai naikan implement injak koplingtunkan gigi dan matikan mesin.

B. Hasil
Dari hasil praktek pengolahan datanah pada hari juma’at pukul 13.00 kami dapatkan banyak sekali ilmu baik itu hard skill ataupun soft skill akan tetapi semuanya tidak kan tetpenuhi tanpa adanya bimbingan dari dosen pembimbing dan juga teknisi diantaranya adalah mahasiswa menjadi:
1. Megetahui cara mengemudikan traktor
2. Mengetahui perhitungan pengolahan tanah
3. Megetahui teknik pegolahan tanah
4. Bisa memperaktakan penglahan tanah
















BAB IV. SIMPULAN

Dari pembahasan diatas dapat kami simpulkan bahwa:
1. Pengolahan tanah dapat mengembalikan keadan tanah menjadi subur kembali
2. Pengolahan tanah yang baik akan menghasilkan hasil panen yang baik pula
3. Pengolahan tanah yang kurang baik akan terlihat ketika proses penanaman dan hasil dari penanaman itu sendiri
4. Untuk mendaptkan hasil panen yang baik pengolahan tanah perlu dilakukan



0 komentar:

 

Blogroll

Site Info

Text

HIDUP ADALAH TANTANGAN Copyright © 2009 WoodMag is Designed by Ipietoon for Free Blogger Template