Kamis, 18 Maret 2010

Manajemen Bengkel

MANAJEMEN BENGKEL



A. Prsoes Produksi
Dalam perancangan proses, kita perlu memperhatikan factor-faktor yang terkait dengan mekanis dan pengoprasian misalnya keadaan, karekteristi mesin, derajat mekanisasi, efisienn, keselamatan, kebutuhan tenaga kerja dan proses dasar satuan. Alasan penggunaan proses dasar satuan secara umum adalah mempermudah rancangan proses prduksi. Secara khusus, alas an penggunaan proses anatara lain:
1. Proses satuan lebih mudah dalam menentukan apa yang harus dilakukan pada bahan pengubahnya.
2. proses satuan menawarkan daar yang lebih mudah untuk mengatur informasi proses yang terperinci.
3. proses satuan memudahkan sintesis proses baru.
4. proses satuan mempermudah perbandingan anatar peruses karena karakteristik biaya dapat dibandingkan tanpa kesulitan.

Untuk memudahkan dan mempercepat mengetahui proses-prses pokoknya, kita memerluakan informasi proses-proses baku yang dibutuhkan. Misalnya dengan mengetahui proses bakunya adalah milling, maka kita menindak lanjutinya dengan tipe milling yang diperlukan pada oerasi tertentu.
Penggunaan peta kerja bertujuan untuk membrikan dan memberikan kemudahan dalam analisis. Kompleksitas proses produksi sulit diatasi apabila tidak dipetakan secara terstuktur. Berikut ada beberapa peta kerja yang umum digunakan:
a. assembly chart (peta perakitan)
Assembly chart adalah grafik urutan-urutan aliran komponen dan rakitan bagian kedalam rakitan suatu product yang menunjukan keterkaitan antar komponen, yang dapat pula digambarkan dengan gambar terurai.

b. operation process chart
Operation process chart adalah peta yang menggambarkan urutan operasi yang dilalui suatu product. Peta proses operasi memperluas peta rakitan dengan menambahkan setiap operasi kedalam gambaran grafis pola aliran pertama yang telah dikembangkan. Keuntungan dan kegunaan peta proses operasi adalah:
1. Mengombinasikan lintasan produksi dan peta perakitan sehingga memberikan informasi yang lebih lengkap.
2. Menunjukan operasi yang harus dilakukan setiap komponen.
3. Menunjukan urutan operasi tiap komponen
4. Menunjukan urutan pabrikasi dan rakitan tiap komponen
5. Menunjukan kerumitan nisbi fabrikasi setiap komponen
6. Menunjukan hubungna tiap komponen
7. Menunjukan panjang nisbi setiap lintasan fabrikasi dan ruang yang dibutuhkan
8. Menunjukan titik tempat komponen memasuki proses
9. Menunjukan tingkat kebutuhan tiap rakitan
10. Membedakan komponen yang dibeli dan dibuat
11. Membantu perencanaan tempat kerja mandiri

c. Multi Product Process Chart
Peta ini merupakan bentuk khusus operation proses chart. Perbedaannya adalah menggambarkannya banyak proses membuat product atau komponen. Peta terdiri atas beberapa kolom dan baris.
Klom menunjukna jenis product atau komponen yang akan dibuat, sedang baris menunjukan mesin yang dibutuhkan untuk proses yang diperlukan.

d. Flow Process Chart
peta proses aliran adalah peta yang menggambarkan informasi yang diperlukan setiap kmponen pembentuk sebuah product lengkap denganlebih terperinci. Kegunaan peta proses aliran adalah:
1. mengetahui aliran awal bahan masauk dalam suatu proses atau prosedur sampai aktifitas terakhir
2. memberikan informasi penyelesaian suatu proses
3. mengetahui jumlah kegiatan yang dialami bahan selama porses berlangsung
4. khusus untuk peta yang menggambarkan aliran yang dialami oleh seatu komponen secara lengkap, peta ini merupakan suatu alat yang akan mempermudah suatu proses analisis untuk mengetahui tempat-tempat dimana terjadi ketidak efisienan atau ketidak sempurnaan kerja. Jadi dengan sendirinnya dapat digunakan untuk ongkos-ongkos yang tesembunyi.

B. Perhitungan kebutuhan bahan dan mesin
Secara umum dan praktis prose penghitungan kebutuhan bahan dan mesindilakukan dengan perhitungan mundur (backward calculation). Perhitungan kebutuhan bahan dipengaruhi oleh factor scraf.scaraf merupakan buangan yang dihasilkan proses manufactur sebagai akibat spesifikasi komponen atau product yang direncanakan. Factor scraf dapat ditentukan dari dua presfektif, yaitu geometris dan kualitas. Penentuan scraf berdasarkan geometris dilakukan bedasarkan rasio antar volume bahan yang terbuang dari volume awal atau standar bahan. Penentuan scraf berdasarkan kualitas dilakukan berdasarkan target product yang diijinkan cacat sebagai konsekuensi metode kerja yang belum sempurna, mesin atau peralatan yang kurang efisien, ataupun operator yang kurang terampil.
Berdasarkan operasi kerja, kita dapat merumuskan persamaan matematis yang memperlihatkan hubungan antara masukan, keluaran dan scraf. Formulasi perhitungan kebutuhan bahan sebagai berkut:

Keluaran Proses
Oi = Ii – f.Ii
Oi = Ii ( I-f )

Kebutuhan bahan diawal prose
Oi
Ii =
(1 – f)

Perhitungan kebutuhan jumlah mesin yang dapat diformulasikan sebagai arsio antar kafasitas yang dibutuhkan (R) dan kafasitas yang tersedia (A). Perumusannya sebgai berikut :
R
Jumlah mesin (n) =
A

Waktu pemerosesan umumterdiri dari waktu persiapan (S) dan waktu pengerjaan (M). waktu persiapan dilakukan berdasarkan jumlah lot yang akan dikerjakan, sehingga kita mungkin kita memprediksi jumlah kegiatan yang dilakukan.
Kapasitas yang tersedia berkaitan dengan kebijakan manajemen pabrik yang diterpkan dan pertimbangan teknis diantara jam kerja (h) dan efisiensi pabrik atau mesin (E). dau hal tersebut dapat diformulasikan dengan sederhana.

S + ( D ´ R )
n =
h ´ E




Continue Reading...

Indahnya Cinta sejati

Cinta Suci


Langkah pertana menuju jatuh cinta adalah kenali diri anda
dan cari orang yang akan melengkapi anda

Arti cinta
Dalam kebudayaankita, dilihat dari lagu2, buku2 dan film-film cinta adalah hal penting dalah kehidupan kita, tetapi kita hanya punya satu makna untuk fenomena yang sangat kompleks dan variatif ini. Cainta mempunyai banyak bentuk. Ada cinta yang kita rasakan untuk orang tua, saudara dan teman kita walaupun kita kesampingkan cinta kekerabatan dan platonic ini dan focus pada cinta romantis.
Setiap orang mempuyai pendapat tentang cinta, tetapi apakah devinisi-devinisi itu bias mewakili emosi yang universal dan tidak bisa ditebak ini?
Kamus saya menjelaskan bahwa cinta romantis adalah perasaan kasih saying yang dalam , tulus dan tidak dapat didefinisikan, serta terpusat pada satu orang , misalnya muncul dari pertalian keluarga, hal-hal yang menarik atau adanya perasaan utuh. Definisi ini sangat bagus , tetapi cinta lebih dari itu. Cinta dapat singkat dan juga lama dapat lancer maupun penuh masalah, dapat menyenangkan dan juga menyedihkan, dapat berubah dari waktu-kewaktu , minggu ke minggu, bahkan tahun ke tahun.
Salah satu observasi saya selama berabad-abad dating dari yunani kuno. Hampir dua ribu lima ratus tahu yang lalu, filsuf plato membicarkan tetangn ini dengan lengkap. Dalam simposiun, ia mengatakaj bahwa kita semua mencari bagian dari diri kita untuk menjadi utuh. Plato menyebut kebutuhan manusia akan kebutuhan ini sebagai “pencarian akan cinta” dalam symposium juga , guru Plato, Socrates, berkata, “dalam diri kekasih, kita mencari dan menginginkan apa yang kita tidak miliki”
Setiap agama juga mempunyai pandangan masing-masingmenganai cinta, karena ia adalah pusat kepercayaan kita. Jika anda menghadiri pernikahan dalam Kristen, anda mendengar apa yang dikatan saint paul kepada Corinthian, “cinta adalah kesabaran dan kebaikan. Cinta bukan kecemburuan atau kesombongan. Cinta bukan arogansi atau kekasaran. Cinta tidak memaksakan jalannya. Cinta bukanlah kemarahan atau kebencian. Cinta tidak gembra atas kesalahan, tetapi gembira dalam kebenaran. Cinta melahirkan semua hal, mempercayai semua hal, menharapkan semua hal dan menahan semua hal. Cinta tidak pernah berakhir.”
Kepercayaan yahudi bahwa seorang suami dan istri saling melengkapi. Menurut Rabi Harold Kushner, Talmud mengajarkan bahwa seorang laki-lakitidak lengkap tanpa seorng wanitabegitu juga wanita tidak lengkap tanpa suami. Dalam Al Qur’an disebutkan: “tuhan menciptakan laki-laki dan perempuan untuk saling melengkapi, sebagaimana malam melngkapi siang dan siang melengkapi malam.” Ajaran budha meanalogikan cinta dan pernikahan sebagai pengisi kekosongan dan kebahagiaan. Dalai lama. Pemimpin spiritual dari Tibet,mengatakan: “cinta dan kasih saying adalah kebutuhan bukan kemewahan, tanpa itu, semua manusia tidak akan bisa hidup”.


Continue Reading...

SOSIOLOGI

Sosial Enginering


Nama : Onyong Belen
NIM : K4060607
Prody : Rancangbangun Peralatan Pertanian


Mengapa hewan bisa mempertahankan hidunya walau tanpa bantuan orang lain??

Hewan adalah makhluk yang telah diberikan kelebihan oleh Alloh SWT berupa insting “subhanalloh” kelebihan yang sangat luar biasa sekali. Hewan dengan insting (naluri untuk melakukan suatu hal) dan manusia dengan akal pikirannnya. Hewan bisa hidup tanpa bantuan orang lain itu benar adanya, mereka bisa langsung berlari setelah beberapa menit dilahirkan, bahkan berburu dan mencari makanan dengan kemampuannya sendiri. Itu karena mereka dibekali insting untuk melakuakan sesuatu termasuk mencari makan.

Tapi sesungguhnya hewan itupun bisa jadi makhluk sosial, dimanaa mereka berinteraksi satu sama lain dan bekerja sama untuk mencapai tujuan. Contohnya semut pekerja. semut pekerja mereka bekerja sama untuk membangun rumah tempat tinggal, mereka berkomunkasi dengan bahasa yang mereka sendiri, mereka mencari makan bahkan mereka mempunyai seorang pimpinan. Itu menandakan bahwa mereka berkomunikasi satu dengan yang lainnya.


Nama : Irvan Permana
NIM : K4060608
Prody : Rancangbangun Peralatan Pertanian


Apa yang terjadi apabila seseorang tidak berinteraksi dengan manusia atau orang lain??

Manusia tanpa komunikasi itu bisa saja terjadi (orang bisu) akan tetapi manusia tanpa interaksi dengan manusia maka itu sesuatu yang tidak wajar karena apabila manusia tidak berinteraksi dengan manusia lain maka dia akan terasing dan tertinggal dalam segala hal baik yang sifatnya personal, masyarakat, nasional maupun internasional.

Manusia berbeda dengan hewan yang memiliki insting, manusia memakai tak untuk bertahan hidup dan mengembangkan tarap hidupnya. Apabila otak itu tidak dipakai maka dia akan menjadi tumpul dan akhirnya berkarat yang menyembabkan orang yang menpunyai otak tersebut menjadi manusia purba moern yang hidup di dalam gua pada saat orang sudah pindah ke apartemen mewah atau mungkin pesawat antariksa di bulan.

“No man is an island". Tidak seorangpun hidup terisolasi. Penggambaran diri manusia melalui pepatah pendek ini cukup substansial sifatnya. Dikatakan demikian, sebab manusia pada hakekatnya adalah makhluk yang berinteraksi. Bahkan interaksi itu tidak melulu ekslusif antar manusia, tetapi juga inklusif dengan seluruh mikrokosmos. Termasuk interaksi manusia dengan seluruh alam ciptaan. Bahkan Tarzan yang hidupnya di hutan dan tidak pernah bertemu dengan manusia sekalipun dia tetap melakukan interaksi dengan hewan dan alam sekitarnya untuk menjalani hidupnya.
Continue Reading...

Sabtu, 13 Maret 2010

Pengolahan kopi & Kakao

KOPI & COCOA

A. Latar Belakang
Kopi menyumbangkan devisa yang cukup besar bagi Negara dan mempunyai prospek terus meningkat seiring seiring dengan makin banyaknya orang yang mengkonsumsinya oleh karena itu penanaman dan penanganan kopi harus terus ditingkatkan demi tercapainya sasaran pemerintah untuk meningkatkan devisa Negara.
Slaras dengan perkembangan jaman dan kemajuan teknologi alat pengolahan hasil pertanian terus berkembang dengan pesat sehingga perlu diketahui dan diteliti untuk menghasilkan inovasi dan kreativitas yang lebih lanjut oleh karena itu diadakanlah kunjungan untuk melihat proses pengolahan kopi dan cocoa.

B. Tujuan
Adapun tujuan diadakannya kunjungan ke pusdiklat kopi dan cocoa ini adalah agar mahasiswa:
1. Mengetahui proses pengolahan kopi
2. Mengetahui peralatan yang digunakan
3. Mengetahui lamanya proses pengolahan
4. Mengetahui banyaknya produk olahan yang dihasilkan dari kopi dan cocoa


ISI


A. Kopi
Kopi merupan suatu jenis tanaman budidaya komersial yang cukup banyak dibudidayakan oleh petani serta mempunyai proporsi dan harga yang cukup tinggi.

1. Jenis tanaman kopi
Menurut tempat tumbuhnya kopi dapat dibedakan menjadi menjadi dua, yaitu:
a) Robusta (Coffea canephora)
Robusta adalah jenis Tanaman dataran tinggi lebih dari 1000 m dpl. Kopi jenis ini mempunyai aroma dan citarasa yang tinggi dengan Proporsi pasar dunia sebesar 80 % sehingga harga tinggi dan digunakan sebagai bahan baku kopi seduh [non-instant].

b) Arabika (Coffea arabica)
Arabika merupakan jenis tanaman dataran tinggi kurang dari 800 m dpl mempunyai body yang tinggi. Proporsi pasar dunia sebesar 20 % dengan Harga relatif rendah Sebagai bahan baku kopi cepat saji [instant).

2. Proses penanganan kopi
Menurut cara mengolahnya pengolahan kopi dapat dibedakan menjadi 2, yaitu:
a) Pengolahan basah
Pengolahan basah adalah suatu teknik pengolahan kopi dengan cara mengolah kopi yang telah dipanen dengan cara pengupasan dan permentesi terlebih dahulu baru dikeringkan agar aroma dan rasa dapat lebih terjaga.

b) Pengolahan kering
Pengolahan kering adalah sutu teknik pengolahan kopi dengan cara mengeringkan kopi terlebih dahulu baru dilakukan proses lainnya.

3. Proses pengolahan kopi (wet proces)
Untuk menjaga kualitas kopi agar tetap baik maka kita harus memperhatikan proses pengolahan dengan baik. Adapun tahapan proses pengolahan kopi adalah sebagai berikut:
a) Sortasi
Setelah buah dipanen dari kebun maka kopi akan di sortir. Proses sortasi dilakukan dengan mengunakan alat yang disebut dengan rembangan prisnsip kerjanya sangat sederhana sekali yaitu buah masak dimasukan ke dalam bak atau drum yang diberi genangan air maka kopi yang kopong akan mengambang dan kopi yang baik akan tenggelam.

b) Pengupasan kulit
Proses pengupasan dilakukan dengan alat yang bernama fulper dengan kapasitas 1 ton/ jam dengan system gesekan antara rol dengan dinding mesin.

c) Fermentasi
Fermentasi atau pembusukan adalah salah satu proses yang sangat oenting dalam pengolahan kopi karena dengan fermentasi rasa dan aroma kopi bisa jadi lebih kuat. Lamanya fermentasi untuk kopi arabika adalah 1 ha.

d) Pencucian
Setelah proses fermentasi selesai maka dilakajutkan dengan proses pencucian buah dengan air yang mengalir.

e) Pengeringan
Kopi yang diterima dipasaran adalah 19-21 % sehingga kopi harus dikeringkan terlebih dahulu. Proses pengeringan menggunakan pengering multi dryer shingga apabila tidak ada sinar matahari pengeringa masih bisa dilakukan dengan menggunakan bahan bakar kayu.

f) Pengupasan kering
Setelah kopi di keringkan maka harus dilakukan pengupasan kulit ari buah dengan menggunakan bubel roll sehingga dihasilkanlah kopi beras yang siap disimpan.

g) Greading
Proses ini bertujuan untuk memisahkan ukuran antara bahan yang pecah dan utuh sehingga memudahkan dalam pengolah ataaupun pengemasan.

4. Proses pembuatan kopi instan dan non instan
a) Penyangraian
Penyangraian dimaksudkan untuk mengelurkan aroma dan rasa kopi sehingga semakin kuat. Penyangraian dilakukan dengan menggunakan degan drum penyangrai dengan suhu 120 – 200 oC, kapasiatas penyangraian 10 kg/jam.

b) Penggilingan
Pengilingan merupakan suatu proses inti yang berfunsi untuk mengecilakan ukuran kopi sehingga mudah untuk diseduh dan menyatu dengan air. Proses pengilingan menggunakan hammer mill dengan kapasitas 10 kg/jam.

c) Pengkristalan dan pencampuran
Pengkristalan dimaksudkan untuk menyatukan permukaan kopi dengan gula (kopi instan) sehingga lebih praktis dalam penyajian. Alat yang digunakan adalah alat pengaduk yang diberi panas dan dibulak-balik secara manual.

B. Coklat
Coklat (cocoa) adalah tanaman budidaya yang memiliki prospek cukup besar karena rasa dan aromanya yang kuat sehingga menjadi devisa bagi Negara.
1. Proses pengolahan kakao
Untuk menbuat coklat mengeluarkan rasa dan aroma yang terkandung di dalamnya ada beberapa tahapan yang harus dilalui, yaitu:
a) Pemecahan buah
Pemecahan buah dilakukan dengan mengunakan phot braker dengan system rol yang akan menggiling buah sehingga kulit luar pecah dan biji akan tepisah. Kapasitas 3 ton/jam

b) Pemisahan lendir/pulfa
Pemisahan pulfa dimaksudkan untuk menghilangkan lender yang menempel di luar biji untuk diolah menjadi berbagai macam olahan dan juga mempercepat fermentasi. Pengepresan dilakukan dengan system pres ulir dengan kapasitas 1 ton/jam dan menghilangkan pulfa sebanyak 30% dari bahan.

c) Fermentasi
Fermentasi dilakukan pada kotak kayu yang diberi lubang kecil untuk pengeluaran air dengan waktu 4 hari dan 2 kali pembalikan. Hasil fermentasi adalah 30% dari bahan yang telah dihilangkan pulfanya.

d) Pengeringan
Pengeringan dimaksudkan untuk mendapatkan kadar air tertentu sebelum disimpan ataupun diolah agar kualitas bisa tetap terjaga. Pengeringan menggunakan multi dryer (kayu dan batu bara) sehingga lebih ekonomis. Sehu pengeringan 65 oC dengan waktu 50 jam.

2. Proses pembuatan coklat masak
Dalam proses pembuatan coklat masak ada beberapa tahapan yang haru dilalui, yaitu:
a) Penyangraian
Penyangraian dimaksudkan untuk mengeringkan sekaligus mengeluarkan aroma dan rasa khas dari cocoa. Pemanasan manasan menggunakan bahan bakar biogas selama 45 menit dengan kapasitas mesin 10 kg/jam dan suhu 120 oC.

b) Pemisahan kulit
Setelah biji kering maka kulit harus dipisahkan dari biji dengan menggunakan destiler agar biji lebih bersih.

c) Pemastaan
Pemastaan dilakukan dengan system gesek yang menyebabkan terbentuknya cocoa. Pemastaan dilakukan dengan sstempemanasan dengan suhu 30 oC dan kapasitas mesin 20 kg/jam.

d) Pengepresan lemak
pengepresan dimaksudkan untuk mengambil minyak cocoa dengan kualitas yang baik. Pengepresan dilakukan dengan mesin pengepres yang diberi panas 30% sehingga minyak cocoa mencair. Kapasitas mesin 4 kg/jam.

e) Penghancuran bungkil coklat
Bungkil dihasilkan dari hasil pengepresan minyak cocoa untuk membuat bubuk coklat yang digunakan sebagai bahan konsumsi dan olahan lainnya. Alat yang digunakan berupa geliniding rol yang berputar kapasitas 20 kg/jam

f) Penyaringan
Setelah dihaluskan maka selanjutnya bubuk cklat disaring untuk memisahkan antara bubuk yang masih besar dan yang sudah halus. Tiller yang digunakan adalah mess 100 mm system vibrator.

g) Pemasakan
Coklat akan diendapakan selama 3 hari tiga malam sebelum dilakukan pembentukan itu dilakukan agar dihasilkan rasa colat yang gurih dan enak.

h) Pembentukan
Pembentukan dilakukan setelah setelah coklat dipanaskan dan disimpan di dalam Loyang-loyang cetakan sesuai dengan bentuk yang diinginkan, setelah itu coklat dimasukan ke dalam frezer selama 45 menit dengan suhu 0 oC lalu dibungkus dengan mesin pengepakan.


KESIMPULAN

Dari hasil fild trif diatas saya dapat simpulkan bahwa pengolahan kopi dan cocoa cukup mudah dan menghasilakan profit yang tinggi akan tetapi memerlukan kesabaran dan ketelitian dalam setiap pangolahannya agar kopi dan cocoa yang dihasilakan tidak rudak dan berkualitas tinggi.


Continue Reading...

Minggu, 10 Januari 2010

I. LATAR BELAKANG

A.Latar Belakang
Dalam rangka meningkatkan dan melestarikan suasembada beras yang telah dicapai pada tahun 1984. Pemerintah Indonesia telah berupaya menyebarluaskan informasi tentang cara pengolahan dan perawatan Padi untuk peningkatan hasil panen. Salah satunya adalah dengan meningkatkan penanganan pra-panen.
Pra-panen merupakan suatu kegiatan yang harus dilakukan untuk meningkatkan hasil panen. Salah satu kegiatan pra-panen yang harus diperhatiakan adalah penyiangan. Penyiangan merupakan suatu kegiatan mencabut rumput-rumput (gulma) yang berada di antara sela-sela padi dan sekaligus menggemburkan tanah. Penyiangan dilakukan dua kali yaitu pada saat Padi berumur 3 dan 6 minggu.
Menurut “Harjono (2007) “Kerugian hasil panen padi oleh gulma dapat mencapai 36%, dan pengendalian gulma yang efektif dapat meningkatkan produksi gabah sampai 1,8 ton/ha. Pengendalian gulma tanaman padi sawah dengan tangan membutuhkan waktu 172 jam/ha dan penyiangan dengan landak membujur melintang 132 jam/ha”.
Penggunaan alat penyiang system manual seperti landak membujur dan tangan mempunyai banyak sekali kekurangan, baik dilihat dari segi kinerja dan efisiensi alat karena itu perlu dibuat suatu terobosan teknologi yang dapat membantu memecahakan permasalahan penyiangan dan dapat diterima oleh petani. Alat penyiang bertenaga motor (power weeder) dengan desain yang telah disesuaikan untuk daerah-daerah di Indonesia yang berpetak sempit merupakan salah satu jawaban sehingga diharapakan dapat meningkatkan kinerja petani supaya lebih efektif dan efisien dibandingkan penyiangan dengan cara manual seperti dengan landak, pacul kecil dan tangan.

B. Permasalahan
Adapun permasalahan dari power weeder ini adalah:
Semakian kurangnya tenaga kerja dalam bidang pertanian
Penyiangan secara manual (menggunakan landak/ tangan) kurang efektif dan efisien.

C. Tujuan
Adapun tujuan modifikasi power weeder ini adalah untuk:
1. Memodifikasi power weeder menjadi lebih sederhana agar lebih nyaman ekonomis
2. Meningkatkan kapasitas kerja

D. Manfaat
Adapun manfaat mesin dari pembuatan power weeder ini adalah:
1. Mempermudah kerja petani
2. Meningkatkan produktifitas


II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Hakekat Padi
Padi termasuk dalam suku padi-padian atau Poaceae (sinonim Graminae atau lumiflorae) dan merupakan tanaman berakar serabut, daun berbentuk lanset (sempit memanjang), urat daun sejajar, memiliki pelepah daun, bunga tersusun sebagai bunga majemuk dengan satuan bunga berupa loret, floret tersusun dalam spikelet, khusus untuk padi satu spikelet hanya memiliki satu floret, buah dan biji sulit dibedakan karena merupakan bulir (Ing. grain) atau kariopsis.
Pada dasarnya Padi merupakan salah satu tanaman budidaya terpenting dalam peradaban manusia. Produksi padi dunia menempati urutan ketiga dari semua serealia setelah jagung dan gandum. Namun demikian, padi merupakan sumber karbohidrat utama bagi mayoritas penduduk dunia.
Di indonesia padi juga merupakan komoditas utama yang dikonsumsi oleh sebagian besar masyrakat Indonesia baik dari kalangan bawah sampai kalangan atas. Pada tahun 1984 Indonesia pernah meraih penghargaan dari PBB (FAO) karena berhasil meningkatkan produksi padi hingga dalam waktu 20 tahun dapat berubah dari pengimpor padi terbesar dunia menjadi negara swasembada beras.

1. Varietas Padi
Terdapat dua spesies padi yang dibudidayakan manusia: Oryza Sativa yang berasal dari daerah hulu sungai di kaki Pegunungan Himalaya (India dan Tibet/Tiongkok) dan O. glaberrima yang berasal dari Afrika Barat (hulu Sungai Niger).
O. Sativa terdiri dari dua varietas, indica dan japonica (sinonim sinica). Varietas japonica umumnya berumur panjang, postur tinggi namun mudah rebah, paleanya memiliki “bulu” (Ing. awn), bijinya cenderung panjang. Varietas indica, sebaliknya, berumur lebih pendek, postur lebih kecil, paleanya tidak ber-”bulu” atau hanya pendek saja, dan biji cenderung oval. Walaupun kedua varietas dapat saling membuahi, persentase keberhasilannya tidak tinggi. Contoh terkenal dari hasil persilangan ini adalah kultivar IR8, yang merupakan hasil seleksi dari persilangan varietas japonica (kultivar ‘Deegeowoogen’ dari Formosa dan varietas indica (kultivar ‘Peta’ dari Indonesia). Selain kedua varietas ini, dikenal pula sekelompok padi yang tergolong varietas minor javanica yang memiliki sifat antara dari kedua varietas utama di atas.
Varietas javanica hanya ditemukan di Pulau Jawa. Budidaya padi yang telah berlangsung lama telah menghasilkan berbagai macam jenis padi akibat seleksi dan pemuliaan yang dilakukan orang diantaranya:

a. Padi Pera
Padi pera adalah padi dengan kadar amilosa pada pati lebih dari 20% pada berasnya. Butiran nasinya jika ditanak tidak saling melekat. Lawan dari padi pera adalah padi pulen. Sebagian besar orang Indonesia menyukai nasi jenis ini dan berbagai jenis beras yang dijual di pasar Indonesia tergolong padi pulen. Penggolongan ini terutama dilihat dari konsistensi nasinya.

b. Ketan
Ketan (sticky rice), baik yang putih maupun merah/hitam, sudah dikenal sejak dulu. Padi ketan memiliki kadar amilosa di bawah 1% pada pati berasnya. Patinya didominasi oleh amilopektin, sehingga jika ditanak sangat lekat.

c. Padi Wangi
Padi wangi atau harum (aromatic rice) dikembangkan orang di beberapa tempat di Asia, yang terkenal adalah ras ‘Cianjur Pandanwangi’ (sekarang telah menjadi kultivar unggul) dan ‘rajalele’. Kedua kultivar ini adalah varietas javanica yang berumur panjang.


d. Padi Gogo
Di beberapa daerah tadah hujan orang mengembangkan padi gogo, suatu tipe padi lahan kering yang relatif toleran tanpa penggenangan seperti di sawah. Di Lombok dikembangkan sistem padi gogo rancah, yang memberikan penggenangan dalam selang waktu tertentu sehingga hasil padi meningkat.

e. Padi Rawa
Padi rawa atau padi pasang surut dikembangkan oleh masyarakat yang tinggal di rawa-rawa Kalimantan. Padi rawa mampu membentuk batang yang panjang sehingga dapat mengikuti ayunan kedalaman air.

B. Penanganan Pra-Panen
Penanganan Pra-panen merupakan suatu kegiatan yang harus dilakukan untuk meningkatkan hasil panen/produksi. Banyak sekali kegiatan pra-penen baik yang dilaksanakan rutin maupun tidak seperti pengolahan tanah (penggaruan, dan pembajakan) penanaman, pemupukan, penyiangan dan penyemprotan pestisida guna pencegahan dan pemusnahan hama penyakit.
Salah satu kegiatan pra-panen yang harus diperhatiakan adalah penyiangan. Penyiangan merupakan suatu kegiatan mencabut rumput-rumput (gulma) yang berada di antara sela-sela padi dan sekaligus menggemburkan tanah. Menutut Pitoyo (2006) Penurunan produksi padi akibat gulma masih tinggi yakni berkisar antara 6 – 87 persen. Data yang lebih rinci penurunan produksi padi secara nasional sebagai akibat gangguan gulma mencapai 15 – 42% untuk padi sawah dan padi gogo 47-87 %.
Di Indonesia pemberantasan gulma masih banyak dilakukan dengan cara manual yaitu mencabut gulma dengan tangan. Selama masa pertumbuhan padi biasanya dilakukan 2 kali penyiangan yaitu penyiangan pertama pada waktu padi berumur 15 -17 hari dan penyiangan kedua pada waktu padi berumur 50 - 55 hari.
Penyiangan manual dengan tangan memerlukan banyak tenaga kerja, berdasarkan survei, kebutuhan tenaga penyiangan untuk penyiangan pertama sebesar 129,4 HOK/ha dan penyiangan kedua sebesar 236 HOK/ha.
Penyiangan secara mekanis menggunakan peralatan bantu seperti garok dan landak sudah banyak digunakan di beberapa wilayah, hanya saja masih dijumpai kendala kapasitas yang rendah (40-50 HOK/ha) serta kejerihan kerja cukup tinggi.
Tantangan di masa depan adalah masalah ketersediaan tenaga kerja yang bekerja di bidang pertanian yang memiliki kecenderungan semakin berkurang. Salah satu alternatifnya adalah menggunakan mesin penyiang bermotor seperti power weeder, Alat ini mampu mengurangi waktu kerja dan jumlah tenaga kerja sehingga lebih efektif dan efisien.

C. Power Weeder
1. Prinsip Kerja Power Weeder
Power Weeder adalah alat yang berfungsi untuk menyiangi rumput (gulma) yang tumbuh di antara alur tanaman padi tanpa merusak tanaman. Cara kerja power weeder menyiangi rumput dengan mencakar-cakar tanah sehingga tanah menjadi gembur dan rumput yang berada di antara sela-sela padi akan terbawa kemudian terbenamkan di dalam tanah oleh putaran roda pencakar.

2. Macam-macam Power Weeder
Berdasarkan jenis lahan power weeder padi dapat dibedakan menjadi dua:
a. Power weeder untuk padi lahan basah atau berlumpur
Mesin penyiang ini hanya dapat  dioperasikan untuk penyiangan gulma pada lahan yang tergenang air sekitar 5 cm dan berlumpur dengan kedalaman lapisan maksimum 25 cm (diukur dengan cara orang berdiri di lumpur). untuk jarak  tanam 20–25 cm dengan baris yang lurus dengan kedalaman air sekitar 5-10 cm sehingga mesin dapat berjalan tanpa didorong.

b. Power weeder padi untuk lahan kering
Mesin jenis ini dapat dioprasikan untuk pencabut rumput liar. pada tanah kering dengan menggunakan mesin diesel 8.38 Hp kekuatan mesin diteruskan ke roda tanah melalui v puli pita-mesin. Mesin pencabut rumput liar berputar terdiri dari tiga baris piringan berjajar dengan 6 jumlah pisau yang lentur berlawanan arah sebagai alternatif pada setiap piringan. Pisau ini bila berputar mengaktifkan pemotong dan menggemburkan tanah.



III. METODELOGI

A. Waktu dan Tempat
Rencana pelaksanaan pembuatan alat tugas akhir akan dilaksanakan pada bulan Januari 2010 di Bengkel Logam Politeknik Negri Jember.

B. Alat dan Bahan
Adapun peralatan dan bahan yang digunakan untuk pembuatan power weeder ini adalah sebagai berikut:
1. Alat
Peralatan yang diperlukan untuk memodifikasi power weeder diantaranya adalah:
a. Meteran
b. Gergaji
c. Pengaris siku
d. Mesin las
e. Mesin bubut
f. Mesin bor
g. Jangka sorong
h. Penekuk plat

2. Bahan
Bahan yang digunakan untuk memodifikasi power weeder adalah sebagai berikut:
a. Besi pipa
b. Besi poros
c. Plat strip
d. Besi plat
e. Fiber
C. Metode Desain
Metode yang dipakai dalam modifikasi power weeder ini adalah metode yang disusun oleh gerhardts pahl dan wolfgang beitz yang dipaparkan dalam buku “engineering desain” yaitu:
1. Penjabaran tugas (clarification of the task), yang meliputi pengumpulan informasi permasalahan dan kendala yang dihadapi. Disusul mengenai persyaratan mengenai sifat dan performa yang harus dimiliki untuk mendapatkan solusi.
2. Penentuan konsep perancangan (conceptual design), hal ini sebagai dasar pembuatan abstraksi dari permasalahan. dilanjutkan dengan stuktur fungsi yang menggambarkan hubungan antar input, proses dan output.
3. Perancangan wujud (embodiment desaign), perancangan awal beserta elemen-elemennya, dimulai dengan pemilihan bahan, prosedur pembuatan rancangan, dan fungsi elemen-elemen yang ada.
4. Perancangan rinci (detail design), pada tahap ini adalah proses perancangan dalam bentuk gambar dalam arti gambar tersusun dan gambar jadi termasuk daftar komponen, spesifikasi bahan, dan lain-lain yang secara keseluruhan merupakan dokumen dalam memodifikasi mesin.


D. Hal-hal Yang Diuji
1. Fungsional
a. Roda apung
Roda apung berfungsi sebagai tempat dudukan pencakar dan untuk memutarkan pencakar ketika akan menyiangi gulma yang ada di sela-sela tanaman padi dengan cara menerus putaran tenaga mesin yang telah dirubah oleh transmisi untuk memutarkan roda paung dan pencakar melalu poros penghubung Adapun persamaan untuk menghitung putaran roda adalah sebagai berikut.




Gamabar 1. Roda apung


d1.n1 = d2.n2

Keterangan:
D1 : dianmeter poros
D2 : diameter roda
N1 : RPM Mesin
N2 : RPM Roda

b. Pencakar
Pencakar berfungsi untuk mencakar dan menyiangi tanah (tanah) untuk memecah ikatan tanah dengan gulma supata tanah menjadi gemburkan dan rumput tercabuti sehingga sela-sela tanaman padi menjadi bersih dari gulma pengganggu. Adapun persaan untuk pencabutan rumput ini adalah:






Gamabr 2. Pencakar

c. Garfu pembawa
Garfu pembawa berfungsi untuk membawa rumput yang talah tercabuti oleh pencakar ke pematang sawah sehingga sela-sela tanaman bersih dan rumput tidak dapat tumbuh kembali.


d. Stuktur integral
Seluruh rangkaian penyiangan sepeti roda apung, pencakar dan garfu pembawa disatukan dalam suatu komponen inti yaitu as roda dan rangka utama yang menahan semua beban.


2. Adaptasi
Mesin yang memenuhi standar adalah mesin yang dapat menyesuaikan dengan alam dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat sehingga dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

3. Pertifikasi
Dalam uji pertifikasi atau kelayakan ada beberapa hal yang di ujikan diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Kapasitas kerja
Dalam pembuat alat mesin harus direncanakan kapasitas yang akan kita buat agar mesin yang kita buat bisa selesai dengan baik dan dipergunakan sesuai dengan kebutuhan. Sehingga dipakai rumus:

Kt = W x V x 10-1 ha/jam

Keterangan:
Kt : Kapasitas kerja teoritis
W : Waktu kerja
V : Kecepatan

b. Kualitas hasil
Kualitas hasil penyiangan dapat kita lihat dari banyaknya daun atau pohon padi yang tumbang atau tercabut serta peninjauan setelah 3 atau 6 hari setelah disiangi apakah pertumbuhannya jadi baik atau malah mati. Oleh karena itu dipakai rumus:

c. Ergonomic
Ergonomic adalah salah satu uji kenyamanan yang dilakukan untuk melengkapi densain agar nyaman dan aman saat digunakan oleh operator.



DAFTAR PUSTAKA

Pustaka Acuan

Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian, 2008. Penyiang Gulma Padi Sawah Bermotor. Bank Pengetahuan Padi Indonesia. Tangerang.

AAK.1990. Budidaya Tanaman Padi . Penerbit Kanisius. Yogyakarta.

Pitoyo Joko, 2006. Mesin Penyiang Gulma Padi Sawah Bermotor. Sinar Tani. Banten.

Desrial., Pitoyo Joko, Sembiring Namaken E. 2009. Kajian Traksi Roda Karet Traktor Roda Dua Pada Bak Uji Tanah. Tangerang: Departemen Pertanian
Continue Reading...

Selasa, 29 September 2009

Pengelasan

PENGETAHUAN DASAR PENGELASAN


A. Latar Belakang
Penyanmbuangn logam sudah ada sejak 5000 th yang lalu, orang sudah dapat melakukan penyambungan logam dengan cara memanasi dua buah logam tersebut sampai suhu kritis kemudian keduanya ditumpangkan dan setelah itu dipalu yang akhirnya membentuk ikatan yang kuat.
Api pemanasnya untuk penymbungan diperoleh dari pembakaran kayu atau arang kayu. Dapat dibayangkan, berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mencapai suhu yang dapat memasakan logam sampai suhu kritis. tentu cara semacam ini tidaklah efektif untuk digunakan dalam pengerjaan pengelasan yang sangat banyak dan berfariasi.
Seiring dengan kemajuna zaman dan perkembangan teknologi khusunya dbidang penyambungan logam yang skrang ini telah ditemukan dan digunkaan seperti mesin las listrik bertenaga motor dan listrik yang praktis, efektif dan efisien sehingga bisa mempercepat kerja dan meringankan kerja karyawan.

B. Tujuan
Adapun tujuan dilaksanakannya praktek las listrik ini adalah agar mahasiswa:
1. Mengetahui teknik pengelasan
2. Mengetahui sulitnya pekerjaan las
3. Dapat menyambung logam dengan baik dan benar


LANDASAN TEORI


A. Penglasan
Pengelasan dapat diartikan sebagai suatu proses penyambungan logam di mana logam menjadi satu akibat panas dengan atau tanpa pengaruh tekanan. Atau dapat juga didefinisikan sebagai ikatan metalurgi yang ditimbulkan oleh gaya tarik menarik antara atom. Menurut DIN (Deuche Industrie Normen) las adalah ikatan metalurgi pada sambungan logam atau logam paduan yang dilaksanakan dalam keadaan lumer atau cair.

1. Sumber tenaga mesin las dapat diperoleh dari:
a. Motor bensin atau diesel
Penggunaan motor bensin atau motor disel biasanya digunakan utuk pekerjaan yang jauh dari tempat/gardu listrik penghasilan energi panas yang dihasilakan oleh listrik bisa digantikan oleh mesin diesel. Mesin las yang digerakkan dengan motor, cocok dipakai untuk pekerjaan lapangan atau pada bengkel yang tidak mempunyai jaringan listrik.

b. Motor listrik
Motor listrik adalah motor yang digeakan oleh tenaga listrik yang digunakan sebagai tenaga pemanas, elektoda las akan disambungkan pada arus positf dan arus negatif akan disambungkan pada benda kerja sehingga timbul konselitng yang menyebabakan timbulnya panas yang membuat letupan (nyala api) pada busur api (elektroda las) sehingga mencairkan elektroda dan cairan elektorda menyeluti benda kerja sehingga benda kerja menyatu menjadi satu ikatan yang tidak terpisahkan. Ada 2 macam mesin las bertenaga listrik yaitu mesin las arus ac dan arus dc.

1) Pesawat las arus bolak-balik (AC)
Pesawat las arus bolak balik (AC) pesawat las ini seperti transformator las, pembangkit listrik motor diesel atau motor bensin. Kapasitas ampernya 200-500 dan biaya operasionalnya rendah serta harganya murah sehingga banyak dipakai. Voltase keluar anara 36-70 volt.

2) Pesawat Las Arus Searah (DC)
Pesawat las yang pembangkit listriknya digerakkan oleh kotor listrik. Salah satu jenis pesawat las arus searah yaitu pesawat pembangkit listrik yang
digerakkan oleh motor listrik (generator) seperti terlihat gambar 2.
Gambar 2. Generator

3) Pesawat Las AC-DC.
Pesawat las ini merupakan gabungan dari pesawat las AC dan DC. Pesawat ini kemungkinan banyak digunakan karena arus yang keluar dapat AC dan DC. Pesawat las jenis ini misalnya transformator – rectifier maupun pembangkit listrik motor disel.

B. Peralatan Las
Dalam melakukan pengelasan ada beberapa peralatan yang sering digunakan dalam pekerjaan las listrik diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Kabel las
Kabel las merupakan bagian penting dalam pengelasan yaitu berfunsi untuk menyalurkan arus listrik dari mesin las ke benda kerja sehingga dapat terjadi bunga api yang akan mencairkan alektroda las. Ada tiga Kabel las yaitu :
a. Kabel elektroda (menghubungkan pesawat dengan elektroda)
b. Kabel masa (menghubungkan pesawat dengan benda kerja)
c. Kabel tenaga (menghubungkan pesawat dengan sumber tenaga)

2. Pemegang Elektroda
Terdiri dari mulut penjepit dan pegangan yang dibungkus oleh bahan penyekat. Pada waktu selesai mengelas bagian yang tidak berhubungan dengan kabel digantung pada gantungan dari bahan isolator.

3. Palu las
Palu las digunakan untuk melepas terak las pada jalan las dengan jalan memukul atau menggores las. Berhati-hatilah membersihkan terak karena kemungkinan akan memercik ke mata atau kebagian badan lainnya.


4. Sikat Kawat
Sikat kawat digunakan untuk :
- Membersihkan benda kerja yang akan dilas.
- Membersihkan terak las yang sudah tepat dari jalur las oleh pukulan palu
las.

5. Klem masa
Klem masa adalah suatu alat untuk menghubungkan kabel masa ke benda kerja. Bahan klem terbuat dari bahan penghantar listrik yang baik seperti tembaga dan dilengkapi dengan pegas agar arus listrik mengalir dengan baik
dan permukaan benda kerja yang akan dijepit harus dibersihkan terlebih dahulu dari kotoran seperti cat, karat maupun minyak.

6. Penjepit
Penjepit (tang) digunakan untuk memegang atau memindah benda kerja yang masih panas.

7. Elektroda las
Elektroda ini dipakai pada pengelasan lasa busur listrik dan mempunyai perbedaan komposisi selaput maupun kawat inti. Ukuran standar diameter kawat inti dari 1,5 mm sampai 7 mm dengan panjang 350 sampai 450 mm.
Jenis selaput elektroda misalnya selulose, kalsium karbonat (Ca Co3), titanium dioksida (rutil), haloin, oksida mangan, oksida besi, serbuk besi, besi silikon, besi mangan dan sebagainya. Tebal selaput 10-50& dari diameter elektroda.

C. Keselaamatan Kerja Las
Perlengkapan yang diperlukan untuk mendapatkan keselamatan kerja:
1. Helem dan tabir
Digunakan untuk melindungi kulit muka dan mata dari sinar las (sinar ultra violet dan ultra merah) yang dapat merusak kulit maupun mata.Adapun penggunaan kaca las adalah sebagai berikut :
No. 5 dipakai untuk las titik
No. 6 dan 7 untuk pengelasan sampai 30 amper
No. 8 untuk pengelasan dari 30 sampai 75 amper
No. 10 untuk pengelasan dari 75 sampai 200 amper
No. 12 untuk pengelasan dari 200 sampai 400 amper
No. 14 untuk pengelasan di atas 400 amper.

b. Sarung tangan
Dibuat dari kulit atau asbes lunak untuk memudahkan memegang pemegang elektroda juga melindungi tangan dari panas.

c. Baju las / Apron
Dibuat dari kulit atau asbes, lihat gambar 10, dapat melindungi badan dan sebagian kaki dari sinar maupun panas. Untuk pengelasan posisi di atas kepala harus memakai baju las yang lengkap. Pada posisi lainnya dapat dipakai apron.

d. Sepatu las
Berguna untuk melindungi kaki dari semburan bunga api dan benturan benda keras.

e. Kamar las
Dibuat dari bahan tanah api dan berfungsi agar orang yang ada di sekitarnya tidak terganggu oleh cahaya las. Kamar las dilengkapi dengan meja las dan harus bersih dari benda yang mudah terbakar serta dilengkapi ventilasi
udara yang baik untuk mengeluarkan gas yang terjadi.

2. Elektroda
a. Elektroda berselaput (lihat gambar 12)
Elektroda ini dipakai pada pengelasan lasa busur listrik dan mempunyai perbedaan komposisi selaput maupun kawat inti. Ukuran standar diameter kawat inti dari 1,5 mm sampai 7 mm dengan panjang 350 sampai 450 mm.
Jenis selaput elektroda misalnya selulose, kalsium karbonat (Ca Co3), titanium dioksida (rutil), haloin, oksida mangan, oksida besi, serbuk besi, besi silikon, besi mangan dan sebagainya. Tebal selaput 10-50& dari diameter
elektroda.

b. Klasifikasi Elektroda
Klasifikasi elektroda menurut AWS (American Welding Society) dinyatakan dengan tanda EXXXX yang artinya :
E : Menyatakan elektroda
XX : (dua angka) sesudah E menyatakan kekuatan tarik depositlas
dalam ribuan lb/m2 (lihat tabel 1)
X : (angka ketiga) menyatakan posisi pengelasan
- Angka 1 untuk pengelasan segala posisi
- Angka 2 untuk pengelasan posisi datar dan bawah tangan
X : (angka keempat) menyatakan jenis selaput dan jenis arus yang cocok dipakai untuk pengelasan
Secara keseluruhan ada pada tabel 1 dan 2.

Contoh : E6013
Artinya :
- Kuat tarik minimum 60.000 lb/m2
- Dapat dipakai pengelasan segala posisi
- Jenis selaput rutil kalium dan pengelasan dengan arus AC atau DC +
atau DC -.

Tabel 1
Klasifikasi Kekuatan Tarik
  1. Lb/m2 Kg/mm2
  2. E 60xx 60.000,- 42
  3. E 70xx 70.000,- 49
  4. E 80xx 80.000,- 56
  5. E 90xx 90.000,- 63
  6. E 100xx 100.000,- 70
  7. E 110xx 110.000,- 77
  8. E 120xx 120.000,- 8
KESIMPULAN

Dari hasil laporan di atas dapat kami simpulkan bahwa Penyambungan dengan mengunakan mesin las listrik dapt mempercepat proses prduksi Amper yang tinggi dapat meyebabkan bahan berlubang.

Continue Reading...

reaper

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Di Indonesian panen merupakan kata yang cukup familiar, panen merupakan suatu kegiatan yang rutin dilakukan oleh seluruh petani untuk memetik atau mengambil hasil dari apa yang talah mereka tanam atau kerjakan.
Negara kita merupakan negara agraris yang hampir 65% penduduknya adalah petani, mereka bekerja diladang dengan bercucuran keringat dengan hasil yang kadang tidak sesuai dengan apa yang mereka harapkan dan tidak sebanding dengan kerja keras petani,. Seiring dengan perkembangan ilmu dan teknologi pertanian, maka diperlukan suatu perubahan (penyesuaian) khususnya dalam budidaya tanaman, sehingga selaras dengan perkembangan kondisi alam, perkembangan teknologi , sosial dan masyarakat. Budidaya tanaman memerlukan waktu dan tenaga yang cukup besar mulai dari kegiatan pengolahan tanah, penanaman, pemeliharaan tanaman, panen yang diakhiri dengan pasca panen.
Petani yang memiliki lahan yang luas seringkali menghadapi hambatan dalam setiap kegiatan budidaya karena keterbatasan sumberdaya terutama tenaga kerja di bidang pertanian serta didukung dengan masih rendahnya tingkat produktivitas tenaga kerja pertanian tersebut. Hal ini karena hampir sebagian besar tenaga kerja pertanian saat ini sudah memasuki usia non produktif sementara generasi muda lebih banyak terjun di sektor lain baik industri maupun sektor informal sebagai akibat dari rendahnya minat mereka untuk terjun langsung ke lahan pertanian. Oleh karena itu perlu dikembangkan sistem budidaya pertanian berbasis teknologi (mekanisasi pertanian) berupa mesin pemanen padi yang dapat mempermudah kerja petani.

B. Tujuan
Adapun tujuan praktek identifikasi pisau mesin panen padi adalah agar mahasiswa:
1. Mengetahu prinsip kerja pisau
2. Mengetahui jenis-jenis pisau
3. Mampu merancang dan membuat pisau pemotong
BAB II. LANDASAN TEORI

A. Mesin Panen
Mesin pemanen adalah mesin yang berfungsi untuk memotong batang padi dan meletakkan tanaman dalam barisan untuk memudahkan pengumpulan serta perontok mekanik merontokkan gabah dari tanaman padi, mempercepat perontokan (jadi mengurangi kehilangan hasil), dan mengurangi kebutuhan tenaga kerja.
B. Jenis dan Pemilihan Mesin Panen Padi
Ada beberapa jenis mesin panen padi, yaitu
1. Reaper (windrower), yang hanya memotong dan merebahkan hasil potongan dalam alur, atau collection type reaper yang memotong dan mengumpulkannya.
2. Binder, mesin yang memotong dan mengikat
3. Combine harvester, mesin yang memotong dan merontokkan

Dalam memilih mesin pemanenan padi, ada bebrapahalyang harus diperhatikan diantaranya adalah sebgai berikut:
1) Untuk kerja dan upah dalri buruh panen dengan cara tradisional
2) Harga, biaya perawatan, umur, kinerja, dsb, dari setiap mesin
a. Ukuran petakan lahan
b. Tinggi malai padi, kemudahan rontok
c. Tingkat kekeringan dan daya dukung tanah pada saat panen
3) Cara pengumpulan, pengeringan, transportasi, perontokan dan pengeringan gabah setelah pemotongan


Dari berbagai jenis mesin panen padi, kemampuannya untuk disesuaikan dengan ketinggian malai, kondisi malai, kinerja pada kondisi lahan tertentu adalah berbeda-beda. Misalnya untuk varietas padi yang mudah rontok, pemotongan harus dilakukan dengan sedikit mungkin menimbulkan getaran untuk meminimumkan susut karena rontok ke lahan.

Apapun jenis mesin panen yang dipilih, diharapkan ada penyesuaian dari ketinggian posisi malai, padinya tidak mudah rontok dan lahan sawah harus kering. Jika tidak, maka efisiensi akan rendah dan susut panen akan tinggi.

1. Reaper
Diantara berbagai jenis reaper manual, tipe tarik adalah yang paling ringan dan praktis. Bila dilengkapi dengan rangka pengumpul, alat ini dapat digunakan untuk mengumpulkan padi dalam dua tarikan pemotongan. Jika padi ditanam pada baris yang teratur, kinerja alat ini adalah 1,5 hingga 2 kali sabit. Karena cara pemakaiannya sambil berdiri, maka kelelahan kerja menjadi lebih ringan dibandingkan dengan menggunakan sabit. Mata pisau dapat dipergunakan untuk memanen sekitar 0,1 ha tanpa harus diasah.

Ada juga jenis windrower yang dipasangkan di depan traktor tangan, dan dipgerakkan oleh enjin traktor tangan tersebut. Pisau pemotongnya dapat berupa tipe rotari atau gunting. Gambar 2. Selanjutnya, mesin reaper yang memiliki enjin penggerak sendiri dapat dilihat pada Gambar 3 sampai 5.









Gambar 2. jenis-Jenis Reaper
2. Binder
Binder bisa memiliki bagian pemotong untuk satu hingga empat alur tanam, tetapi jenis binder dengan dua alur (lebar potong sekitar 50 cm) lebih populer. Semua binder memiliki enjin sendiri (self propelled). Padi yang telah dipotong akan langsung diikat menjadi 1 hinga 2 kg ikatan dankemudian direbahkan ke satu sisi yang sama. Binder juga dilengkapi dengan alat pengangkat padi, yang dipergunakan untuk menggangkat padi yang lebah sebelum dipotong






Gambar 3. Two-row binder (Yasumasa, 1988)

Tali pengikatnya dapat terbuat dari bahan sintetis, serat atau jerami, dll. Tergantung perusahan yang membuatnya. Tali pengikat ini harus ditangani dengan baik dan tidak boleh basah.

Ketinggian pemotongan, ukuran ikatan, tingkat kekencangan ikatan dapat diatur. Biasanya binder dilengkapi dengan dua hingga emapt kecepatan maju, dan satu atau dua kecepatan mundur. Mesin ini digerakkan oelhe enjin bensin berpendingan air dengan tenaga 3 hingga 5 hp.

Bagian pemotong biasanya memiliki pisau tipe cutter bar . Kinerja mesin ini berkisar antara 40 hingga 80 menit per 10 are. Bila banyak padi yang rebah, makan kinerjanya pun akan menurun.
3. Combine Harvester
a. Head-feed type combine harvester
Mesin panen combine jenis ini dikembangkan di Jepang. Mesin ini hanya mengumpankan bagian malainya saja dari padi yang dipotong ke bagian perontok mesin. Gabah hasil perontokan dapat ditampung pada karung atau tangki penampung gabah sementara. Bagian pemotong dari mesin ini adalah hampir sama dengan bagian pemotong dari binder, bagian pengikatnya digantikan dengan bagain perontokan. Jerami, setelah perontokan, bisa dicacah kecil-kecil sepanjang 5 cm dan ditebar di atas lahan, atau tidak dicacah, tetapi diikat dan dilemparkan ke satu sisi, untuk kemudian dikumpulkan untuk kemudian dapat dimanfaatkan untuk hal lain.

Combine jenis ini tersedia dalam tipe dorong maupun tipe kemudi. Lebar pemotongan bervariasi dari 60 cm hingga 1,5 meter. Enjin yang digunakan bervarias dari 7 hingga 30 hp. Karena jauh lebih berat dari pada binder bagian penggerak majunya dibuat dalam bentuk trak karet (full track rubber belt)..

Kecepatan maju berkisar antara 0,5 hingga 1 m/detik. Dengan memperhitungkan waktu belok dan waktu pemotongan dengan manual di bagian pojok lahan, biasanya waktu yang dibutuhkan untuk pemanenan berkisar 30 hingga 70 menit per 10 are, jika lebar pemotongan 1 m.

Keterangan :
1. pengarah malai
2. kursi operator
3. sensor ketinggian malai
4. penutup perontok padi
5. tuas perontok (thresher)
6. lampu belok
7. penjepit batang padi
8. rantai pengarah dan penjepit perontokan
9. rantai pembawa padi ke perontok
10. batang pemisah tanaman yang belum dipotong
11. pisau pemotong
12. divider
13. lampu depan















Gambar 7. Head-feed combine harvester
b. Standard type combine harvester
Mesin panen padi jenis ini adalah mesin yang dikembangkan di Amerika dan Eropa, yang dipergunakan juga untuk memanen gandum. Padi yang dipotong termasuk jeraminya, semuanya dimasukkan ke bagian perontokan. Gabah hasil perontokan ditampung dalam tangki, dan jeraminya di tebarkan secara acak di atas permukaan tanah. Semua jenis combine ini dioperasikan dengan cara dikendarai (riding type). Lebar pemotongan berkisar antara1,5 hingga 6 meter. Namun yang populer adalah 4 meter. Enjin sebagai sumber tenaga gerak adalah sekitar 25 hp per 1 meter lebar pemotongan. Bagian penggerak majunya adalah menggunakan roda, atau half-track type atau full-track type.










Gambar 5. Standard Combine harvester (Claas)
BAB III. PEMBAHASAN

A. Prosedur
Kegiatan praktek identifikasi reaper dilakukan setelah menerima materi kuliah Alat Mesin II tentang cara membuat reaper, pengoprasian mesin dan teknik-teknik pengerjaan lainnya secara terbimbing.

Keberhasilan praktek dapat tercapai apabila ada kerja sama yang baik dari berbagai pihak, baik dari mahsiswa, dosen pembimbing serta teknisi praktek yang bertugas menyiapkan peralatan dan bahan praktek. Setelah itu tingkat kedisiplinan dan keterampilan yang tinggi dari pembim-bing dan teknisi akan mendukung terciptanya hasil praktek yang diharapkan. Langkah kegiatan praktek identifikasi reaper ini meliputi:
1. Menghidupkan Raper
Sebelum menghidupakan reaper harus dipastikan bahwa reaper dalam keadaan baik dan siap operasi seperti pengecekan bahan bakar, keadaan ban, cek oli dan pisau pemotng. Adapun langkah-langkah menghidupkan reaper adalah sebagai berikut
a. Hidupakan mesin dengan menarik engkol
b. Besarkan gas
c. Hidupkan pengendali pisau pisau
d. Hidupkan perseneleng (gigi) maju
e. Hidupkan pisau
f. Jalankan reaper

2. Membongkar Reaper
Setelah praktek menghidupkan untuk menambah pengetahuan dan pengalaman serta memperlengkap identifikasi reaper, kami juga di berikan kesempatan untuk membongakar mesin panen. Adapun langkah-langkah membongkar reaper diantaranya adalah sebgai berikut:
a. Membngkar penutup pisau dengan
Dalam membngakar pentup pisau kita harus teliti agar mempermudah dalam perakitan. Langkah pembongkaran penutup pisau (bonet) adalah sebgai berikut:
1) Buka screw pengikat atas dengan obeng (–) yang besar
2) Lakukan pembukaan pembukaan mur cecara perlahan agar tidak mengakibatkan pegas loncat
3) Setelah screw pengikat terlepas buka baut pengikat bawah dengan kunci ring pas 14.
4) Setelah semuanya terlepas bonet, star wheel, dan platnya
5) Simpan baut, srew, pegas dankomponen kecil lainya didalam satu tempat untuk mempermudah perakitan.

b. Mematikan reaper
Setelah selesai pemanenan maka reaper harus dimatikan, disamping untuk menhemat bahan bakar juga untuk menjaga kinerja mesin agar tetap dalam kndisi yang baik. Adapun langkah-langkah mematikan reaper adalah sebagai berikut:
1) Kecilkan gas
2) Tekan perseneleng maju untuk menghentikan laju reaper
3) Matikan pisau
4) Kecilkan gas
5) Setelah semua dimatikan tempatkan persneleng pada posisi netral
6) Reaper siap disimpan







B. Hasil
Banyak sekali pengetahuan yang mahasiswa dapatkan setelah perktek identifikasi reaper ini diantaranya adalah mahasiswa mejadi mampu:
1. Mengidetifikasi reaper
Proses identifikasi berjalan secara mandiri dengan di awasi oleh dosen pembimbing dan dibantu oleh teknisi untuk penyiapan alat adapaun bagian reper yang diidetifikasi adalah:
a. Pisau reaper
b. Pergerakan pisau utama
c. Pergerakan pembawa padi

2. Mengetahi prinsip kerja reper
Reaper bekerja menurut prinsip kerjanya yaitu memotong padi dengan pisau pemotong dengan landasan pisau tetap yang digerakan oleh mesin penggerak yang kemudian hasil pemotongan akan di salurkan ke bagian pinggir alur (bagian pinggir sawah).



3. Membongkar pisau reaper
Dalam membongkar pisau reaper banyak sekali bagian yang harus dibongkar terebih dahulu seperti pengikat pisau, penghubung poros, penutup pisau, rantai dan lainnya, akan tetapi dengan ketelitian dan kejelian pembimbimbng kami kami jadi bisa membongkar pisau reaper tanpa harus membngkar rantai-rantai penggerak






BAB IV. KESIMPULAN

Dari teori dan prosedur diatas dapat saya simpulakan bahwa proses perancangan pemotongan (cutter) memang sangat rumit dan membingungkan diperlukan kerja keras dan pengetahuan yang tinggi akan rumus dan komponennya.
Akan tetapi dengan kesungguhan dan kemauan yang kuat kita pasti bisa membuatnya.
Continue Reading...
 

Blogroll

Site Info

Text

HIDUP ADALAH TANTANGAN Copyright © 2009 WoodMag is Designed by Ipietoon for Free Blogger Template