Kamis, 18 Maret 2010

Manajemen Bengkel

MANAJEMEN BENGKEL



A. Prsoes Produksi
Dalam perancangan proses, kita perlu memperhatikan factor-faktor yang terkait dengan mekanis dan pengoprasian misalnya keadaan, karekteristi mesin, derajat mekanisasi, efisienn, keselamatan, kebutuhan tenaga kerja dan proses dasar satuan. Alasan penggunaan proses dasar satuan secara umum adalah mempermudah rancangan proses prduksi. Secara khusus, alas an penggunaan proses anatara lain:
1. Proses satuan lebih mudah dalam menentukan apa yang harus dilakukan pada bahan pengubahnya.
2. proses satuan menawarkan daar yang lebih mudah untuk mengatur informasi proses yang terperinci.
3. proses satuan memudahkan sintesis proses baru.
4. proses satuan mempermudah perbandingan anatar peruses karena karakteristik biaya dapat dibandingkan tanpa kesulitan.

Untuk memudahkan dan mempercepat mengetahui proses-prses pokoknya, kita memerluakan informasi proses-proses baku yang dibutuhkan. Misalnya dengan mengetahui proses bakunya adalah milling, maka kita menindak lanjutinya dengan tipe milling yang diperlukan pada oerasi tertentu.
Penggunaan peta kerja bertujuan untuk membrikan dan memberikan kemudahan dalam analisis. Kompleksitas proses produksi sulit diatasi apabila tidak dipetakan secara terstuktur. Berikut ada beberapa peta kerja yang umum digunakan:
a. assembly chart (peta perakitan)
Assembly chart adalah grafik urutan-urutan aliran komponen dan rakitan bagian kedalam rakitan suatu product yang menunjukan keterkaitan antar komponen, yang dapat pula digambarkan dengan gambar terurai.

b. operation process chart
Operation process chart adalah peta yang menggambarkan urutan operasi yang dilalui suatu product. Peta proses operasi memperluas peta rakitan dengan menambahkan setiap operasi kedalam gambaran grafis pola aliran pertama yang telah dikembangkan. Keuntungan dan kegunaan peta proses operasi adalah:
1. Mengombinasikan lintasan produksi dan peta perakitan sehingga memberikan informasi yang lebih lengkap.
2. Menunjukan operasi yang harus dilakukan setiap komponen.
3. Menunjukan urutan operasi tiap komponen
4. Menunjukan urutan pabrikasi dan rakitan tiap komponen
5. Menunjukan kerumitan nisbi fabrikasi setiap komponen
6. Menunjukan hubungna tiap komponen
7. Menunjukan panjang nisbi setiap lintasan fabrikasi dan ruang yang dibutuhkan
8. Menunjukan titik tempat komponen memasuki proses
9. Menunjukan tingkat kebutuhan tiap rakitan
10. Membedakan komponen yang dibeli dan dibuat
11. Membantu perencanaan tempat kerja mandiri

c. Multi Product Process Chart
Peta ini merupakan bentuk khusus operation proses chart. Perbedaannya adalah menggambarkannya banyak proses membuat product atau komponen. Peta terdiri atas beberapa kolom dan baris.
Klom menunjukna jenis product atau komponen yang akan dibuat, sedang baris menunjukan mesin yang dibutuhkan untuk proses yang diperlukan.

d. Flow Process Chart
peta proses aliran adalah peta yang menggambarkan informasi yang diperlukan setiap kmponen pembentuk sebuah product lengkap denganlebih terperinci. Kegunaan peta proses aliran adalah:
1. mengetahui aliran awal bahan masauk dalam suatu proses atau prosedur sampai aktifitas terakhir
2. memberikan informasi penyelesaian suatu proses
3. mengetahui jumlah kegiatan yang dialami bahan selama porses berlangsung
4. khusus untuk peta yang menggambarkan aliran yang dialami oleh seatu komponen secara lengkap, peta ini merupakan suatu alat yang akan mempermudah suatu proses analisis untuk mengetahui tempat-tempat dimana terjadi ketidak efisienan atau ketidak sempurnaan kerja. Jadi dengan sendirinnya dapat digunakan untuk ongkos-ongkos yang tesembunyi.

B. Perhitungan kebutuhan bahan dan mesin
Secara umum dan praktis prose penghitungan kebutuhan bahan dan mesindilakukan dengan perhitungan mundur (backward calculation). Perhitungan kebutuhan bahan dipengaruhi oleh factor scraf.scaraf merupakan buangan yang dihasilkan proses manufactur sebagai akibat spesifikasi komponen atau product yang direncanakan. Factor scraf dapat ditentukan dari dua presfektif, yaitu geometris dan kualitas. Penentuan scraf berdasarkan geometris dilakukan bedasarkan rasio antar volume bahan yang terbuang dari volume awal atau standar bahan. Penentuan scraf berdasarkan kualitas dilakukan berdasarkan target product yang diijinkan cacat sebagai konsekuensi metode kerja yang belum sempurna, mesin atau peralatan yang kurang efisien, ataupun operator yang kurang terampil.
Berdasarkan operasi kerja, kita dapat merumuskan persamaan matematis yang memperlihatkan hubungan antara masukan, keluaran dan scraf. Formulasi perhitungan kebutuhan bahan sebagai berkut:

Keluaran Proses
Oi = Ii – f.Ii
Oi = Ii ( I-f )

Kebutuhan bahan diawal prose
Oi
Ii =
(1 – f)

Perhitungan kebutuhan jumlah mesin yang dapat diformulasikan sebagai arsio antar kafasitas yang dibutuhkan (R) dan kafasitas yang tersedia (A). Perumusannya sebgai berikut :
R
Jumlah mesin (n) =
A

Waktu pemerosesan umumterdiri dari waktu persiapan (S) dan waktu pengerjaan (M). waktu persiapan dilakukan berdasarkan jumlah lot yang akan dikerjakan, sehingga kita mungkin kita memprediksi jumlah kegiatan yang dilakukan.
Kapasitas yang tersedia berkaitan dengan kebijakan manajemen pabrik yang diterpkan dan pertimbangan teknis diantara jam kerja (h) dan efisiensi pabrik atau mesin (E). dau hal tersebut dapat diformulasikan dengan sederhana.

S + ( D ´ R )
n =
h ´ E




0 komentar:

 

Blogroll

Site Info

Text

HIDUP ADALAH TANTANGAN Copyright © 2009 WoodMag is Designed by Ipietoon for Free Blogger Template