Senin, 28 September 2009

THRESHER

BAB I. PENDAHULUAN



A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara agraris yang hampir 65% penduduknya adalah petani, dimana berbagai komoditas pertanian banyak tumbuh dan berkembang, salah satunya merupakan komoditas utama dan komoditas politik Indonesia yang tidak dapat dipungkiri lagi keberadaanya yaitu padi. Padi merupakan makanan pokok hampir seluruh warga Negara Indonesia. Pemerintah akan goncang apabila harga beras naik dan melonjak oleh karena itu diperlukan kecermatan dalam penangananya untuk mencegah kelangkaan beras nasional salah satu waktu pemanenan karena pada waktu pemanenan biasanya banyak sekali padi yang terbuang.
Pascapanen di kab Karawang dan Subang, terungkap bahwa penggunaan power thresher (mesin perontok) berkapasitas 6-7 kw/jam mampu menyelamatkan hasil panen minimal 6 kwintal per hektar atau sekitar Rp 1,8 juta per hektar. Harga sewa power thresher adalah Rp 150.000 per ton gabah atau sekitar Rp 900.000 per hektar. Dengan demikian ada selisih keuntungan Rp 900.000 apabila petani melakukan perontokan menggunakan power thresher. Gabah yang dihasilkanpun lebih bagus kualitasnya. Sedangkan perontokan secara konvensional dengan cara digebot, umumnya dalam satu hektar terbagi dalam 60 gunduk perontokan yang 6-12 ton/hari. Penggunaan alsin pascapanen mampu menekan susut, menyelematkan hasil panen dan menambah pendapatan petani (Dr.Ir. Rokhani Hasbullah, MSi. 2007)
B. Tujuan
Adapun tujuan dipelajarinya thresher ini adalah agar mahasiswa:
1. Mengetahui bagian-bagian therser.
2. Mengetahui cara kerja thresher
3. Mempu menghitung dan merancang thresher sendiri
4. Mampu berinovasi untuk menciptakan alat-alat baru


BAB II. LANDASAN TEORI

A. Perontokan Padi
Berbagai upaya peningkatan produksi padi terus dilakukan oleh pemerintah, namun demikian susut hasil selama pascapanen di daerah daerah sentra produksi selama dua dasawarsa terakhir masih tinggi. Menurut Badan Pusat Statistik, angka kehilangan hasil mulai dari panen sampai penggilingan berkisar antara 12-20% dengan kontribusi susut karena perontokan lebih dari 4,8%. Sementara itu hasil pengamatan lembaga pangan Jepang pada tahun 1995 menunjukkan bahwa susut hasil setelah panen akibat pengangkutan ke tempat perontokan berkisar antara 1,4 - 8,2%.
Perontokan padi dilakukan petani dengan berbagai macam cara, antara lain diiles (ditarik) dipukul atau dihempas pada alat bamboo dan kayu dan cara yang lainya dengan mengunakan alat perontok (thresher).

B. Thresher Padi
Thresher merupakan suatu alat yang digunakan untuk melepas butiran-butiran gabah dari tangkainya sehingga dapat diproses menjadi beras.
1. Perinsip Kerja Thresher
a. Merontokan padi dengan melepas butiran-butiran gabah dari tangkai atau malai kemudian memisahkannya.
b. Pelepasan butiran gabah dari atas dasar tarikan, pukulan dan gesekan serta kombinasi dari masing-masing itu.
c. Bagian thresher yang berfungsi melepas butiran gabah adalah gigi perontok.

2. Macam-macam Thresher
a. Menurut Tenaga Penggerak dan Cara Kerjanya
Menurut tenaga penggerak dan cara kerjanya , thresher padi dapat dibedakan menjadi tiga yaitu:
1) Pedal thresher
Pedal thresher merupakan perontok yang digerakan oleh kaki operator. Pada saat perontokan padi dipegang, bagian malai diumpankan pada bagian atas silinder perontk yang berputar. Untuk menggerakan atau memutar silinder perontk, pedal dan as silinder perontok dapat dihubungkan dengan tiga cara yaitu:
a) System rantai atau gear speda (free whell) dan pegasnya menggunakan karet.
b) Mengunakan system engkol dan tanpa pegas dengan dengan pedal dan silinder perontok dihubungkan dengan tuas atau tangkai engkol dari besi kntruksi (besi beton)
c) System gear dan tanpa karet dimana pedal terhubung dengan gear melalui besi poros dan gear kedua langsung terhubung dangan ke silinder perontok.
Pada umumnya thresher tidak memiliki unit pemisah (separator ) maupun unit pembersih.










Gambar 1. Thresher Pedal Yang Telah Dimodifikasi

2) Power Thresher
Power thresher merupakan alat perontok yang digerkan oleh motor bakar atau motor listrik melalui system transmisi. Pengumpanan padi yang dirontkan dengan cara memegang tangkai padi bagian malai diletakan di bawah atau di atas silinder perontok atau dengan melepas padi keruang perontok.
Pada umumnya power thresher sudah dilengkapi dengan unit pembersih berupa saringan dan kipas penghembus untuk memisah tangkai atau jerami, daun dan gabah hasil perontokan.








Gambar 2. Thresher Dengan Tenaga Penggerak Mesin

3) Automatic Thresher
Automatis thresher merupakan alat perontok penggerak motor yang telah disempurnakan dengan menambah alat pengumpan otomatis berupa seperangkat alat yang terdiri dari rantai (penggerak pararel dengan silinder perontok), spring (pegas) dan rail (semacam batang logam yang menekan rantai).
Alat ini juga sering disebut axial flow thresher, dengan kecepatan perontokan relatif tetap dilihat dari segi pengumpanannya.







Gambar 3. Automatic Thresher Dengan Pengumpan
b. Menurut Cara Pengumpannya
menurut cara pengumpannya , thresher dibedakan menjadi dua yaitu:
1) Bahan umpan dipegang
tangkai padi dipegang dan malai diletakan di atas silinder perontok (misalnya pedal thresher) dan diletakan di bawah silinder perontok (misalnya power thresher). Untuk memudahkan pengumpanan, pajang pemotongan padi (saat panen) agak dibawah, dan panjang dari tangkai minimal 50 cm.

2) Bahan umpan dilepas
Pengumpanan dilakukan dengan melepas padi dalam ruang perontok. Mengingat cara pegumpaannya, maka diusahakan agar panjang jerami sependek mungkin, karena panjang jerami akan mempegaruhi kapasitas perontokan.

c. Menurut pemisahan hasil perontokan
Menurut pemisahan hasil perontokan thresher dibedakanmenjadi tiga yaitu:
1. perontokan dengan tangan (hand chaff disposing type)
2. perontokan dengan sendirinya (self chaff disposing type)
3. pemisahan automatic (automatic chaff disposing type)











BAB III. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Prosedur
Kegiatan praktek identifikasi thresher dilakukan setelah menerima materi kuliah Alat Mesin II tentang cara membuat thresher, pengoprasian mesin dan teknik-teknik pengerjaan lainnya secara terbimbing.

Keberhasilan praktek dapat tercapai apabila ada kerja sama yang baik dari berbagai pihak, baik dari mahsiswa, dosen pembimbing serta teknisi praktek yang bertugas menyiapkan peralatan dan bahan praktek. Setelah itu tingkat kedisiplinan dan keterampilan yang tinggi dari pembim-bing dan teknisi akan mendukung terciptanya hasil praktek yang diharapkan. Langkah kegiatan praktek identifikasi thesher ini meliputi:
1. Persiapan peralatan
Sebelum melakukan praktek identifikasi thresher pertama-tama kita harus menyiapkan peralatan dan mesin yang akan kita gunakan di lapangan pada saat identifikasi thresher berlangsung. Adapun peralatan yang digunakan dalam identifikasi thresher adalah :
a. Kunci ring pas
b. Meteran
c. Tang
d. Obeng
e. Sapu (koas)

2. Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan praktek di bengkel kerja sama antar kelompok yang baik akan mempermudah dan mempercepat waktu pelaksanaan identifikasi. Adapaun langkah-langkah identifikasi thresher adalah sebgai berikut:
a. Membuka rumah drum (conver)
Dalam membuka rumah drum ada tahapan-tahapan yang harus dilalui diantaranya adalah sebagai berikut:
1) Lepas pengikat penutup drum
2) Lalu angkat keatas
3) Usahakan penutup jangan sampai menutup sendiri sebelum kita tutup

b. Membuka drum thresher
Langkah-langkah membuka drum thresher diantaranyaadalah sebagaui berikut:
1) Siapkan kunci ring pas 21 dua buah, untuk membuka baut dan mur pengikat poros durum
2) Paskan kunci, setelah pas buka baut dengan hentakan
3) Setelah baut pegikat poros terbuka , angkat durum thresher
4) Letakan ditampat yang cukup lapang untuk pelaksanaan identifikasi

c. Mengukur jarak antar gigi (spike)
Langkah-langkah mengukur spike thresher adapun jarak gigi yang diukur adalah sebgai berikut:
1) Ukur panjang gigi dengan meteran
2) Ukur lebar gigi
3) Ukur jaraj antar gigi yang satu dengan gigi yang lain
4) Ukur jarak antara gigi kedua dengan gigi ketiga (yang berada di tengah)
5) Ukur panjang drum
6) Ukur lebar efektif
7) Ukur diameter drum

d. Mengukur gigi stasioner
Setelah melepas drum dari dudukan rumah thresher maka kita dapat mengukur stasioner. Adapun langkah-langkah dalam pengukuran stasioner adalah sebagai berikut:
1) Siapkan meteran
2) Ukur panjang stasioner sampai ujur pengeluaran
3) Ukur lebar dan pangjang gigi stasioner
4) Ukur kerenggangan antara gigi stasioner dengan gigi di drum thresher
5) Ukur jarak dari gigi terakhir ke ujung rumah thresher.

e. Perakita
Perakitan adalah suatu kegiatan yang biasanya cukup melelahkan karena biasanya kita sudah lelah dengan identifikasi dan kerja. Langkah langkah perakitan drum adalah sebgai berikut:
1) Pasang kembali drum thresher dengan menggunakan mengangkatnya keatas dudukan dan menguncinya kembali dengan baut 21 kanan dan kirinya.
2) Penguncian harus kencang untuk mencegah terjadinya kecelakaan akibat lepanya drum.
3) Tutup rumah stasioner setelah drum thresher dipasang tutup penutup drum untuk mencegas pemampaatan thresher sebagai sarang oleh hewan pengerat dan menyengat.











Gambar 4. Speak Thresher







B. Hasil
1. Identifikasi thresher
a. Fungsi thresher
Perontok padi (thresher) adalah suatu alat perntokan padi yang di desain dengan cara mekanis maupun manual yang berfusi untuk merontokan padi, menguragi kehilangan dan mempertahankan kualitas padi sehingga tidak terjadi kerusakan setelah panen.

b. Mengetahui cara kerja thresher
Cara kerja thresher sangat simple dan mudah akan tetapi dalam perancangan thresher sangatlah rumit dan jlimet. Prinsip adalah memukul padi yang diumpanakan pada gigi-gigi yang dipasang di drum thresher.

c. Mengetahui ukuran-ukuran
Pada dasarnya komponen inti thresher sangatlah sedikit dan mudah untuk diingat seperti drum, satasioner dan poros penggerak pengumpan dan yang lainnya adalah pelengkap untuk penutup chasis sehingga untuk ukurannya mudah di ingat. Ukuran-ukuran thresher bisa disesuaikan dengan keperluan pengguna.

d. Mengetahui cara pperancangan thresher secara umum
Merancang merupakan suatu kegiatan membuat desain sebuah alat yang akan kita kerjakan, proses perancangan tergolong sangat sulit karena membutuhkan pemikiran dan perhitungan akan rumus-rumus. Berbeda dengan langsung membuat thresher karena membuat theresher bisa sambil mencontek yang sudah ada tanpa perlu mendesain kemudian kita kerjakan ulang. Yang paling mahal dari perancangan adalah ide awal karena dalam membuat rancangan mesin baru ide awal kita atau inovasi kita akan dan harus dibayar mahal.




BAB IV. KESIMPULAN

Dari hasil praktek diatas dapat saya simpulkan bahwa; thresher adalah salah satu alat pasca panen yang sangat membantu sekali dalam masalah perontokan padi karena dapat menekan kehilangan, dapat mempertahankan kualitas dan dapat meningkatkan kinerja petani menjadi lebih efektif dan efisien.
Thresher sudah banyak digunkan akan tetapi masih kurang efektif karena antara gabah dan kotoran masih tercampur dan hasil cleningnyapun masih kurang bersih leh karena itu masih perlu dilakukan modifikasi untuk menhasilkan thresher yang sesuai dengan kebutuhan.


0 komentar:

 

Blogroll

Site Info

Text

HIDUP ADALAH TANTANGAN Copyright © 2009 WoodMag is Designed by Ipietoon for Free Blogger Template